Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc MAShirah

TARIKH ISLAM-07 (ABU BAKAR ASH SHIDIQ-6 – wafatnya radhiyallahu anhu)

Bagian ke 7 dari 10 dalam series TarikhIskam

Diterbitkan pertama kali pada: 26-Apr-2023 @ 20:35

9 menit membaca

*TARIKH ISLAM-07* (ABU BAKAR ASH SHIDIQ-6 – wafatnya radhiyallahu anhu) Ustadz Dr Firanda Andirja, Lc MA
27 Sya’ban 1444 H/19.03.2023
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima

Awal tahun 13H, Abu Bakar mulai berfikir untuk menyerang Romawi sebagai bentuk melaksanakan sunnah Nabi ﷺ karena Nabi ﷺ yang memulai penyerangan terhadap Romawi dengan perang Tabuk.
Sebelumnya ada perang mu’tah yang dipimpin oleh tiga pimpinan yaitu Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rowahah yang ketiganya meninggal mati syahid. Lalu dilanjutkan oleh Khalid bin Walid.

Setelah itu dilanjutkan dengan perang Tabuk tahun 9H,namun perang tidak terjadi karena Romawi gentar.

Kemudian Rasulullah ﷺ juga mengirim Usamah bin Zaid..dst.

Terjadi perang mu’tah, perang Tabuk karena romawi yang cari gara-gara.
Sejarah peperangan, Nabi ﷺ tidak pernah memulai dahulu, selalu hanya merespon apa yang musuh lakukan terhadap kaum muslimin baik Yahudi, Persia maupun Romawi.

Oleh karena itu Nabi ﷺ tidak pernah berfikir untuk menyerang Habasyah (negeri Nashara). Habasyah punya jasa kepada kaum muslimin.

🔸Pada bulan Rajab 12H Abu Bakar membuat 4 pasukan yang terpisah-pisah… Menuju negeri Syam.

1. Ke arah Hims daerah Rusia , Pasukan dipimpin oleh Abi Abidah bin Jarah
2. Ke arah Palestina dipimpin oleh Amr bin Ash

Tabuk adalah kota perbatasan antara saudi Dan Syam (arah utara 750km dari Madinah)
Syam dahulu dikuasai oleh Romawi
3. Arah Damaskus dipimpin oleh Yazid bin Abi Sufyan
4. Arah Urdun dipimpin oleh Syarhabil bin Hasanah

Keempat pasukan ini hadapi kesulitan melawan Romawi akhirnya Abu Bakar mengirim Khalid bin Walid untuk membantu 4 pasukan ini. Dari sebelumnya di Persia,ini terjadi pada bulan Safar, tahun 13H.

🔸Diantara Faidah yang menakjubkan.
Abu Bakar menggunakan kata yang lembut saat mengirim surat kepada Amr bin Ash.
Intinya – sesungguhnya aku telah mengembalikan engkau untuk bekerja atas tugas yang pernah diserahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepadamu. Namun aku senang Wahai Abu Abdillah, memberi kesempatan kepadamu untuk mengerjakan sesuatu yang lebih baik bagi kehidupan dunia dan akhirat mu. (dari pada sebagai pengurus harta sedekah, wali dst). Kecuali jika engkau anggap apa yang kau kerjakan lebih kau sukai.

Amr bin Ash membalas surat Abu Bakar : Aku hanyalah salah satu anak panah dalam Islam dan engkau adalah orang melepaskan anak panah tersebut. Engkau adalah pengumpul anak panah dan lihatlah perang yang paling sulit dan lempar kan aku di situ.

Surat yang senada juga Abu Bakar kirim kepada sahabat pimpinan perang yang lain. Padahal seandainya Abu memerintahkannya para sahabat akan patuh.

Dalam waktu yang singkat, Abu Bakar sukses luar biasa. Bisa menyelesaikan banyak hal yang sulit.

✅ Abu Bakar di pilih Allah untuk meredam fitnah riddah – murtad, seperti Allah tegakkan Imam Ahmad untuk meredam fitnah Al Qur’an adalah makhluk,menyelamatkan aqidah ahlu sunah wal jamaah.

🖍️Akan tetapi meskipun Abu Bakar sukses luar biasa, beliau tetap tawadhu,. Merasa bahwa semua yang beliau capai adalah semua dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Diantara sejarah yang membuktikan tawadhu nya Abu Bakar.

Dalam riwayat Bukhari disebutkan : ‘UYAINAH bin Hishn dan al-Aqra’ bin Habis datang kepada khalifah Abu Bakar (dahulu mereka diberi ternak yang banyak oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam), seraya berkata,

“Wahai khalifah Rasulullah, di daerah kami ada tanah yang asin (payau) , tidak ada rumput di atasnya dan tidak bermanfaat. Jika boleh (tanah milik kaum muslimin), berikanlah sebidang tanah tersebut pada kami agar kami dapat bercocok tanam di sana. Boleh jadi kelak Allah akan memberikan manfaat dengannya. (tujuan Abu Bakar baik, supaya tanah diolah)

Ketika Abu Bakar meminta pendapat kepada para sahabat yang lain, mereka berkata,

“Berikan saja, boleh jadi Allah akan memberi manfaat dengannya.” Mendengar pendapat para sahabat yang lain, Abu Bakar pun menuliskan dokumen dan menyetujui tanah itu menjadi milik mereka berdua. Namun Abu Bakar ingin menjadikan Umar sebagai saksi.

Mereka berdua kemudian mendatangi Umar untuk meminta kesaksiannya.

“Abu Bakar memintamu untuk bersaksi dalam dokumen ini. Apakah kami bacakan padamu atau engkau ingin membacanya sendiri?” ujar mereka.

“Aku sedang dalam kondisi seperti ini, bacakanlah oleh kalian atau tunggulah hingga aku selesai.” jawab Umar.
Ketika mereka mulai membacanya, tatapan Umar mulai berubah. Dan ketika mengetahui keseluruhan isi dokumen itu, Umar pun marah besar. Ia merebut dokumen itu, menghapus tinta tulisan dan meludahinya. Melihat hal itu, mereka berdua pun menggerutu sambil melontarkan perkataan buruk.

Umar berkata, “Dahulu Rasulullah berlaku lemah lembut pada kalian saat Islam masih lemah. Kini Allah telah memuliakan Islam. Sekarang pergilah dan berusahalah semampu kalian, semoga Allah tidak menjaga gembala kalian.”

Mereka berdua akhirnya kembali mendatangi Abu Bakar sambil menggerutu, “Apakah engkau khalifahnya ataukah Umar?”
“Tidak, bahkan dia, jika dia mau.” jawab Abu Bakar.

Datanglah Umar dalam keadaan marah dan berdiri di hadapan Umar, ia berkata, “Beritahukan padaku tentang tanah yang kau berikan pada mereka. Apakah tanah ini milikmu pribadi atau milik kaum muslimin secara umum?”

“Tentu saja milik kaum muslimin secara umum.” jawab Abu Bakar.
Lalu mengapa kau mengkhususkan untuk mereka berdua tanpa menyertakan kaum muslimin seluruhnya?” tanya Umar kembali.

Abu Bakar berkata, “Aku meminta pendapat orang-orang di sekelilingku, mereka menganjurkanku untuk menyetujuinya.”

Umar pun berkata, “Jika engkau telah bermusyawarah dengan orang-orang di sekelilingmu, apakah itu berarti engkau tak perlu lagi bermusyawarah dengan selain mereka dan menjadikan mereka semua ridha?”

“Sudah kukatakan padamu, engkau lebih kuat dalam memikul perkara ini (kekhalifahan) daripada aku.” jawab Abu Bakar dengan tawadhu nya.

Jika berbeda pendapat dengan Umar maka kebanyakan pendapat Abu Bakar lah yang benar.

➡️ Demikianlah Abu Bakar memandang hakikat dirinya sebagai hamba Allah , tidak pernah tertipu dengan jabatan dengan tidak pernah merasa bangga dengan berbagai keberhasilan yang besar yang diraihnya.

Sampai akhirnya Abu Bakar Wafat pada tanggal 22 Jumadil Akhir tahun 13 H.

Dan ketika Abu Bakar meninggal, ada beberapa riwayat yang menarik, diantaranya.
1. Aisyah datang kepada ayahnya ketika nafas ayahnya sudah sulit. Seakan-akan sudah sakaratul maut.

Aisyah sebutkan bait syair yang maknanya – Demi Allah, tidak bermanfaat harta yang banyak bagi seorang jika ternyata ruhnya sudah mau keluar dari kerongkongan nya, dada sudah sempit.

Abu Bakar memandangi Aisyah seakan-akan beliau marah – gak perlu berkata demikian tapi katakan telah datang sakaratul maut menghampiri mu yang dulu kau selalu menghindar darinya.

Wahai Aisyah – dulu saya pernah kasih hadiah kepadamu kebun, tapi saya ragu dengan harta tersebut. Dan karena engkau punya saudara-saudara yang lain tolong kembalikan harta tersebut kepada ku.

Dan Aisyah pun nurut atas permintaan Abu Bakar.

Abu Bakar – wahai Aisyah sejak aku jadi khalifah, kita gak pernah makan Dinar/dirham kaum muslimin (tidak pernah foya-foya). Dan hanya ada berupa budak kecil Habasy dan unta yang digunakan untuk ambil air serta kain yang usang.
Jika kelak aku meninggal, serahkan itu semua kepada Umar.

➡️Dalam riwayat lain… Wahai Aisyah lihatlah harta ku sebelum dan sesudah jadi khalifah, kalau ada pertambahan maka kasih kepada khalifah selanjutnya.

Kata Umar – semoga Allah merahmatiAbu Bakar, sungguh Abu Bakar telah merepotkan khalifah selanjutnya. (karena sangat wara nya Abu Bakar).

Semua harta yang diserahkan oleh Abu Bakar oleh Umar dijadikan harta negara.

Abdurrahman bin Auf berkata Umar – harta yang diambil Abu hanya seorang budak, unta tua dan baju lusuh harga 5 dirham – kasih saja kepada keluarga Abu Bakar.

Umar – tidak.. Tidak mungkin berlaku dalam masa kekuasan ku. Yang sudah dikembalikan Abu Bakar tidak akan saya kembalikan. Lebih baik saya mati daripada kembalikan harta negara kepada yang tidak berhak.

🔸 Riwayat lain – Abu Bakar berkata Aisyah untuk mencuci dua kain yang untuk dijadikan kain kafannya dan yang baru untuk orang-orang yang masih hidup.

Ulama melarang untuk bermewahan ketika meninggal.

🔸 Abu Bakar hanya ambil dari baitul maal – makanan secukupnya dan untuk kain secukupnya. Sederhana. Beliau tidak kerja karena urus negara sehingga hanya ambil harta dari baitul maal secukupnya saja.

Dalam Islam, pejabat boleh makan harta negara secukupnya.

Abu Bakar memperlakukan harta baitul maal seperti harta anak yatim, diambil sesuai keperluan saja.

Sebagian salaf – dulu para sahabat mengajarkan kepada anak-anaknya untuk cinta kepada Abu Bakar dan Umar bin Khaththab.

✅ Beberapa keteladanan Abu Bakar.

1️⃣ Abu Bakar adalah orang yang mudah bergaul, sehingga kenalan banyak. Karena abu bakar ahli nasab sehingga orang suka ngobrol, juga pedagang yang sukses. Juga kemampuan mengetahui jarak negara atau kota lain mengirim pasukan. Mudah bergaul dengan manfaat untuk akhirat..

2️⃣ Abu Bakar memiliki sifat-sifat seperti Nabi ﷺ. Dalam shahih Bukhari, saat Abu Bakar sulit ibadah di Makkah maka beliau pergi dari Mekkah supaya bisa ibadah. Dan bertemu dengan Ibu Daqhina, seorang pemimpin suku Qoro – dan mengatakan kepada Abu Bakar : engkau tidak boleh keluar dan diusir dari negeri nya karena engkau sambung silaturahim, jujur dalam berkata, engkau bekerja untuk orang lain, suka menjamu tamu dan suka membantu orang lain. (seperti saat Khadijah menenangkan Nabi ﷺ saat terima wahyu pertama).

3️⃣ Berusaha menjadi pelopor dalam berinfaq. Pertama dalam membantu dakwah Nabi ﷺ selain Khadijah.

Nabi shalallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Tidak ada harta yang lebih bermanfaat kepadaku seperti manfaat harta Abu Bakar kepadaku.”

Karena besar nya pahala di awal-awal Islam.

Abu Bakar pernah sumbang seluruh hartanya dua kali yaitu saat hijrah dan saat perang tabuk.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah berkata,” Abu Bakar pernah membantu ku dengan hartanya saat orang lain tidak ada yang membantuku.”

4️⃣ Selalu Mendahulukan dalil dari pada logika. Diantara nya adalah :

1. saat perjanjian Hudaibiyah (Saat itu hanya Abu Bakar yang ikuti petunjuk Nabi),
2. ketika Nabi ﷺ wafat. Jelaskan dalil kepada para sahabat terutama Umar bin Khaththab
3. Ketika Fatimah binti Muhammad meminta warisan. (konsekuensi nya Fatimah marah)
4. Ketika mengirim pasukan Usamah
5. Ketika memerangi orang-orang yang menolak zakat

5️⃣ Tidak sombong, dan tetap takut terhadap Allah.

Dalam Shahih Bukhari,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ » . فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّىْ ثَوْبِى يَسْتَرْخِى إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ .فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « إِنَّكَ لَسْتَ تَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلاَءَ »

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menjulurkan pakaiannya dengan sombong, Allah tidak akan melihat dirinya pada hari kiamat.” Lantas Abu Bakr berkata, “Sungguh salah satu ujung celanaku biasa melorot akan tetapi aku selalu memperhatikannya.” “Engkau bukan melakukannya karena sombong”, komentar Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Abu Bakr.

6️⃣ Mudah memaafkan.

1. Kisah terfitnahnya ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, putri Abu Bakar radhiyallahu anhu adalah bukti hasadnya (kedengkian) orang-orang munafik terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikutnya. Ketika terjadi penuduhan, Mishthoh bin Utsatsah adalah seorang yang terlibat dalam fitnah tersebut, padahal Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu selama ini yang memberinya nafkah, maka beliau marah dan bersumpah untuk tidak memberikan nafkah kembali, hingga turunlah firman Allah Azza wa Jalla,

وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang?” (QS. An-Nuur: 22)

Maka Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu segera mengatakan,

بَلَى وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لِي، فَرَجَعَ إِلَى مِسْطَحٍ الَّذِي كَانَ يُجْرِي عَلَيْهِ

“Ya, demi Allah, sungguh aku lebih suka Allah mengampuni dosaku.” Kemudian beliau radhiyallahu ‘anhu kembali memberikan nafkah kepada Mishthah. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Kisah Abu Bakar yang memaafkan Umar

7️⃣ Tidak merasa paling terbaik.

Abu Bakar berkata – aku bukanlah yang terbaik diantara kalian (saat terpilih dari khalifah)

Padahal semua orang mengakui bahwa Abu Bakar adalah orang yang terbaik.

Semoga bermanfaat..

##$$-aa-$$##

Navigasi Series<< TARIKH ISLAM-06- (ABU BAKAR ASH SHIDIQ-5)TARIKH ISLAM-09 (Umar bin Khaththab -2) >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *