ALKABAIR – HATI DAN LISAN#19
- ALKABAIR-#01 – MUQADIMAH
- ALKABAIR-#02 – Dosa terbesar
- ALKABAIR-3
- Alkabair-4
- Alkabair-5 (Riya’ dan Sum’ah)
- ALKABAIR – HATI DAN LISAN#19
- Alkabair-6 – GEMBIRA YANG TERLAKNAT
- Alkabair-7 : PUTUS ASA DARI RAHMAT Allah Dan Merasa Aman dari Adzab Allah
- Alkabair-8 :BAB PENYEBUTAN Buruk Sangka terhadap Allah
- Alkabair-9 :BAB PENYEBUTAN keinginan bertindak sewenang-wenang dan berbuat kerusakan
🗞️ *ALKABAIR – HATI DAN LISAN#19*
✒️ Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
🎤 Ustadz Dr Firanda Andirja Lc MA
🗓️ 20 Rajab 1446H/19 Januari 2025
Ba’da Maghrib
➡️ *PENYAKIT HATI DAN MATINYA HATI*
Al Qalbu dalam bahasa arab artinya jantung. Jantung secara fisik bisa sakit dan bisa juga mati.
Kalau sakit secara fisik maka diobati dengan cara medis.
Secara rohani atau maknawi kalau hati sakit obatnya adalah ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
🔹Penyakit hati ada dua model terkait sebab.
1. Syahwat, ini menjadikan orang terjerumus dalam maksiat dan suka maksiat.
2. Syubhat terkait ilmu, pengaruh terhadap aqidah. Kalau ragu bisa kufur, ragu terhadap Islam.
Dua penyakit ini lagi gencar dengan adanya media.
Penyakit hati ini bila berlebihan akan timbulkan penyakit.
🔹 Syahwat – bisa kufur. Dosa bisa antar kepada kekufuran.
Orang yang suka syahwat, ingin bebas, tidak mau dihalangi oleh syariat jadinya kufur. Seperti seseorang yang mengarang buku dengan judul – Hadzihi hiya Al Aghlal – syariat hanyalah belenggu – (dulunya punya ilmu dan akhirnya kufur).
Diantara sebab ateis adalah syahwat yang berlebihan.
🔹Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ ۙ فَزَا دَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا ۚ وَلَهُمْ عَذَا بٌ اَلِيْمٌ ۙ بِۢمَا كَا نُوْا يَكْذِبُوْنَ
“Dalam hati mereka (munafik) ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 10)
Ini penyakit syubhat. Seperti firman Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَنُقَلِّبُ اَفْــئِدَتَهُمْ وَاَ بْصَا رَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖۤ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَا نِهِمْ يَعْمَهُوْنَ
“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan.”
(QS. Al-An’am 6: Ayat 110)
Dalam ayat yang lain,
فَلَمَّا زَا غُوْۤا اَزَا غَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْ
“Maka ketika mereka menyimpang (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka.”
(QS. As-Saff 61: Ayat 5)
Maksiat akan panggil teman-teman yang lain.
Begitu juga kebaikan akan panggil teman-teman.
وَٱلَّذِينَ ٱهْتَدَوْا۟ زَادَهُمْ هُدًۭى وَءَاتَىٰهُمْ تَقْوَىٰهُمْ
Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk/hidayah , Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaan nya. QS Surat Muhammad (47) Ayat 17.
✅ Adapun yang syahwat.
🔹Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَئِنْ لَّمْ يَنْتَهِ الْمُنٰفِقُوْنَ وَ الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ وَّا لْمُرْجِفُوْنَ فِى الْمَدِيْنَةِ لَـنُغْرِيَـنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لَا يُجَاوِرُوْنَكَ فِيْهَاۤ اِلَّا قَلِيْلًا
“Sungguh, jika orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya, dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah tidak berhenti (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan engkau (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak lagi menjadi tetanggamu (di Madinah) kecuali sebentar,”
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 60)
Ahli tafsir – penyakit ini tentang zina (penyakit nya dari tukang zina atau suka zina).
Karena Ayat sebelumnya tentang jilbab.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَا جِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَا بِيْبِهِنَّ ۗ ذٰلِكَ اَدْنٰۤى اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 59)
Artinya – jilbab itu ciri-ciri orang yang baik. Sehingga tidak diganggu.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَلَا تَخْضَعْنَ بِا لْقَوْلِ فَيَـطْمَعَ الَّذِيْ فِيْ قَلْبِهٖ مَرَضٌ وَّقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا
“Maka janganlah kamu tunduk (melemah-lembutkan suara) (/suara mendayu-dayu) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit (syahwat) dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.”
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 32)
Syetan tidak peduli dengan penyakit syahwat atau syubhat.
Selamat dari syubhat belum tentu selamat dari syahwat.
Selamat dari syahwat belum selamat dari syujahyy.
Bisa jadi jatuh pada kedua penyakit.
Sedang kan وَّا لْمُرْجِفُوْنَ adalah mereka suka buat kegelisahan. Bikin isu, musuh akan datang.
Dan mereka terlaknat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
مَلْـعُوْنِيْنَ
“dalam keadaan terlaknat.”
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 61)
Jadi banyak ayat yang sebutkan penyakit hati baik syubhat maupun syahwat.
🔹Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ مِنْهَا، وَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ فَذَلِكُمُ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي كِتَابِهِ: كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan dosa, maka akan terjadi noktah hitam (noktah – noda sedikit) di dalam hatinya.
Jika ia bertaubat dan melepaskan dosa tersebut serta beristighfar, maka hatinya akan dibersihkan. Namun, jika ia menambah dosanya, maka bintik hitam tersebut pun akan bertambah hingga menutupi hatinya.
Maka itulah yang dimaksud dengan raan (yang menutupi hati) yang disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya, ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.’ [Al-Muthaffifin/83: 14].”
Ini dalil bahwa penyakit hati itu pelan-pelan.
Nasihat nya bila berbuat Dosa maka harus segera taubat. Usahakan Dengan sholat taubat dua rakaat. Jangan tunda taubat. Kalau terlambat, hati hitam dan susah taubat.
Al-A’masy berkata : Mujahid (murid Ibnu Abbas) memperlihatkan kepada kita dengan tangannya. Dia berkata, “Dulu mereka berpandangan bahwa hati itu seperti telapak tangan ini. Jika seorang hamba berbuat dosa, dilipatkan darinya jari Kelingkingnya demikian ini. Jika ia berbuat dosa, dilipatkan jarinya yang lain demikian ini, sehingga dilipatkan semua jarinya.” kemudian dia berkata :” ditutupkan pada hati itu dengan satu penutup.
Dan mereka dulu berpandangan bahwa itulah (الران) tutupan. (Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Abu Kuraib dari Waki’ dari Al-A’Masy dengan semisalnya.)
Dan dari Mijahid juga berkata : “(الران) lebih ringan dari (الطبْع) dan (الطبْع) lebih ringan dari (الأقفال) – kunci / gembok.
🔸Jadi urutannya adalah noktah – raan – tub’a – ighfaal.
🔹Dari Abu Sa’id radhiyallahu anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
الْقُلُوبُ أَرْبَعَةٌ قَلْبٌ أَجْرَدُ فِيهِ مِثْلُ السِّرَاجِ يُزْهِرُ وَقَلْبٌ أَغْلَفُ مَرْبُوطٌ عَلَى غِلَافِهِ وَقَلْبٌ مَنْكُوسٌ وَقَلْبٌ مُصْفَحٌ فَأَمَّا الْقَلْبُ الْأَجْرَدُ فَقَلْبُ الْمُؤْمِنِ سِرَاجُهُ فِيهِ نُورُهُ وَأَمَّا الْقَلْبُ الْأَغْلَفُ فَقَلْبُ الْكَافِرِ وَأَمَّا الْقَلْبُ الْمَنْكُوسُ فَقَلْبُ الْمُنَافِقِ عَرَفَ ثُمَّ أَنْكَرَ وَأَمَّا الْقَلْبُ الْمُصْفَحُ فَقَلْبٌ فِيهِ إِيمَانٌ وَنِفَاقٌ فَمَثَلُ الْإِيمَانِ فِيهِ كَمَثَلِ الْبَقْلَةِ يَمُدُّهَا الْمَاءُ الطَّيِّبُ وَمَثَلُ النِّفَاقِ فِيهِ كَمَثَلِ الْقُرْحَةِ يَمُدُّهَا الْقَيْحُ وَالدَّمُ فَأَيُّ الْمَدَّتَيْنِ غَلَبَتْ عَلَى الْأُخْرَى غَلَبَتْ عَلَيْهِ
“Hati itu ada empat macam; hati yang bersih ia seperti lampu yang menerangi, hati yang tertutup ia terikat dengan tutupnya, hati yang sakit dan hati yang terbalik.
Adapun hati yang bersih adalah hatinya orang beriman, ia seperti lentera yang bercahaya,
sedangkan hati yang tertutup adalah hatinya orang kafir, hati yang sakit adalah hati orang munafik, ia mengetahui yang baik namun ia mengingkari,
dan hati yang terbalik adalah hati yang di dalamnya ada iman dan nifak, contoh keimanan di situ adalah seperti tanah yang dapat memberikan air yang bersih, sedangkan nifak adalah seperti bisul, di dalamnya hanya nanah dan darah, maka di antara keduanya yang paling kuat ia akan mendominasi lainnya.”
اللَّهُ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca…
Qs Al Ahzab : 35.
Adapun hati yang tertutupi adalah hati orang kafir.
وَقَالُوا۟ قُلُوبُنَا غُلْفٌۢ ۚ بَل لَّعَنَهُمُ ٱللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًۭا مَّا يُؤْمِنُونَ
Dan mereka berkata: “Hati kami tertutup”.
Surat Al-Baqarah (2) Ayat 88
Ada dua tafsir.
1. Sudahlah gak usah ceramah. Gak bakalan masuk.
2. Kami seperti buku, sudah penuh ilmu.
Hati terbalik ada sifat munafik.
✅ Nifak ada dua.
1. Nifak ashghar – kecil – terkait amalan.
Nabi ﷺ bersabda, (munafik amalan)
ربعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقاً ، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ فِيْهِ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفاقِ حَتَّى يَدَعَهَا :
مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ
“Ada empat tanda barangsiapa yang tanda-tanda tersebut ada padanya maka dia adalah seorang munafik. Jika salah satu perangai dari tanda-tanda tersebut ada padanya maka berarti ada satu perangai dari kemunafikan padanya, sampai dia meninggalkannya.
Jika berkata, dia berdusta.
Jika berjanji, dia tidak menepati.
Jika bertengkar/berdebat, ia berpaling dari kebenaran/curang.
Jika membuat perjanjian, dia melanggar perjanjian (berkhianat).”
HR Bukhari dan Muslim.
2. Nifak akbar – terkait i’tiqodi – keyakinan.
Nifak yang sebabkan keluar Islam. Seperti orang Islam liberal, Islam progresif. Ini meyakini jilbab tidak wajib, semua agama benar dst.
Hati terbalik, tahu kebenaran tapi ingkar.
Iman ada sumbernya
Munafik juga ada sumbernya.
Sebagian orang terkena syubhat (yang logis) akhirnya menentang dakwah yang haq.
➡️ *BAB RIDHA DENGAN MAKSIAT*
Sebagian orang tidak melakukan maksiat tetapi suka. Kadang malah jadi pendukung.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman.
وَيَا قَوْمِ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ،
فَعَقَرُوهَا
Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untuk kalian. Sebab itu, biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kalian mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kalian ditimpa azab yang dekat. Mereka membunuh unta itu
Qs Hud 64-65.
Eksekutor nya satu orang yaitu Kudar bin Salif. Namun Allah nisbatkan kepada kaum Nabi Sholeh. Kenapa? Mereka gak cuma ridha tapi mereka dukung, seolah-olah mereka semua yang berbuat.
Dalam ayat lain,
۞ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُوٓا۟ أَخْرِجُوٓا۟ ءَالَ لُوطٍۢ مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌۭ يَتَطَهَّرُونَ
Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: “Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih”.
Surat An-Naml (27) Ayat 56
Yang berkata Usir adalah sebagian. Tetapi Allah sandarkan ucapan ini pada seluruh kaumnya, karena didukung.
Saat ini banyak yang melestarikan kesyirikan. Misal remote awan. Bahaya bagi yang mendukungnya. Padahal harus diingkari.
Seperti dalam hadits,
عن أبي سعيد الخدري -رضي الله عنه- قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف الإيمان
وفي رواية : ليس وراء ذلك من الإيمان حبة خردل
Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim)
Ingkar dengan hati Artinya tidak suka /benci.
Diantara dosa adalah ridha dengan maksiat.
🔹 Ibnu Mas’ud berkata :
هَلَكْتَ إِنْ لَمْ يَعْرِ فْ قَلْبُكَ الَمَعْرُ وْفَ وَيُنْكِرِ الْمُنْكَرَ
“Engkau binasa, jika hatimu tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengingkari yang mungkar.”
Iman paling rendah adalah benci dengan kemaksiatan.
Dalam riwayat Muslim, dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللَّهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِي إِلَّا كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا لَا يُؤْمَرُونَ فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنْ الْإِيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ
“Tidaklah seorang nabi yang diutus oleh Allah pada suatu umat sebelumnya melainkan dia memiliki pembela/penolong dan sahabat yang memegang teguh sunah-sunnah (nya secara ilmu) dan mengikuti perintah-perintahnya (nabi) , kemudian datanglah setelah mereka suatu kaum yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka lakukan, dan melakukan sesuatu yang tidak diperintahkan. Barang siapa yang berjihad dengan tangan melawan mereka maka dia seorang mukmin, barang siapa yang berjihad dengan lisan melawan mereka maka dia seorang mukmin, barang siapa yang berjihad dengan hati melawan mereka maka dia seorang mukmin, dan setelah itu tidak ada keimanan sebiji sawi.” HR Muslim.
Kemudian datanglah setelah mereka suatu kaum yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka lakukan, dan melakukan sesuatu yang tidak diperintahkan.
Sifat mereka yang lain, membuat bid’ah, amalan yang tidak diajarkan dalam syariat.
Mereka inilah yang harus ditegur.
Kalau hati tidak benci kemaksiatan, maka berarti tidak beriman.
Maka berhati-hati dalam berkumpul.
Bila kumpul dengan ahli maksiat niatnya harus untuk menasihati.
Lihatlah teguran Allah.
لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka maksiat dan selalu melampaui batas. Surat Al-Ma’idah (5) Ayat 78
Sebab adzab itu adalah mereka tidak saling benahi mungkar.
لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Surat Al-Ma’idah (5) Ayat 78
Pekewuh, sungkan nahi mungkar bila jumpai kemaksiatan adalah bahaya.
Dari Ummu Salamah, Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّهُ يُسْتَعْمَلُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ كَرِهَ فَقَدْ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ فَقَدْ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا نُقَاتِلُهُمْ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا أَيْ مَنْ كَرِهَ بِقَلْبِهِ وَأَنْكَرَ بِقَلْبِهِ
“Kalian akan dipimpin oleh para penguasa, kalian mengenal mereka namun kalian mengingkari (perbuatan mereka), barang siapa membenci kemungkarannya maka ia telah berlepas diri dari mereka, dan barang siapa mengingkari berarti ia telah selamat.
Tetapi bagi orang yang ridha dan mengikuti, para sahabat langsung bertanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah kita perangi saja?” beliau menjawab, “Tidak! Selama mereka masih melaksanakan salat.” -maksudnya barang siapa membenci dan mengingkari dengan hatinya.
Dalam riwayat selain Ash Shahihain, setelah “mengikuti mereka” –
فأولئك هم الها لكون
Maka Mereka itulah orang-orang yang binasa.
Pejabat kalau lakukan kemungkaran, yang mampu harus beri nasihat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ فَلاَ يُبْدِ لَهُ عَلاِنِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوْ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِيْ عَلَيْهِ لَهُ
“Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa dalam suatu perkara, maka janganlah dia menasihati secara terang-terangan. Akan tetapi, ambillah tangannya dan menyepilah dengannya. Jika sang penguasa menerima (nasihatmu), itulah yang diinginkan. Jika tidak, maka dia telah menunaikan kewajibannya.” HR Ahmad.
Niat dengan hati yang tulus. Kalau tidak mampu maka ingkari dengan hati.
Rasulullah ﷺ bersabda,
«اسْمَعُوا، هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ؟ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الحَوْضَ،َ»
“Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku akan ada para pemimpin? Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka, dan menyokong kezaliman mereka, maka dia bukan golonganku, aku juga bukan golongannya. Dia juga tak akan menemuiku di telaga.” (HR. Tirmidzi, An-Nasai, dan Al-Hakim)
Yang kita dukung adalah yang isinya kebaikan.
*Hati-hati dengan ridha pada maksiat.*
Semoga bermanfaat.
#kabair #maksiat #kemungkaran #ridha #munafik #nifak
$$##-aa-##$$