Bagian ke 19 dari 23 dalam series dosabesar_MBAW
6 menit membaca

🗞️ *ALKABAIR – HATI DAN LISAN#20*
✒️ Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
🎤 Ustadz Dr Firanda Andirja Lc MA
🗓️ 27 Rajab 1446H/26 Januari 2025
Ba’da Maghrib

➡️ *BAB Berangan-angan berbuat maksiat dan bersemangat untuk maksiat.*

Dalam Ash-Shahihain, Rasulullah ﷺ bersabda :

إذا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ في النَّارِ. فَقُلْت:ُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ ؟
قال: إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ

“Jika 2 orang Muslim saling bertemu dengan masing-masing menghunuskan pedang maka yang membunuh dan terbunuh sama-sama masuk neraka.”

Para shahabat berkata: “Ya Rasulullah yang membunuh jelas masuk neraka, tapi kenapa yang terbunuh juga masuk neraka?”

Kata Rasulullah ﷺ : “Yang terbunuh tadi juga sudah berniat untuk membunuh saudaranya.” HR Bukhari dan Muslim.

❗ Kaidah menunjukkan bahwasanya siapa yang berniat lakukan kemaksiatan dan apa yang bisa dilakukan (berusaha), maka dia terhukumi sebagai pelaku maksiat.

Contoh.. Seseorang ingin mencuri dan naik tangga, ternyata ketahuan, maka tercatat sebagai pencuri.
Karena Ada tekad dan usaha yang bisa dilakukan. ❗

Semua perbuatan yang dilakukan untuk kemaksiatan walaupun gak berhasil maka dihukumi sebagai pelaku kemaksiatan.

🔹Dari Abu Kabsyah, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَثَلُ هَذِهِ الْأُمَّةِ كَمَثَلِ أَرْبَعَةِ نَفَرٍ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا، فَهُوَ يَعْمَلُ بِعِلْمِهِ فِي مَالِهِ، يُنْفِقُهُ فِي حَقِّهِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ عِلْمًا، وَلَمْ يُؤْتِهِ مَالًا، فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ هَذَا عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ الَّذِي يَعْمَلُ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  فَهُمَا فِي الْأَجْرِ سَوَاءٌ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، وَلَمْ يُؤْتِهِ عِلْمًا، فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ يُنْفِقُهُ فِي غَيْرِ حَقِّهِ، وَرَجُلٌ لَمْ يُؤْتِهِ اللَّهُ عِلْمًا، وَلَا مَالًا، فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ هَذَا، عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ الَّذِي يَعْمَلُ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَهُمَا فِي الْوِزْرِ سَوَاءٌ»

Perumpamaan umat ini (Islam) seperti empat:

🔹pertama, seseorang yang Allah berikan harta dan ilmu, lalu dia amalkan ilmunya dan menginfakkan hartanya untuk kebenaran.

🔹 Kedua, seseorang yang Allah berikan ilmu, tetapi tidak diberikan harta banyak. Lalu dia berkata: Jikalau aku punya harta, maka akan aku gunakan untuk bersedekah seperti orang yang punya harta.

Rasulullah ﷺ bersabda: Dua jenis orang tersebut sama-sama mendapat pahala. (dalam riwayat lain karena dia berniat angan-angan baik)

🔹Ketiga, seseorang yang Allah berikan harta, tetapi tidak diberikan ilmu. Lalu dia menggunakan hartanya di jalan yang tidak benar.

🔹Keempat, seseorang yang Allah tidak berikan harta dan ilmu kepadanya. Lalu dia berkata: Jikalau saya punya ilmu dan uang, maka akan saya gunakan keduanya di jalan yang tidak benar. (angan-angan maksiat)

Rasulullah ﷺ bersabda: Dua jenis orang tersebut sama-sama mendapat dosa.
(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Dzahir dari Hadits ini orang niat buruk maka dosa sama dengan pelaku keburukan. Begitu yang niat baik saja dengan

✅ Para ulama menjelaskan – tidak sama dalam segala sisi.

1. Sama dalam asal pahala namun tidak dalam pelipat gandaan. (Ibnu Rajab Al Hambali).

2. Dalam hal pahala niat. As Sindi.
Karena ada dalil yang menunjukkan perbedaan.

🔸A. Al Qur’an –

Surat An-Nisa (4) Ayat 95

لَّا يَسْتَوِى ٱلْقَـٰعِدُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُو۟لِى ٱلضَّرَرِ وَٱلْمُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلْمُجَـٰهِدِينَ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى ٱلْقَـٰعِدِينَ دَرَجَةًۭ ۚ وَكُلًّۭا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلْمُجَـٰهِدِينَ عَلَى ٱلْقَـٰعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًۭا
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,

Allah memuliakan para mujahidin dengan harta dan jiwa mereka 1 derajat. Di atas orang yang tidak juga. Karena ada udzur.

Allah memuliakan para mujahid dengan derajat banyak di atas orang tidak jihad (tanpa udzur)

🔸B. Hadits..

Siapa yang berniat kebaikan namun tidak mengamalkan dicatat satu kebaikan, kalau dikerjakan menjadi sepuluh kebaikan.

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam riwayat beliau dari Tuhan beliau Tabaraka wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan, kemudian dia menjelaskannya;

Barangsiapa yang bertekad untuk berbuat baik tapi dia kemudian tidak mengamalkan kebaikan itu, maka Allah mencatatnya di sisiNya sebagai sebuah kebaikan yang sempurna.

Dan jika dia berniat untuk berbuat baik kemudian dia mengamalkan kebaikan itu, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mencatatnya di sisiNya dan melipatgandakannya menjadi 10 kebaikan, atau menjadi 700, atau menjadi lebih banyak lagi.

Dan jika dia berniat untuk melakukan keburukan kemudian tidak mengamalkannya, maka Allah mencatatnya sebagai kebaikan yang sempurna. Dan jika dia berniat untuk berbuat keburukan kemudian dia mengamalkan keburukan itu, maka Allah mencatatnya sebagai satu keburukan saja.” (HR. Bukhari dan Muslim)

✅ Pahala
1. Sekedar niat – 1 pahala
2. Jika dilakukan – 10 pahala
3. Jika dilakukan dengan optimal semampunya walaupun gak berhasil – 10 pahala.

Hukum seluruh pahala amalan adalah 10x lipat kecuali infaq fii sabillillah.

Karena dampaknya besar untuk kemaslahatan Islam.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

من أنفق نفقة في سبيل الله كتبت له سبعمائة ضعف

“Siapa yang berinfak fi sabilillah maka dicatat untuknya 700 kali lipat.” (Dishahihkan Al-Albani dalam al-Shahihah dan Shahih al-Jami’, no. 6110)

✅ Dosa
1. Jika berniat – jika tekad sampai angan-angan – dosa niat. Al ham الهم

2. Jika niat tanpa tekad langsung hilang begitu saja – tidak berdosa – hanya lintasan
الخطرة

3. Jika niat tapi Tidak jadi karena takut kepada Allah maka ini dapat pahala.

4. Jika sudah aksi semampunya – dosa melakukan..

➡️ *BAB PENYEBUTAN keraguan*

Hati-hati ragu atas hukum syariat, iman…

🔸Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَا بُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 15)

🔸Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَاۤ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِا لْاٰ خِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ اُولٰٓئِكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Al-Baqarah 2: Aya4-5)

🔹Iman itu keyakinan.

🔸Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ ذَا قِيْلَ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّا لسَّا عَةُ لَا رَيْبَ فِيْهَا قُلْتُمْ مَّا نَدْرِيْ مَا السَّا عَةُ ۙ اِنْ نَّـظُنُّ اِلَّا ظَنًّا وَّمَا نَحْنُ بِمُسْتَيْقِنِيْنَ

“Dan apabila dikatakan (kepadamu), “Sungguh, janji Allah itu benar, dan hari Kiamat itu tidak diragukan adanya,” kamu menjawab, “Kami tidak tahu apakah hari Kiamat itu, kami hanyalah menduga-duga saja, dan kami tidak yakin.””
(QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 32).

Ini adalah Celaan kepada orang-orang kafir.
➡️ Dari sini, maka sangat bahaya untuk baca syubhat. ❌❗
Contoh syubhat – hukum syariat sudah tidak relevan. Dan diganti dengan hukum baru. Misal istri boleh ceraikan, semua agama sama, dst.

Keraguan itu susah dihilangkan. Filsafat bisa membuat keraguan..

🔸Dulu Muadz berkata dalam majelisnya setiap hari jarang sekali dia melewatkan nya.

الله حكم قسة وهلك المر تابون

“Allah hakim yang adil dan binasalah orang-orang yang ragu (akan keadilan Allah).”

Hukum Allah dibagi dua.
1. Kauni/qodari – takdir

Ada doa – hukum Mu berlaku padaku, keputusan Mu adil padaku.

Doa Ketika Sedih, Gundah Atau Galau

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ

Allaahumma innii ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika, naashiyatii biyadika, *maadhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qodhoo-uka*, as-aluka bikullismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, au anzaltahu fii kitaabika, au ‘allamtahu ahadan min kholqika, awista’tsarta bihi fii ‘ilmil ghoibi ‘indaka, an taj’alal qur-aana robii’a qolbii, wa nuuro shodrii, wa jalaa-a huznii, wa dzahaaba hammii.

Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam), dan anak hamba perempuanMu (Hawa), ubun-ubunku berada di tanganMu, *hukumMu berlaku terhadap diriku, dan ketetapanMu adil pada diriku*. Aku memohon kepadaMu dengan segala Nama yang menjadi milikMu, yang Engkau namai diriMu dengannya, atau yang Engkau turunkan di dalam kitabMu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisiMu, maka aku mohon dengan itu agar Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku, pelipur kesedihanku, dan penghilang bagi kesusahanku.
HR. Ahmad.

2. Syar’i – syariat
3. Hukum balasan

🔹Berkata Ibnu Mas’ud : “Sesungguhnya termasuk keyakinan, engkau tidak membuat ridha seseorang dengan kemurkaan Allah, engkau tidak memuji seseorang atas perkara yang telah Allah datangkan kepadamu, dan engkau tidak mencela seseorang atas perkara yang telah Allah berikan kepadamu. Sesungguhnya Allah – dengan ilmu dan keadilan Nya – menjadikan kelapangan dan kegembiraan dalam keyakinan (Al yaqin), dan menjadikan kesedihan dan kegundahgulanan dalam keraguan dan kemarahan. Sesungguhnya rizki Allah tidak akan bisa ditarik oleh kebencian orang yang tidak suka.” HR Al Baihaqi, dalam dha’if at Targhib.

Orang yang sering ragu maka akan sering gelisah.

🔹Umar berkata kepada Hari Al hudaibiyah :

فعملت لذلك أعكالا
Aku melakukan amalan-amalan untuk itu. HR Bukhari dalam kandungan hadits perjanjian Al Hudaibiyah yang panjang.

Ketika Rasulullah ﷺ memutuskan tidak umroh dan terjadi perjanjian Hudaibiyah. Dan para sahabat banyak yang ragu atas perintah Nabi ﷺ untuk pulang ke Madinah. Mereka menolak tahalul, dan potong rambut. Akhirnya Nabi ﷺ potong rambut dan potong hewan di hadapan para shahabat. Dan mereka baru mengikuti.

🔸

عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ((ذَاقَ طَعْمَ الإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً)) (رواه مسلم).

Dari Al-Abbas bin Abdil Muttalib, bahwasanya ia mendengar Rasulallah ﷺ . bersabda, “Telah merasakan lezatnya iman seseorang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai dinnya dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (HR. Muslim)

Jangan ragu tentang Tuhan (Allah), tentang Islam, tentang Rasulullah ﷺ. Ini akan menjadikan manisnya iman.

Bagian dari doa pagi dan petang.

Semoga bermanfaat.

#alkabaair #sunnah #dosa #pahala #ragu #maksiat #niat #gundah

Navigasi Series<< ALKABAIR – HATI DAN LISAN#19ALKABAIR – HATI DAN LISAN#21 >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin Umroh Nyaman Sesuai Tuntunan Rasulullah?