BIJAK DALAM BERDAKWAH#7 Hak-Hak Yang Didakwahi
- BIJAK DALAM BERDAKWAH #1 – Muqaddimah
- BIJAK DALAM BERDAKWAH #2 – Kriteria Juru Dakwah
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#3 – Kriteria Juru Dakwah Bagian ke-2
- BIJAK DALAM BERDAKWAH #4 – Kriteria Juru Dakwah Bagian ke-3
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#5 Hak-Hak Orang Yang Kita Dakwahi
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#7 Hak-Hak Yang Didakwahi
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#6 Hak-Hak Yang Didakwahi
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#8 – Kewajiban Orang Yang Hijrah (1)
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#9 Kewajiban Orang yang Hijrah#2
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#10 *Mendakwahi Orang Islam#1*
Diterbitkan pertama kali pada: 10-Des-2020 @ 19:58
5 menit membacaBIJAK DALAM BERDAKWAH#7
Hak-Hak Yang Didakwahi
📖 (Syarah Kitab dari Syaikh Prof. Dr. Hamud bin Ahmad Ar Ruhaily).
👤Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah, MA
🗓️ 20 Rabi’ul Akhir 1442H
Setiap Muslim itu adalah Pendakwah dengan segala keterbatasan…
Rasulullah ﷺ menyatakan, “Sampaikan dari aku walaupun satu ayat, dan Yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.”
Profesi juru dakwah adalah profesi yang mulia.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًۭا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحًۭا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”
QS Fusshilat (41) Ayat 33
Hak-Hak orang yang didakwahi :
1. Hendaklah didatangi
2. Memilih metode atau cara yang paling sesuai dengan orang yang kita Dakwahi.
3. Kasih Sayang kepada yang didakwahi.
4. MEMAAFKAN orang yang didakwahi, dan berbuat baik kepada mereka.
➡️5️⃣ Tidak meremehkan orang, apapun kondisi orang tersebut.
Bisa jadi orang tersebut (yang tidak diperhatikan) akan memiliki peran yang besar dalam dakwah.
Kisah Abdullah bin Umi Maktum yang sudah Islam dan perlu ilmu dari Nabi ﷻ
Allah berfirman,
عَبَسَ وَتَوَلَّى (1) أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَى (2) وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى (3) أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى (4) أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَى (5) فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى (6) وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّى (7) وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَى (8) وَهُوَ يَخْشَى (9) فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّى (10)
كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ (11)
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa) atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (alasan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran). sedangkan ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,
Qs Abasa 1-11.
Maka setelah diturunkan kepada Rasulullah ﷺ ayat-ayat tersebut, beliau selalu menghormatinya dan selalu berbicara dengannya dan menanyakan kepadanya, “Apakah keperluanmu? Apakah engkau ingin sesuatu?” Dan apabila Ibnu Ummi maktum pergi darinya, beliau ﷺ bertanya, “Apakah engkau mempunyai sesuatu keperluan?”
Rasulullah ﷺ selalu semangat dan pantang menyerah saat berdakwah, termasuk menemui para jemaah haji di Mekkah dari berbagai penjuru.
Akhirnya Nabi ﷺ bertemu 6 orang Madinah yang sedang haji dan didatangi oleh Nabi ﷺ di tempat mereka. Nabi ﷺ dakwahi dan mereka tidak ingat di Madinah ada Yahudi yang menunggu Nabi yang akan datang.
Dan akhirnya mereka ber enam masuk Islam dan menymbunyikan Islamnya. Dan mereka kembali ke Madinah dan secara sembunyi-sembunyi menyebarkan agama Islam.
Mereka menjadi pembuka masa depan yang cerah di Madinah.
Jangan meremehkan orang yang bisa jadi sasaran dakwah…
Dikisahkan oleh Anas bin Malik;
أَنَّ غُلَامًا مِنَ اليَهُودِ كَانَ يَخدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ ، فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ ، فَقَعَدَ عِندَ رَأسِهِ ، فَقَالَ : أََسلِم . فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِندَ رَأسِهِ ، فَقَالَ لَه : أَطِع أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ . فَأَسلَمَ ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ : الحَمدُ لِلَّهِ الذِي أَنقَذَهُ مِنَ النَّارِ ) رواه البخاري، رقم 1356)
“Sesungguhnya, seorang anak Yahudi yang biasa melayani Nabi shallallahu alaihi wa sallam menderita sakit.
Lalu Nabi ﷺ membesuknya, kemudian dia duduk di sisi kepalanya. Lalu berkata, ‘Masuk Islamlah.” Sang anak memandangi bapaknya yang ada di sisi kepalanya. Maka sang bapak berkata kepadanya, “Taatilah Abal Qasim shallallahu alaihi wa sallam.” Maka anak tersebut masuk Islam. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluar seraya berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka.” (HR. Bukhari, no. 1356)
Abdullah bin Mas’ud, kerjaan gembala kambing nya Ugbah bin Abi Muid.
Siang itu sangat terik. Nampak dari kejauhan dua lelaki dewasa mendekati seorang anak penggembala yang sedang menggembala kambing. Dua lelaki itu tidak lain adalah Rasulullah ﷺ dan sahabat setianya Abu Bakar radhiyallahu anhu . Keduanya yang merasa sangat kehausan berkata pada si penggembala, “Wahai anak muda, tolong perahkan untuk kami susu kambing itu agar rasa haus dan keringnya kerongkongan segera hilang.” Anak muda yang bernama Abdullah bin Mas’ud tersebut menjawab, “Saya tidak bisa melakukannya. Kambing-kambing ini bukan milikku. Sedangkan saya dipercaya merawatnya.”
Rasulullah ﷺ lalu bersabda, “Tunjukkan padaku kambing yang belum keluar air susunya.” Abdullah bin Mas’ud atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Ummi Abdin pun menunjukkan seekor kambing yang masih kecil.
Rasulullah ﷺ lantas maju dan mengusap puting susu kambing tersebut dengan menyebut nama Allah. Tiba-tiba puting susu tersebut membesar dan penuh berisi air susu. Satu kejadian yang sangat mengagetkan Abdullah bin Mas’ud. Kemudian beliau bersama sahabatnya meminum susu tersebut , lalu Abdullah juga ikut meminumnya.
Setelah cukup puas, beliau ﷺ bersabda,”Kempeslah.” Maka puting susu kambing tersebut kembali mengempes seperti sedia kala.
Melihat kejadian yang menakjubkan tersebut, Abdullah bin Mas’ud tertarik untuk belajar kepada dua orang yang belum begitu dikenalnya. Ia berkata,”Ajarilah saya ilmu yang tadi anda katakan.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau adalah seorang anak muda yang akan diberi ilmu.”
Tak lama setelah peristiwa tersebut, Abdullah bin Mas’ud kemudian mengikrarkan keislamannya di hadapan Rasulullah ﷺ . Bahkan ia menawarkan diri untuk menjadi pembantu yang berkhidmat untuk kepentingan beliau ﷺ . Tawaran itupun diterima, dan sejak saat itu Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu hampir tidak pernah berpisah dengan kekasihnya Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ibnu Mas’ud belajar 70 surat dari Rasulullah ﷺ.
Betapa Rasulullah ﷺ tidak meremehkan dakwah kepada siapapun..
Kisah lain adalah Nabi ﷺ berdakwah kepada orang-orang badui, tanpa memandang rendah orang yang didakwahi.
➡️Ada kisah seorang Syaikh yang meninggal tahun 1388H. Belia sering buka sekolah di banyak kampung.
Di desa Ruqobah, tidak ada yang sekolah, dan Syaikh membuka sekolah di sana.
Ada anak bernama Thahir yang ijin kepada Bapak nya mau sekolah, dan tidak diijinkan.
Thahir tetap sekolah walaupun bayar kepada orang lain yang gembala kambing.
Bapaknya (kepala kabilah) tahu dan marah, dan mengumpulkan para wali murid dan minta anak mereka untuk tidak sekolah.
Akhirnya Thahir yang menemui Syaikh pemilik sekolah di kota. Dan akhirnya Syaikh kunjungi desa dan saat Maghrib, Syaikh meminta Abu Thahir jadi Imam. Selesai sholat Syaikh memuji suara bagus Abu Thahir dan memberi hadiah emas sebesar 1 poundsterling. Dan Syaikh angkat Abu Thahir sebagai pengawas sekolah.
Abu Thahir merasa bangga dan meminta warga dusun itu untuk sekolahkan anak mereka. Akhirnya sekolah jadi ramai kembali.
6️⃣ Tidak melecehkan orang yang didakwahi dengan menegur di depan banyak orang.
Harus punya hikmah yang banyak.
Cukup nasihat secara umum,tanpa perlu sebut nama.
Atau memberi nasihat secara sendiri-sendiri.
Jadi ada dua kebaikan, amar ma’ruf dan menjaga martabat (menutupi kesalahan) seseorang.
Bila sudah di nasihati baik-baik tidak bisa maka kita biarkan…
Allah berfirman,
{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (199) }
Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh
Qs Al A’raf :199.
Kadang itulah hikmahnya….kalau dicuekin malah jadi baik..
Semoga bermanfaat,
$$##-aa-##$$