TematikUstadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, Lc. MA

BIJAK DALAM BERDAKWAH#3 – Kriteria Juru Dakwah Bagian ke-2

Bagian ke 3 dari 14 dalam series Bijak dalam berdakwah

Diterbitkan pertama kali pada: 09-Okt-2020 @ 21:04

7 menit membaca

BIJAK DALAM BERDAKWAH#3 – Kriteria Juru Dakwah Bagian ke-2
(Syarah Kitab dari Syaikh Prof. Dr. Hamud bin Ahmad Ar Ruhaily).
Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah, MA
23 Shafar 1442H

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Nabi Muhammad ﷺ untuk mengajak manusia ke jalan yang benar.

Dai adalah Setiap Muslim yang berakal, baligh punya kewajiban untuk berdakwah baik yang berilmu atau awam.

Orang awam, berdakwah sesuatu yang setiap muslim wajib tahu, misalnya sholat.

Apa yang harus dimiliki seorang pendakwah?

Kita telah membahas 2 hal..
1. Berilmu
2. Ikhlas karena Allah.
3. Muttaba’a, ikuti Rasulullah ﷺ.

Selanjutnya.

4. Hikmah, penulis mengatakan Sesunguhnya hikmah adalah pilar yang paling penting di dalam tegaknya dakwah yang benar.

Hikmah itu….
– Menyempurnakan
– Meletakkan sesuatu di tempatnya

Nabi ﷺ dalam berdakwah dari awal sampai akhir selalu ada hikmah, dan bila ada salah maka Allah menegurnya. Seperti dalam surat Abasa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ ﴿١٢٥﴾

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
(QS. An-Nahl[16]: 125)

ٱدْعُ.

Adalah perintah langsung dari Allah kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk berdakwah.

Bukan termasuk hikmah bila terburu-buru ingin dapat hasil, semuanya perlu proses.

فَلْيُقَٰتِلْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يَشْرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا بِٱلْأَاخِرَةِۚ وَمَن يُقَٰتِلْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿٧٤﴾

Karena itu, hendaklah orang-orang yang menjual kehidupan dunia untuk (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah. Dan barangsiapa berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka akan Kami berikan pahala yang besar kepadanya. (QS. An-Nisa'[4]: 74)

Nabi shallallahu alaihi wasallam menjelaskan kepada para shahabat yang meminta Nabi untuk meminta hasil dakwah segera dengan menjelaskan bagaimana orang-orang terdahulu berdakwah dengan sabar dengan segala tantangan.

Kita juga tahu bahwa Allah menurunkan agama ini secara pelan-pelan, misalnya tentang turunnya larangan minum khamr..

Dakwah itu berdiri di atas 4 tingkatan

1. Hikmah
2. Pelajaran yang baik, motivasi2 dan ancaman
3. Dialog dengan cara yang paling baik, karena dalam dialog biasanya emosi naik dan dalam keadaan emosi susah sampaikan hujjah.
4. Memberi hukuman pada orang-orang yang dhalim.

Nabi shallallahu alaihi wasallam sangat bijak dalam menyikapi setiap orang.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata: Ketika kami berada di dalam masjid bersama Rasulullah, tiba-tiba datang seorang badui. Lalu, ia (badui itu, Red.) kencing di dalam masjid. Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berseru: “Tahan! Tahan!” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Janganlah kalian ganggu. Biarkanlah dia,” maka para sahabat membiarkannya sampai ia selesai kencing.

Selanjutnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilnya seraya berkata:

إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلاَ الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ الهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ

Sesungguhnya masjid-masjid ini tidak
pantas dikenai sesuatu dari air kencing dan kotoran. Ia (dibangun) untuk dzikrullah, sholat dan membaca al Qur`an . . . HR Bukhari dan Muslim.

Artinya menyikapi orang bodoh berbeda dengan orang yang memang berniat buruk..

Setelahnya badui meminta Allah untuk merahmati dia dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saja. Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun menegur nya, bahwa dia telah menyempitkan yang luas.

Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami Radhiyallahu anhu mengatakan :

صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَطَسَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ ، فَقُلْتُ : يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَرَمَانِي الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ ، قَالَ : فَقُلْتُ : وَاثَكْلَ أُمَّاهُ مَا لَكُمْ تَنْظُرُونَ إليَّ فِي الصَّلاةِ فَضَرَبُوا بِأَيْدِيهِمْ عَلَى أَفْخَاذِهِمْ ، فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ يُصَمِّتُونَنِي لَكِنِّي سَكَتُّ ، فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَانِي فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي مَا رَأَيْتُ مُعَلِّمًا أَحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ ، مَا سَبَّنِي ، وَلا نَهَرَنِي ، وَلا شَتَمَنِي ، قَالَ : إِنَّ هَذِهِ الصَّلاةَ لا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلامِ النَّاسِ ، إِنَّمَا هُوَ التَّكْبِيرُ وَالتَّسْبِيحُ ، وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ وَالتَّحْمِيْدِ

Saya shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ada seseorang yang bersin, maka saya mengatakan ‘Yarhamukallâh’. Orang-orangpun memandang ke saya. Saya mengatakan, ‘Aduh, mengapa kalian memandang ke saya ?’ Merekapun memukulkan tangan mereka ke paha, maka saya paham bahwa mereka ingin saya diam, dan sayapun diam. Setelah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil saya.

Sungguh, –ayah ibu saya adalah tebusan beliau- saya tidak pernah melihat guru yang lebih baik dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengajar. Beliau tidak mengumpat, tidak memaki atau tidak membentak. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Dalam shalat ini tidak boleh ada perbincangan manusia. Shalat adalah takbîr, tasbîh, membaca al-Qur`ân dan tahmîd’.” [HR. Muslim, no. 537]

5. Tabah , lebah lembut, pengasih

Karena dakwah itu tujuannya untuk merubah seseorang bukan hanya sampaikan.

Akhlak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu lembut,
Hukum asal dakwah adalah lemah lembut.

Allah berfirman,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ ﴿١٥٩﴾

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.

Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.

Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS. Ali ‘Imran[3]: 159)

Allah sebutkan nikmat pada Nabi shallallahu alaihi wasallam yaitu lembut.
Kita bisa lembut, baik ikut semua dari Allah. Nabi pernah keras, bila diperlukan.

Allah perintahkan untuk memaafkan.
Pendakwah tidak boleh punya sifat dendam.
Seperti saat Nabi shallallahu alaihi wasallam berdakwah ke Thaif.

Penduduk Thaif menolak Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mencemoohnya, bahkan mereka memperlakuan secara buruk terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Namun Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memaafkan dan mendoakan kebaikan bagi mereka.

Penduduk Thaif menolak Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mencemoohnya, bahkan mereka memperlakuan secara buruk terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Kenyataan ini sangat menggoreskan kesedihan dalam hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Maka beliaupun kembali ke Mekkah dalam keadaan sangat sedih, merasa sempit dan susah.

Allah berfirman,

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌۭ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌۭ رَّحِيمٌۭ

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Surat At-Taubah (9) Ayat 128

Bagaimana dakwah kepada Firaun yang sangat melampaui batas. Dan Allah perintahkan kepada Nabi Musa dan Harun untuk lemah lembut..

 اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (44) }

Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut Qs Thaha 43-44.

Dakwah itu harus optimis.

Ibnu Katsir mengatakan, Firaun dalam puncak kebiadaban dan Musa sebagai orang terbaik saat itu diperintahkan untuk lemah lembut kepada Firaun.

Nabi shallallahu alaihi wasallam berharap Umar (sebelum masuk Islam) atau Abu Jahl untuk ikuti agama Islam dan akhirnya Umar masuk Islam.

Begitu juga kisah lembut nya Nabi Ibrahim kepada ayahnya yang musyrik.

Lembut, bisa jadi orang yang didakwahi tidak menurut namun bisa jadi orang yang sekitarnya yang akan ikut.

Pilih kata-kata yang bisa membuka hati dalam berdakwah.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda.

إِنَّالرِّفْقَ لاَيَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَ عُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ “

Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak buruk” HR Muslim.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda.

مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ “

Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan”. HR Muslim.

Orang yang berdakwah dengan keras hendaklah introspeksi diri, lihat ayat-ayat Allah dan As Sunnah… Dan Faidah-Faidah dari para ulama.

Sifat keras boleh namun harus dibalut dalam kelembutan. Allah tidak merubah Umar bin Khaththab menjadi Abu Bakar.

Selanjutnya adalah kesabaran…

Tanya Jawab :

1. Bila suami tidak mau beribadah bolehkah istri minta cerai?

Jawaban. Sebaiknya istri mencoba berdakwah kepada suami dengan hikmah. Tidak perlu menyebutkan hukum (fiqih), namun menyebutkan kebesaran2 Allah..

Bila tidak berhasil maka istri boleh meminta cerai.

2. Adik laki-laki sudah disuruh beribadah dan kebanyakan main game.
Jawaban = panjatkan doa dan ajak adik untuk berdiskusi dan memanfaatkan hp untuk sesuatu yang lebih bermanfaat..

3. Istri terlalu sibuk dengan jualan online dan minta cerai padahal suami punya penghasilan yang lebih dari cukup.

Jawab. suami istri duduk bersama dan berbicara tujuan bersama. Dan ingatkan tujuan akhir adalah kematian.
Jualan online tetap boleh, tapi batasi waktunya..
Saling introspeksi dan berdoa kepada Allah untuk membuka pintu hati istri.

4. Bagaimana dakwahi Ibu yang belum paham sunnah dan belum bisa baca Al Qur’an?
Jawab : tidak perlu memaksa Ibu bisa baca Al Qur’an.. Tapi berusaha memahamkan Syahadatain… Upayakan keimanan dulu.
Dengan sering memuji Ibu dengan kebaikan.
Adapun baca Al Qur’an nanti bila keimanan (Aqidah) sudah bagus.
Bisa dimulai dengan sama-sama membaca Al-Qur’an, ibu dengerin dulu.

5. Bagaimana kiat istiqomah dicaci/dicela setelah hijrah?
jawaban : – Sabar , tahan diri. Yang kita hadapi tidak lebih berat dari yang dihadapi para Nabi dan para sahabat. kita jadikan cacian tersebut sebagai pahala, bila ada kritikan – maka kritikan yang positif kita ambil, kita perbaiki diri mungkin tidak ucap salam, kurang bergaul dst.

ada nasihat bagus – bila ada orang lempari batu – maka kumpulkan batu untuk membuat bangunan kesuksesan,
jangan membantah mereka – cacian makian – ucapkan Hasbunallah wani’mal wakil… cari kawan2 yang sama2 berjuang di jalan Allah.

Semoga bermanfaat.

##$$-aa-$$##

Navigasi Series<< BIJAK DALAM BERDAKWAH #2 – Kriteria Juru DakwahBIJAK DALAM BERDAKWAH #4 – Kriteria Juru Dakwah Bagian ke-3 >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin Umroh Nyaman Sesuai Tuntunan Rasulullah?