Bagian ke 14 dari 23 dalam series dosabesar_MBAW
9 menit membaca

🗞️*Alkabair- Hati dan Lisan #15*
✒️Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
🎤Ustadz Dr Firanda Andirja Lc MA
🗓️ 10 Rabi’ul Akhir 1446H/ 13 Oktober 2024
Bada Maghrib – Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima Bekasi.

➡️ *BAB TASYADDUQ dan Sikap Memberat-beratkan dalam kefasihan*

1️⃣ Tasyadduq – muter-muter dikesankan pintar.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ ذَا رَاَ يْتَهُمْ تُعْجِبُكَ اَجْسَا مُهُمْ ۗ وَاِ نْ يَّقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۗ كَاَ نَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ ۗ يَحْسَبُوْنَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ ۗ هُمُ الْعَدُوُّ فَا حْذَرْهُمْ ۗ قَا تَلَهُمُ اللّٰهُ ۖ اَنّٰى يُـؤْفَكُوْنَ

“Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh-tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?”
(QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 4)

Ini sifat orang munafik, perhatian pada penampilan fisik.
Pandai bicara untuk menutupi kebatilan.

Dari Ibnu Umar, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ مِنَ الْبَيَانِ لَسِحْراً

“Sesungguhnya sebagian dari penjelasan ada sihir. HR Bukhari

Jangan tertipu dengan penyampaian yang indah.

Dari zaman dulu ahli bid’ah yang ahli bahasa.
Misalnya Az Zamakhsari yang ahli bahasa tapi aqidah nya Mu’tazilah.

Kita dapati orang yang sampaikan kebatilan dengan bahasa yang indah.

Dari Ibnu Amr secara marfu’ :

ان الله يبغض التبليغ من الر جال الذي يتخلل بلسانه كما تتخلل البقرة

“Sesungguhnya Allah membenci yang berlebihan (dalam kefasihan) di antara para lelaki yang memutar lisannya (untuk menampakkan kefasihannya) seperti sapi yang lisannya diputar-putar (sedang makan).” (HR Tirmidzi).

Abdullah bin Mas’ud (senior)
Abdullah bin Umar
Abdullah bin Amr (anak Amr bin Ash).
Abdullah Bin Abbas

Kalau Rasulullah ﷺ tidak pernah begitu, beliau ﷺ diberi anugerah Jawami’ul kalimat, makna yang ringkas dan padat.

Boleh belajar ilmu alat namun jangan digunakan untuk selisihi syariat.

Imam Syafi’i – Syair itu pembicaraan, syair yang baik seperti baiknya suatu perkataan. Dan buruknya syair seperti buruknya perkataan. Bedanya syair itu abadi. Itulah keutamaan syari daripada perkataan biasa.

Hukum perkataan sama dengan hukum syair.

Syair juga gak boleh bohong / dusta.

Sebagian ulama mengatakan hukum belajar bahasa Arab itu wajib supaya bisa memahami agama dengan benar.

2️⃣ Sengaja bicara dengan fasih untuk riya maka ini terlarang.

Dari Abu Hurairah secara marfu’:

 مَنْ تَعَلَّمَ صَرْفَ الْكَلَامِ لِيَسْبِيَ بِهِ قُلُوبَ الرِّجَالِ أَوْ النَّاسِ لَمْ يَقْبَلْ اللَّهُ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا

“Barangsiapa mempelajari keindahan bahasa (dengan banyak ungkapan / cara) untuk menjadikan hari orang-orang tertarik kepadanya (riya), maka pada hari kiamat Allah tidak akan menerima ibadah wajib atau nafilahnya.” HR Abu Dawud.

Orang yang belajar public speaking kalau tujuan nya riya maka Allah tidak terima amal sholeh nya. Harus karena Allah, bukan untuk membranding diri.

Ilmu alat itu sarana bukan tujuan.

Tidak perlu membuat penampilan panggung yang menarik, pakai lampu sorot… Islam cukup disampaikan dengan dalil.

Dalam riwayat Imam Ahmad, dari Muawiyah :

لعن رسول الله عليه و سلّم الّذ ين يشقّقو ن الكلام تشقيق السّعر

Rasulullah ﷺ melaknat orang-orang yang berusaha mencari pembicaraan yang paling bagus, sebagaimana pada syair.

Hadits ini ada kelemahan (dhaif).

Dalam sebuah hadits,dari Abu Hurairah :

اقْتَتَلَتْ امْرَأَتَانِ مِنْ هُذَيْلٍ فَرَمَتْ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى بِحَجَرٍ وَذَكَرَ كَلِمَةً مَعْنَاهَا فَقَتَلَتْهَا وَمَا فِي بَطْنِهَا فَاخْتَصَمُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ دِيَةَ جَنِينِهَا غُرَّةٌ عَبْدٌ أَوْ وَلِيدَةٌ وَقَضَى بِدِيَةِ الْمَرْأَةِ عَلَى عَاقِلَتِهَا وَوَرَّثَهَا وَلَدَهَا وَمَنْ مَعَهُمْ فَقَالَ حَمَلُ بْنُ مَالِكِ بْنِ النَّابِغَةِ الْهُذَلِيُّ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ أُغَرَّمُ مَنْ لَا شَرِبَ وَلَا أَكَلْ وَلَا نَطَقَ وَلَا اسْتَهَلَّ فَمِثْلُ ذَلِكَ يُطَلَّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا هَذَا مِنْ إِخْوَانِ الْكُهَّانِ مِنْ أَجْلِ سَجْعِهِ الَّذِي سَجَعَ

“Dua orang wanita dari Hudzail berkelahi, kemudian salah seorang dari mereka melempar dengan batu. Dan ia menyebutkan suatu kalimat yang maknanya adalah; dia membunuhnya beserta kandungannya. Kemudian mereka (membawa) permasalahan tersebut kepada Rasulullah ﷺ kemudian Rasulullah ﷺ memutuskan bahwa diyat janinnya adalah ghurrah yaitu budak laki-laki atau perempuan.

Dan beliau memutuskan diyat seorang wanita menjadi tanggungan ashabahnya dan orang yang bersama mereka. Dan beliau menjadikan anaknya sebagai pewarisnya. Hamal bin Malik bin An Nabighah Al Hudzali berkata; “Wahai Rasulullah, bagaimana saya menanggung denda orang yang tidak makan dan minum, tidak berbicara serta menangis? (bukankah) yang seperti ini (termasuk) sesuatu yang dibatalkan?” Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya (bayi) ini termasuk di antara saudara dukun karena kalimat sajak yang ia ucapkan.” HR Nasai

Dia menolak syariat (hukum dari Rasulullah ﷺ) dengan syair. Dan Rasulullah ﷺ menyamakan orang-orang seperti itu saudara dukun.

✅ Memperindah bahasa itu baik tapi jangan sampai riya dan menyelisihi syariat.

➡️ *BAB PERDEBATKAN YANG SENGIT*

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمِنَ النَّا سِ مَنْ يُّعْجِبُكَ قَوْلُهٗ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللّٰهَ عَلٰى مَا فِيْ قَلْبِهٖ ۙ وَهُوَ اَلَدُّ الْخِصَا مِ

“Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia mengagumkan engkau (Muhammad), dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 204)

Kata اَلَدُّ diambil dari لدد وحد (dua sisi lembah). Setiap kali didebat dia pergi ke lembah lain, bila terpojok lagi pindah ke sisi lain lagi.. Artinya ngeyel.

Ayat ini terkait orang munafik.
Ngeyel = debat.

Dari Aisyah radhiyallahu anhaa, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللهِ الْأَلَدُّ الْخَصِمُ

Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang paling kuat bermusuhan/penentangannya. (HR Bukhari dan Muslim)

Keras dalam berdebat = ngeyel banget.

Dalam hadits lain dari Ibnu Abbas, Rasulullah ﷺ bersabda,

كَفَى بِكَ إِثْمًا أَنْ لَا تَزَالَ مُخَاصِمًا

“Cukuplah Engkau mendapatkan dosa selama engkau suka berdebat/bermusuhan.”HR Tirmidzi.

Perdebatan adalah hal yang dibenci karena menimbulkan keras hati, kebencian namun dibolehkan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِا لْحِكْمَةِ وَا لْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَا دِلْهُمْ بِا لَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 125)

Dan Allah Ta’ala berfirman :

وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik”. (QS. Al-‘Ankabut : 46)

Tetapi agama ini bukan dibangun diatas jidal.
Orang yang suka jidal sulit cari kebenaran tetapi cari kemenangan.

Imam Syafi’i berkata – aku tidak pernah berjidal kecuali berharap kebenaran keluar dari lisannya.

Dalam riwayat lain – kecuali untuk nasihat.

Imam sedang debat yang lawannya menang karena beliau ada perbaikan.

Allah mencela orang-orang Quraisy yang suka debat.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَتُنذِرَ بِهِۦ قَوْمًۭا لُّدًّۭا

Dan agar kamu memberi peringatan dengan Al Qur’an kepada kaum yang membangkang/debat. Surat Maryam (19) Ayat 97

Ayat yang lain,

مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًۢا ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ

Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah/jidal saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
Surat Az-Zukhruf (43) Ayat 58

Kaum Quraisy suka jidal..

Allah sudah jelaskan sifat orang-orang kafir suka berjidal..

Quraisy buat Perumpamaan nabi Isa yang kata mereka juga masuk neraka.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ حَصَبُ جَهَـنَّمَ
“Sungguh, kalian (orang kafir) dan apa yang sembahan kalian selain Allah adalah bahan bakar Jahanam.
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 98)

Akhirnya mereka debat lagi, (kata mereka yang kafir), berarti nabi Isa masuk neraka juga dong. Jadi mereka sebut Nabi Isa hanya dalam perdebatan.

Adalah Allah tegaskan dalam ayat ini,

اِنَّ الَّذِيْنَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِّنَّا الْحُسْنٰۤى ۙ اُولٰٓئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُوْنَ 

“Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik dari Kami, mereka itu masuk surga dan dijauhkan (dari neraka).”
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 101)

Maksudnya sesembahan yang tidak ridha untuk disembah tidak akan masuk neraka, tetapi kalau ridha disembah akan masuk neraka.
Syaitan dan iblis itu ridha disembah sehingga masuk neraka.
Adapun orang sholeh seperti Uzair, Isa yang tidak ridha disembah tidak akan masuk neraka.

Dalam hadits.. Rasulullah ﷺ bersabda,

كَفَى بِكَ إِثْمًا أَنْ لَا تَزَالَ مُخَاصِمًا

“Cukuplah Engkau mendapatkan dosa selama engkau suka berdebat/bermusuhan.”HR Tirmidzi.

Suka kritik dan lainnya.

➡️ * BAB ORANG YANG Ditakuti oleh masyarakat KARENA LISANNYA*

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَيْلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ 

“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,”
(QS. Al-Humazah 104: Ayat 1)

Para ahli tafsir membedakan tentang makna هُمَزَةٍ dan لُمَزَةٍ. Sebagian ulama mengantakan bahwa هُمَزَةٍ berkaitan dengan ghibah, yaitu menyebutkan kejelekan-kejelekan orang lain ketika orang tersebut tidak ada. Adapun لُمَزَةٍ berkaitan dengan celaan langsung di hadapan orang lain.

Ada pula yang memaknai هُمَزَةٍ dengan mencela orang lain dengan menggunakan anggota tubuh seperti mencibir orang lain dengan bibirnya atau dengan pandangan matanya, sedangkan لُمَزَةٍ adalah mencela orang lain dengan menggunakan lisan seperti perkataan, “wahai si bodoh”, “wahai si pincang”.

Intinya bentuk keburukan.. Sering mencela manusia baik secara sembunyi maupun terang-terangan.

Imam Al-Qurthubi di dalam tafsirnya menyatakan bahwa kata وَيْلٌ (celaka) kembali kepada tiga pemaknaan, yaitu:

Pertama, الْخِزْيُ yang berarti kehinaan

Kedua, الْعَذَابُ yang berarti adzab

Ketiga, الْهَلَكَةُ yang berarti kebinasaan

Sehingga ketika Allah mengatakan وَيْلٌ (celaka) maka terkumpul padanya tiga kecelakaan, yaitu kehinaan, adzab, dan kebinasaan.

Dalam Al Qur’an tidak ada surat yang dibuka dengan kalimat وَيْلٌ (celaka) kecuali dua surat.

Satunya adalah

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَ 
“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!”
(QS. Al-Muthaffifiin 83: Ayat 1)

Kedua nya terkait dengan hak.

Kalau yang ini terkait takaran dan Al Humazah terkait harga diri.

Perbuatan ini menjadi kan pelaku nya celaka di neraka Jahannam karena lisan nya.

Dari Aisyah radhiyallahu anhaa, Rasulullah ﷺ bersabda :

إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللهِ مَنْ تَرَكَهُ أَوْ وَدَعَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ

Sesungguhnya manusia yang paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat adalah yang manusia meninggalkannya karena takut akan keburukannya / perkataan yang keji.(HR.Muslim)

Orang celaka karena lisan nya itu tanda-tanda nya orang tidak nyaman dengannya. Mencela, nyinyir, merendahkan.

Hadits ini ada kisahnya.. Ada orang yang terkenal buruk lisan nya bertamu ke rumah Rasulullah ﷺ. Namun saat bertemu Nabi ﷺ malah berlemah lembut..

‼️ Jadi bila ketemu orang yang demikian maka sikap kita adalah lemah lembut. Jangan dilayani, cukup ketemu sebentar.

➡️ *BAB Ucapan dan Perbuatan Yang Kotor/Keji*

Buku ini luar biasa yang menguliti secara detail dosa besar.

Aku mempelajari keburukan semata-mata untuk aku hindari. Barangsiapa tidak mengenal keburukan maka dia akan terjerumus pada keburukan tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَ ۙ وَ اِذَا مَرُّوْا بِا للَّغْوِ مَرُّوْا كِرَا مًا

“Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya,”
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 72)

Kata الزُّوْرَ secara umum adalah maksiat (Majelis ghibah, namimah, film, dangdutan).

Orang dengan Sifat Ibadurrohman maka kalau terpaksa lewat, dia tidak akan mampir majelis tersebut. Meninggalkan dengan cara yang baik.

Hadits Abdullah bin Mas’ud berbunyi :

ليس الموْ من با لطّعّان ولا اللعّان ولا الفاحش ولا البذيء

“Seorang mukmin bukanlah tukang cela dan tukang laknat dan bukanlah orang yang suka berkata keji lagi kotor.” (HR Tirmidzi) ; hasan.

Ini penjelasan sifat mukmin sejati, orang yang suka mencela biasanya karena sombong.

Tukang laknat – mendoakan yang buruk. Semua yang isi kata-kata nya keburukan adalah laknat.

Seorang mukmin bukan tukang cela dan bukan tukang cela. Saat mengkritik pun harus dengan akhlak yang baik.

Rasulullah ﷺ bersabda,

لا يَكونُ اللَّعَّانُونَ شُفَعَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَومَ القِيَامَةِ

“Orang-orang yang suka mengutuk tidak akan menjadi pemberi syafaat dan tidak pula menjadi saksi di hari kiamat.” [HR. Muslim].

Saksi adalah sebuah kehormatan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا

“Tidaklah seseorang sabar terhadap kesusahannya (Madinah) kemudian dia mati, kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya, atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat. Jika dia seorang Muslim.” [HR. Muslim]

Kata para ulama ini khusus orang-orang sholeh.

Orang yang diberi izin oleh Allah untuk diberi syafaat adalah orang yang Allah beri rahmat.

Orang yang suka mencela artinya tidak rahmat pada orang lain. Dan saksi adalah orang yang rahmat untuk orang lain.

Kata-kata الفاحش – perbuatan keji – dan البذيء – perkataan kotor- adalah dua kata yang mirip, bila bersatu dalam satu kalimat maka maknanya berbeda.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ.

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.”
HR Tirmidzi

Dari Aisyah radhiyallahu anhaa, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya kelembutan tidaklah diberikan pada segala urusan melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah kelembutan ditarik dari tiap urusan kecuali akan menjadikannya buruk“. HR Muslim

Dalam sebuah hadits, dari Ibnu Mas’ud,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ:  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟, قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ, قَالَ: ” كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ قَرِيبٍ سَهْلٍ“

Dari Abdillah bin Mas’ud radhiyallahu anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah ﷺ :  

“Maukah kamu aku tunjukkan orang yang diharamkan neraka baginya?” Para sahabat menjawab: “tentu saja wahai Rasulallah!” 

Beliau ﷺ menjawab: “(Haram tersentuh api neraka orang yang) Hayyin, Layyin, Qarib, Sahl.”  (HR. At-Tirmidzi)

Hayyin = tenang
Layyin = lembut
Qarib = ramah
Sahl = memudahkan orang lain

Dari Jabir Bin Abdillah, Rasulullah ﷺ bersabda,

  مَنْ يُحْرَمْ الرِّفْقَ يُحْرَمْ الْخَيْرَ كُلَّهُ

Barangsiapa yang diharamkan dari kelemahlembutan, maka diharamkan dari kebaikan semuanya. HR Musli.

Semoga bermanfaat.

#alkabaair #sunnah #cela #laknat #hati rahmat #syafaat #

##$$-aa-$$##

Navigasi Series<< Alkabair-13 :BAB KEBURUKAN LISANAlkabair- Hati dan Lisan #16 >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin Umroh Nyaman Sesuai Tuntunan Rasulullah?