Diterbitkan pertama kali pada: 04-Agu-2020 @ 17:00

5 menit membaca

Syarah Kitab Tauhid : BAB #66
Ustadz Dr Firanda Andirja, Lc MA
17 Syawal 1441 H

*KEAGUNGAN DAN KEKUASAAN ALLAH *

Firman Allah :

وما قدروا الله حق قدره والأرض جميعا قبضته يوم القيامة والسموات مطويات بيمينه سبحانه وتعالى عما يشركون

“Dan mereka (orang-orang musyrik) tidak mengagung-agungkan Allah dengan pengagungan sebagaimana mestinya , padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya pada hari kiamat, dan semua langit digulung dengan tangan kananNya. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari segala perbuatan syirik mereka.” (QS. Az zumar 67).

Ayat lain yang serupa,

Surat Al-Hajj (22) Ayat 74

مَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Juga,
Surat Al-An’am (6) Ayat 91

وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ إِذْ قَالُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٍۢ مِّن شَىْءٍۢ ۗ قُلْ مَنْ أَنزَلَ ٱلْكِتَـٰبَ ٱلَّذِى جَآءَ بِهِۦ مُوسَىٰ نُورًۭا وَهُدًۭى لِّلنَّاسِ ۖ تَجْعَلُونَهُۥ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًۭا ۖ وَعُلِّمْتُم مَّا لَمْ تَعْلَمُوٓا۟ أَنتُمْ وَلَآ ءَابَآؤُكُمْ ۖ قُلِ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِى خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ
Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.

Dalil yang dibawakan penulis,

Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu berkata : “Salah seorang pendeta yahudi datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam seraya berkata :

يا محمد، إنا نجد أن الله يجعل السموات على إصبع، والأرضين على إصبع، والشجر على إصبع، والماء على إصبع، والثرى على إصبع، وسائر الخلق على إصبع، فيقول :” أنا الملك، فضحك النبي حتى بدت نواجذه تصديقا لقول الحبر، ثم قرأ :

“Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati (dalam kitab suci kami) bahwa Allah akan meletakkan langit diatas satu jari, pohon-pohon diatas satu jari, air diatas satu jari, tanah diatas satu jari, dan seluruh makhluk diatas satu jari, kemudian Allah berfirman : “Akulah Penguasa (raja)”, maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam tertawa sampai nampak gigi seri beliau, karena membenarkan ucapan pendeta yahudi itu, kemudian beliau membacakan firman Allah :

وما قدروا الله حق قدره والأرض جميعا قبضته يوم القيامة

“Dan mereka (orang-orang musyrik) tidak mengagung-agungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya, padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya pada hari kiamat.” (QS. Az zumar 67).

Dan dalam riwayat Imam Muslim terdapat tambahan :

والجبال والشجر على أصبع، ثم يهزهن فيقول : أنا الملك، أنا الله

“ … gunung-gunung dan pohon-pohon diatas satu jari, kemudian digoncangkannya seraya berfirman : “Akulah penguasa (Sang Raja) , Akulah Allah.”

dan dalam riwayat Imam Bukhori dikatakan :

يجعل السموات على إصبع، والماء والثرى على إصبع، وسائر الخلق على إصبع. أخرجاه

“… Allah letakkan semua langit diatas satu jari, air serta tanah diatas satu jari, dan seluruh makhluk diatas satu jari.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadits ini tidak diragukan keshohihanya.
Menjelaskan sifat-sifat Allah, Allah tidak sama dengan segala sesuatu.

Allah punya jari, tapi kita tidak tahu jari Allah seperti apa.

Semua makhluk Allah sangat kecil dalam genggaman Allah.
Alam semesta Allah atur dengan sangat teratur.

Ahlu bidah, tidak memahami demikian, tetapi mentakwil, Nabi Tertawa ditakwil dengan menyalahkan Yahudi…

1. Kalau itu salah, tentu Nabi shallallahu alaihi wasallam marah.
2. Ibnu Mas’ud membenarkan, dengan tertawa. (Ahlu bidah salah paham, padahal siapa yang lebih paham maksud dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam?)
3. Nabi justru menyebutkan firman Allah yang memperkuat perkataan Yahudi.
4. Kalau itu salah, tentu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam akan membenarkan.

Yang datang dari Taurat, tidak dibenarkan dan tidak disalahkan, kecuali bila ada dalam Al Qur’an dan As Sunnah.

Semua Agama meyakini Allah di atas, dan ini sesuai dengan fitrah manusia.

Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

يطوي الله السموات يوم القيامة ثم يأخذهن بيده اليمنى، ثم يقول : أنا الملك، أين الجبارون ؟ أين المتكبرون ؟, ثم يطوي الأرضين السبع، ثم يأخذهن بشماله، ثم يقول : أنا الملك، أين الجبارون ؟ أين المتكبرون ؟

“Allah akan menggulung seluruh lapisan langit pada hari kiamat, lalu diambil dengan tangan kanan-Nya, dan berfirman : “Aku adalah Raja , mana orang-orang yang berlaku lalim ? mana orang-orang yang sombong ?, kemudian Allah melipst ketujuh lapis bumi, lalu diambil dengan tangan kiriNya dan berfirman : “Aku lah Sang Raja, mana orang-orang yang berlaku lalim ?, mana orang-orang yang sombong ?”.

Dalam hadits ini, Allah punya sifat, Tangan Kanan. Dalam riwayat lain, kedua tangan Allah adalah Kanan (Shohih)

Dalam sebuah hadits disebutkan orang yang sombong dijadikan sangat kecil seperti semut dan dihinakan.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata :

ما السموات السبع والأرضون السبع في كف الرحمن إلا كخردلة في يد أحدكم

“Tidaklah langit tujuh dan bumi tujuh di Telapak Tangan Allah Ar Rahman, kecuali bagaikan sebutir biji sawi diletakkan di telapak tangan seseorang diantara kalian”.

Ini menjelaskan betapa kecilnya makhluk Allah yang besar dibandingkan dengan Tangan Allah.

Ibnu Jarir berkata : “Yunus meriwayatkan kepadaku dari Ibnu Wahb, dari Ibnu Zaid, dari bapaknya (Zaid bin Aslam), ia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

ما السموات السبع في الكرسي إلا كدراهم سبعة ألقيت في ترس

“Ketujuh langit berada di Kursi, tiada lain hanyalah bagaikan tujuh keping dirham yang diletakkan di atas perisai ”.

Riwayat ini Mursal, tapi maknanya benar.

kemudian Ibnu Jarir berkata : “Dan Abu Dzar Radhiallahu’anhu berkata : “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

ما الكرسي في العرش إلا كحلقة من حديد ألقيت بين ظهري فلاة من الأرض

“Kursi yang berada di Arsy tiada lain hanyalah bagaikan sebuah gelang besi yang dibuang ditengah-tengah padang pasir ”.

Kursi Allah meliputi langit dan bumi.

{وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ}

Kursi Allah meliputi langit dan bumi. (Al-Baqarah: 255)

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu bahwa ia berkata :

بين السماء الدنيا والتي تليها خمسمائة عام، وبين كل سماء وسماء خمسمائة عام، وبين السماء السابعة والكرسي خمسمائة عام، وبين الكرسي والماء خمسمائة عام، والعرش فوق الماء، والله فوق العرش، لا يخفى عليه شيء من أعمالكم

“Antara langit yang paling bawah dengan yang berikutnya jaraknya 500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara langit yang ke tujuh dan Kursi jaraknya 500 tahun, antara Kursi dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang Arsy itu berada di atas samudera air itu, dan Allah Subhanahu wata’ala berada di atas Arsy, tidak tersembunyi bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kalian.” (HR. Ibnu Mahdi dari Hamad bin Salamah, dari Aisyah, dari Zarr, dari Abdullah bin Mas’ud)

Atsar ini diriwayatkan dari berbagai macam jalan (jalur sanad), demikian yang dikatakan oleh imam Ad Dzahabi.

Al Abbas bin Abdul Mutholib Radhiallahu’anhu berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

هل تدرون كم بين السماء والأرض ؟ “، قلنا : الله ورسوله أعلم, قال : “بينهما مسيرة حمسمائة سنة، ومن كل سماء إلى سماء مسيرة خمسمائة سنة، وكثف كل سماء مسيرة خمسمائة سنة، وبين السماء السابعة والعرش بحر بين أسفله وأعلاه كما بين السماء والأرض، والله فوق ذلك، وليس يخفى عليه شيء من أعمال بني آدم ” أخرجه أبو دود وغيره.

“Tahukah kalian berapa jarak antara langit dan bumi ? ”, kami menjawab : “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui”, beliau bersabda : “Antara langit dan bumi itu jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara langit yang satu dengan yang lain jaraknya perjalanan 500 tahun, sedangkan tebalnya setiap langit adalah perjalanan 500 tahun, antara langit yang ketujuh dengan Arsy ada samudera, dan antara dasar samudera dengan permukaanya seperti jarak antara langit dengan bumi, dan Allah Subhanahu wata’ala di atas itu semua, dan tiada yang tersembunyi bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam” (HR. Abu Daud dan ahli hadits yang lain).

Perjalanan itu ukuran dengan kendaraan yang cepat.

Allah Al Bathin, mengetahui segala sesuatu meskipun tersembunyi.

Tatkala tahu kebesaran Allah, maka sungguh dzalim orang yang berbuat kesyirikan.

{إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}

sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13)

Wasiat Ustadz, kita harus selalu belajar tauhid dan butuh penerapan..

Kita harus punya ghirah dalam penerapan tauhid dan ingatkan orang yang masih terjatuh dalam kesyirikan.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menulis kitab ini adalah karena kebutuhan, banyak orang yang jatuh dalam kesyirikan…

Buah dari tauhid adalah nikmat keamanan..

##$$-aa-$$##

Bagikan Catatan:

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin Umroh Nyaman Sesuai Tuntunan Rasulullah?