This entry is part 15 of 40 in the series dosabesar_MBAW
7 menit membaca

🗞️*Alkabair- Hati dan Lisan #16*
✒️Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
🎤Ustadz Dr Firanda Andirja Lc MA
🗓️ 9 Jumadil Awal 1446H/ 10 Nopember 2024
Bada Maghrib – Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima Bekasi.

➡️ *BAB Ucapan dan Perbuatan Yang Kotor/Keji*

Lanjutan..

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ.

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.”
HR Tirmidzi

Amal yang agung adalah akhlak mulia.
Makna الفاحش adalah sangat keji.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَنَا زَعِيْمُ بَيْتٍ فِيْ رَبْضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا ، وَبَيْتٍ فِي وَسْطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحاً ، وَبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقَهُ

“Aku penjamin suatu rumah di surga yang paling bawah bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar. Dan aku penjamin suatu rumah di surga bagian tengah bagi orang yang meninggalkan berdusta walaupun bercanda. Dan aku penjamin sebuah rumah di surga yang paling tinggi bagi orang yang bagus akhlaqnya”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Albani.)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” HR Tirmidzi

Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.”
HR Tirmidzi

Allah jamin surga yang tertinggi untuk orang yang akhlaknya mulia.

Dari Aisyah radhiyallahu anhaa, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya kelembutan tidaklah diberikan pada segala urusan melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah kelembutan ditarik dari tiap urusan kecuali akan menjadikannya buruk“. HR Muslim

Pada asalnya akhlak mulia itu terkait kelembutan.

Sesungguhnya kalau Allah ingin kebaikan keluarga maka dimasukan kelembutan.

Rasulullah ﷺ bersabda :

إِنَّ اللهَ إِذَا ارَادَ بِاهْلِ بَيْتٍ خَيْرًا أَدْخَلَ عَلَيْهِم الرِّفْقَ

“Sesungguhnya jika Allah menghendaki kebaikan bagi sebuah keluarga maka Allah akan memasukan kelembutan kepada mereka..” HR Ahmad

Hendaknya suami istri saling lemah lembut.

Diantara kekasaran adalah dengan kata-kata, juga diantara kelembutan dengan kata-kata.

Pilih diksi yang baik.

Dalam sebuah hadits, dari Ibnu Mas’ud,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ:  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟, قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ, قَالَ: ” كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ قَرِيبٍ سَهْلٍ“

Dari Abdillah bin Mas’ud radhiyallahu anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah ﷺ :  

“Maukah kamu aku tunjukkan orang yang diharamkan neraka baginya?” Para sahabat menjawab: “tentu saja wahai Rasulallah!” 

Beliau ﷺ menjawab: “(Haram tersentuh api neraka orang yang) Hayyin, Layyin, Qarib, Sahl.”  (HR. At-Tirmidzi)

Hayyin = lembut
Layyin = fleksibel/mudah
Qarib = ramah/dekat/tidak susah
Sahl = memudahkan orang lain

Dari Jabir Bin Abdillah, Rasulullah ﷺ bersabda,

  مَنْ يُحْرَمْ الرِّفْقَ يُحْرَمْ الْخَيْرَ كُلَّهُ

Barangsiapa yang terhalangi dari kelemahlembutan, maka diharamkan dari kebaikan semuanya. HR Musli.

Kelembutan akan datangkan kebaikan.

❗Ciri akhlak mulia.. Ada tiga.
Murah senyum
Ringan tangan
Mudah bantu orang lain.

➡️*BAB TENTANG DUSTA*

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّمَا يَفْتَرِى الْـكَذِبَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ ۚ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 105)

Mendustakan nabi sebagai Rasul.
Mendustakan Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ayat ini menjelaskan bahwa dusta adalah sifat musyrikin arab.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَهُمْ عَذَا بٌ اَلِيْمٌ  بِۢمَا كَا نُوْا يَكْذِبُوْنَ

“Dan bagi mereka adzab yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 10)

Ini tentang orang munafik.
Jangan lah bersifat seperti orang munafik.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَيْلٌ لِّـكُلِّ اَفَّا كٍ اَثِيْمٍ 

“Celakalah bagi setiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa,”
(QS. Al-Jatsiyah 45: Ayat 7)

Ini adalah Celaan terhadap dusta.

✅ Dusta itu bertingkat.

1. Dusta paling parah, dusta atas nama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللّهِ كَذِباً لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

”Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta atas nama Allah sehingga menyesatkan manusia tanpa pengetahuan? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-An ‘am: 144)

2. Dusta atas nama Nabi ﷺ. Konsekuensi adalah aqidah.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ، مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

”Sesungguhnya berdusta atas namaku itu tidak sama dengan berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa yang dengan sengaja berdusta atas namaku, maka persiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hati-hati dengan hadits palsu. Misalnya tentang Nur Muhammad, hadits kopi.

3. Dusta atas nama ulama. Karena ulama adalah pewaris para nabi.

4. Berdusta atas nama manusia yang timbul mudhorot. Misalnya saksi palsu.

Diriwayatkan dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, 

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ

“Apakah kalian mau aku beritahu dosa besar yang paling besar?” 

Beliau menyatakannya tiga kali. Mereka menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” 

Beliau pun bersabda, 

الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ

“Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua.” 

Lalu beliau bangkit untuk duduk dari sebelumnya berbaring, kemudian melanjutkan sabdanya, 

أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ

“Ketahuilah, juga ucapan keji (curang).” 

Dia berkata, “Beliau terus saja mengatakannya berulang-ulang hingga kami mengatakan, ‘Duh, sekiranya beliau berhenti.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah ﷺ mengulang karena ini yang sering terjadi.

5. Dusta kecil.

Ada larangan dusta walau bercanda.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:

وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

“Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berdusta agar suatu kaum tertawa karenanya. Kecelakaan untuknya. Kecelakaan untuknya.” [HR Abu Dawud. Hasan]

Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjamin rumah di surga bagi mereka yang meninggalkan berkata dusta walaupun dalam hal bercanda. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meningalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meningalkan kedustaan walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaqnya.” [HR. Abu Dawud]

Larangan lawak yang dusta. Ada dua mudhorot..
1. Mematikan hati.
2. Dusta

Dusta yang gak sengaja itu dimaafkan.

❗Dusta itu banyak tersebar di masyarakat, terutama saat jual beli.

Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah ﷺ bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga.

Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.

Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka.

Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (pembohong).” HR Ahmad, Bukhari dan Muslim.

Jujur itu bisa diusahakan, begitu pula akhlak yang baik.

Jujur itu menyelamatkan, mungkin belakangan, paling tidak dari api neraka.

Jangan sampai dicap sebagai pendusta.

Dalam Al Muwatha, Ibnu Mas’ud berkata: 

“Seorang hamba yang berdusta dan terus-menerus berdusta maka akan terlukis satu titik hitam di hatinya sampai rata hatinya berwana hitam, maka dia di sisi Allah akan ditulis termasuk golongan pendusta.” (HR. Malik dalam kitab Al-Muwatha’).

Jujur akan antarkan kebaikan.

❗Kalau sudah dusta akan dibuka pintu kemaksiatan yang banyak.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَمَا يَزَالُ اْلعَبْدُ يَكْذِبُ وَ يَـتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ كَـذَّابـًا

“…dan senantiasa seorang hamba berdusta dan memilih yang dusta sehingga akhirnya dia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”. (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah ditanya:

أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَاناً؟ فَقَالَ: «نَعَمْ» .

فَقِيلَ لَهُ: أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلاً؟ فَقَالَ: «نَعَمْ»

فَقِيلَ لَهُ: أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّاباً؟ فَقَالَ: «لاَ»

“Apakah seorang mukmin bisa bersifat pengecut? Beliau menjawab: ‘ya’.

Lalu ditanya lagi: ‘apakah seorang mukmin bisa bersifat pelit?’, beliau menjawab: ‘ya’.

Lalu ditanyakan lagi: ‘apakah seorang mukmin bisa menjadi pendusta?’, beliau menjawab: tidak” (HR. Imam Malik dalam al Muwaththa’ dan al Baihaqi dalam Syu’abul ‘Iman). Namun hadits ini mursal karena Syu’abul iman adalah tabiin.

Kalau ada mukmin pengecut mungkin iya,
Mukmin pelit juga banyak.
Namun mukmin pendusta maka tidak mungkin.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdoa berlindung dari pengecut dan bakhil.

Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا كَذَبَ الْعَبْدُ تَبَاعَدَ عَنْهُ الْمَلَكُ مِيلًا مِنْ نَتْنِ مَا جَاءَ بِهِ

“Jika seorang hamba berdusta, maka malaikat akan menjauh darinya sejauh satu mil karena bau busuk yang keluar darinya.” HR Tirmidzi.

Ini disebutkan Ibnul Qayyim dalam buku nya Ad Daa Wa Ad Da Waa.

Bila malaikat menjauh maka, syetan mendekat.

Maka seseorang harus berusaha untuk tidak berdusta.

➡️ *BAB MENYELISIHI JANJI*

Allah berfirman,

وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللَّهَ لَئِنْ آتَانَا مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ (75) فَلَمَّا آتَاهُمْ مِنْ فَضْلِهِ بَخِلُوا بِهِ وَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ (76) فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِي قُلُوبِهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُوا اللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (77)

Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia­-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.” Maka setelah Allah memberi­kan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.
At-Taubah, ayat 75-77.

Dusta adalah tanda munafik.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati”
HR Bukhari.

Rasulullah ﷺ bersabda :

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ

“Empat perkara jika terdapat pada seorang hamba maka dia adalah seorang munafik yang murni. Barang siapa yang memiliki salah satu dari empat perangai tersebut, maka pada dirinya ada satu dari perangai kemunafikan sampai dia tinggalkan seluruhnya: kalau diberi amanah dia berkhianat, kalau dia berbicara dia berdusta, kalau dia berjanji maka dia berbuat curang, kalau dia bermusuhan maka dia berbuat fajir.” 
HR Bukhari dan Muslim.

🔹Jadi ada lima ciri munafik.
1. Apabila Berucap bohong
2. Apabila berjanji menyelisihi
3. Dipercaya berkhianat
4. Kalau bermusuhan dia curang
5. Jika membuat kesepakatan maka dia menyelisihi

Kelima ciri itu adalah munafik tulen.

Munafik ada dua.
1. Nifak i’tiqadi – keyakinan, Nifak besar, yaitu sebab kan kafir.
2. Nifak yang tidak sebabkan kekafiran,nifak amali.

Jangan mudah dusta terutama kepada Allah. Catat bila berjanji kepada Allah, misal nadzar.

Semoga bermanfaat.

#alkabaair #sunnah #cela #laknat #hati rahmat #syafaat #

##$$-aa-$$##

Digita Template

Navigasi Series<< Alkabair- Hati dan Lisan #15Alkabair- Hati dan Lisan #17 >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin Umroh Nyaman Sesuai Tuntunan Rasulullah?