BIJAK DALAM BERDAKWAH#5 Hak-Hak Orang Yang Kita Dakwahi
- BIJAK DALAM BERDAKWAH #1 – Muqaddimah
- BIJAK DALAM BERDAKWAH #2 – Kriteria Juru Dakwah
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#3 – Kriteria Juru Dakwah Bagian ke-2
- BIJAK DALAM BERDAKWAH #4 – Kriteria Juru Dakwah Bagian ke-3
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#6 Hak-Hak Yang Didakwahi
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#5 Hak-Hak Orang Yang Kita Dakwahi
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#7 Hak-Hak Yang Didakwahi
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#8 – Kewajiban Orang Yang Hijrah (1)
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#9 Kewajiban Orang yang Hijrah#2
- BIJAK DALAM BERDAKWAH#10 *Mendakwahi Orang Islam#1*
Diterbitkan pertama kali pada: 13-Nov-2020 @ 20:49
5 menit membacaBIJAK DALAM BERDAKWAH#5
Hak-Hak Orang Yang Kita Dakwahi
📖 (Syarah Kitab dari Syaikh Prof. Dr. Hamud bin Ahmad Ar Ruhaily).
👤Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah, MA
🗓️ 29 Rabi’ul Awal 1442H
Kalau kita berdakwah tanpa memerhatikan hak-hak orang yang kita dakwahi bisa jadi kita dizalimi mereka.
Kondisi Al Mad’u (target dakwah) : manusia
Yang berakal yang memang diseru dakwah Islam ini, baik laki-laki maupun perempuan, semua jenis (semua manusia).
Seorang da’i harus atur strategi agar target dakwah dapat menerima dakwahnya.
Dakwah itu bukan hanya untuk orang Arab saja, karena saat Rasulullah ﷺ dakwah di Mekkah, yang menerima bukan orang Arab saja.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِ ٱلنَّبِىِّ ٱلْأُمِّىِّ ٱلَّذِى يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَكَلِمَٰتِهِۦ وَٱتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.”
QS. Al-A’raf : 158
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, tanpa kecuali.
Rasulullah ﷺ kirim surat ke para raja yang bukan Arab : Romawi, Mesir, Persia..
Allah mengatakan,
وَٱتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Ikutilah dia
Selanjutnya, Allah berfirman..
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا كَآفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. QS. Saba’ : 28
Dan Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa agama ini akan sampai di negeri yang ada siang dan malam.
Jadi Islam memang bukan hanya untuk orang Arab.
Ketika haji Wada’, berkumpul lebih 70 ribu sahabat. Rasulullah ﷺ, bersabda, ”
Ayah kalian adalah satu, yaitu Adam. Semua kalian berasal dari Adam, dan Adam dari tanah. Yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa kepada Allah.
Tidak ada kelebihan orang Arab dari orang ajam (non-Arab), selain dengan ketakwaan.”
Biasanya setiap Nabi diutus untuk kaum nya tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah untuk seluruh manusia.
Dakwah itu bukan hanya untuk orang Islam, Mu’adz bin Jabal diutus ke Yaman, berdakwah kepada ahli kitab.
Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengutus Mu’adz Radhiyallahu anhu ke Yaman Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكَ سَتَأْتِيْ قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَىْهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ– وَفِيْ رِوَايَةٍ – : إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ – فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَـمْسَ صَلَوَاتٍ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْـمَظْلُوْمِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ.
Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), maka hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa anna Muhammadar Rasûlullâh -dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allâh.’- Jika mereka telah mentaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh Azza wa Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir. Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dari harta terbaik mereka, dan lindungilah dirimu dari do’a orang yang teraniaya karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara do’anya dan Allâh.”
Banyak orang-orang Yahudi saat itu masuk Islam.
Ada 3 kondisi target dakwah.
✔️ 1. Ada yang semangat berbuat kebaikan, tapi ilmunya belum cukup.
Untuk ini cukup dikasih tahu kepada kebaikan. Mereka mudah sami’naa wa atho’naa..
Kisah Badui Arab yang kencingi masjid Nabawi, dibiarkan oleh Rasulullah ﷺ, sampai selesai dan dikasih tahu oleh Rasulullah ﷺ dan badui tersebut menerima kebaikan.
Juga, saat ada orang bersin saat shalat Jama’ah.. Sempat ada sedikit sahabat yang berbicara (karena ketidaktahuan), dan selesai shalat, Rasulullah ﷺ memberi tahu yang benar. Dan dia menerima nasihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan memuji sebagai guru yang terbaik.
✔️2. Kondisi futur, Iman lagi turun, malas berbuat kebaikan. Yang ini perlu dikasih tahu dan dikasih motivasi.
Misalnya Perlu diceritakan nasihat kematian..
✔️3. Berpaling dari kebaikan, suka berdebat.
Solusi : perlu di ajak diskusi dengan cara yang lebih baik.
Allah berfirman,
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
QS. An-Nahl : 125
Dakwah harus dengan hikmah, seperti hikmah dalam 3 kondisi ini.
Hidayah dari Allah, tugas kita sampaikan dengan cara yang baik.
“Hak-hak objek dakwah.*
✅1. Dia didatangi dan di seru dimanapun dia berada.
Sehingga juru dakwah perlu pergi ke tempat orang berkumpul..
Rasulullah ﷺ mendatangi objek dakwah : majelis Quraisy, kabilah2, jamaah haji yang datang, pergi ke Thaif..
Orang-orang yang terkena musibah, mereka butuh bantuan dan asupan rohani.
Beda antara guru dan juru dakwah.
Guru itu didatangi.
Juru Dakwah harus mendatangi….
Alhamdulilah sekarang banyak pesantren yang paham hak ini dan mereka kirim juru dakwah ke pelosok negeri..
Mendatangi target dakwah ini punya resiko.
Akhir masa dakwah Rasulullah ﷺ di Mekah beliau ﷺ bersemangat mendatangi para jamaah haji, walaupun diganggu oleh Abu Lahab. Beliau ﷺ tidak peduli, dan tetap berdakwah. Hidayah tetap hanya dari Allah.
Teman-teman dai yang ke pelosok negeri ini ada yang terdzalimi (dihadang, dibunuh dll)
✅2. Memilih metode yang paling cocok dan sesuai untuk orang yang didakwahi
Ada yang dikasih contoh, ada yang ajari ilmu tertentu yang bermanfaat (misal nya pertanian).
Misalnya, juru dakwah sebelum ke pelosok dibekali ilmu tani.
Ada juga yang perlu dikasih fulus.
Ketika Fathul Mekkah tahun 8H, sebelummya ada kisah hitam.
Penyeru utusan Rasulullah ﷺ menyeru :
1. Masuk rumah Abu Sufyan aman (hormati Abu Sufyan sebagai pemimpin)
2. Masuk Masjidil Haram aman
3. Menutup pintu rumah aman..
Fungsi sebut rumah Abu Sufyan adalah untuk hormati Abu Sufyan.
Rasulullah ﷺ pernah memberi uang kepada target dakwah, ini adalah hikmah.
Dan ini perlu dijelaskan untuk klarifikasi.
Yang dikasih harta dengan maksud agar mereka merasa diobati, karena jiwanya miskin/sakit.
Yang tidak dikasih lebih Rasulullah ﷺ cintai karena mereka qonaah.
Kita harus mempelajari setiap objek dakwah, misalnya dipuji.
Orang yang suka motor diajak touring.
Orang yang suka makan diajak kuliner.
Orang terhormat perlu disebut kedudukannya atau namanya.
Dari-dai juga perlu ditata, tidak semua dai cocok untuk semua daerah atau kaum.
Tidak harus Ustadz untuk bisa dakwah, karena ada hadits Sampaikan walaupun hanya satu ayat.
Sebelum mengingkari hal yang bertentangan dengan sunnah, kita harus kenalkan sunnah dulu sedikit demi sedikit,sambil didoakan.
Insya Allah disambung..
##$$-aa-$$##