TARIKH ISLAM-03 (ABU BAKAR ASH SHIDIQ-2)
- TARIKH ISLAM-01
- TARIKH ISLAM-02 ( ABU BAKAR ASH SHIDIQ-1)
- TARIKH ISLAM-03 (ABU BAKAR ASH SHIDIQ-2)
- TARIKH ISLAM-04
- TARIKH ISLAM-05 (ABU BAKAR ASH SHIDIQ-4)
- TARIKH ISLAM-06- (ABU BAKAR ASH SHIDIQ-5)
- TARIKH ISLAM-07 (ABU BAKAR ASH SHIDIQ-6 – wafatnya radhiyallahu anhu)
- TARIKH ISLAM-09 (Umar bin Khaththab -2)
- TARIKH ISLAM-10 (Umar bin Khaththab -3)
- TARIKH ISLAM-11* (Umar bin Khaththab -4)
Diterbitkan pertama kali pada: 13-Feb-2023 @ 12:56
9 menit membaca*TARIKH ISLAM-03*
(ABU BAKAR ASH SHIDIQ-2)
Ustadz Dr Firanda Andirja, Lc MA
22 Rajab 1444 H/12.02.2023
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima
✅ PROSES BAIAT ABU BAKAR ASH SHIDIQ.
Ketika Rasulullah ﷺ wafat pada senin, 12 Rabi’ul Awal 11H,waktu dhuha.
Ada dua sikap sahabat.
🔸1. Sikap Umar – yang begitu cinta kepada Nabi ﷺ, tidak percaya bila Nabi ﷺ telah wafat.
Sehingga Umar sampai berkata – Demi Allah! Saya yakin Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan hidup sehingga Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memotong tangan-tangan dan lisan orang-orang munafik yang mengira atau mengatakan bahwa Muhammad telah wafat.
Umar, terbetik dalam dirinya, bahwa Rasulullah ﷺ seperti Musa alaihissalam, Musa dipanggil oleh Allah sementara untuk dibangkitkan kembali untuk membereskan urusan dengan orang-orang munafik.
🔸2. Saat itu Abu Bakar berada di tempat namanya As Sunnah. Tempat tinggal beliau.
Dalam suasana mencekam akibat ketidak percayaan Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu , Abu Bakr Radhiyallahu anhu datang ke tempat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah mendengar kematian Beliau ﷺ . Beliau Radhiyallahu anhu tanpa banyak bicara langsung menuju ke jenazah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ditutup dengan kain. Abu Bakr Radhiyallahu anhu menyingkap bagian kain yang menutupi wajah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu menangis. Abu Bakr Radhiyallahu anhu mencium kening Rasulullah sambil menangis dan mengatakan:
بِأَبِي أَنْتَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ لَا يَجْمَعُ اللَّهُ عَلَيْكَ مَوْتَتَيْنِ أَمَّا الْمَوْتَةُ الَّتِي كُتِبَتْ عَلَيْكَ فَقَدْ مُتَّهَا
Demi bapakku! Wahai Nabi Allah Azza wa Jalla! Allah Azza wa Jalla tidak akan mengumpulkan padamu dua kali kematian. Sekarang kematian (pertama) yang telah ditetapkan Allâh Azza wa Jalla untukmu telah engkau lalui.
Lalu Abu Bakar keluar menuju masjid dan menyuruh Umar duduk dan Umar tidak mau menurut perintah Abu Bakar untuk duduk. Abu Bakar kemudian berkata,
Amma ba’du, barangsiapa yang menyembah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka sesungguhnya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.
Dan barangsiapa yang menyembah Allâh Azza wa Jalla , maka sesungguhnya Allâh maha hidup dan tidak akan mati.
Lalu Abu Bakar Radhiyallahu anhu membaca ayat:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma yang meriwayatkan hadits ini mengatakan:
وَاللَّهِ لَكَأَنَّ النَّاسَ لَمْ يَكُونُوا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ حَتَّى تَلَاهَا أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَتَلَقَّاهَا مِنْهُ النَّاسُ
Demi Allah! Seakan semua orang tidak ada yang mengetahui bahwa Allâh telah menurunkan ayat tersebut sampai Abu Bakar Radhiyallahu anhu membacakannya (kala itu), dan manusia mengambil ayat tersebut darinya.
Maka para sahabat pun akhirnya diam.
Umar Radhiyallahu anhu mengatakan, “Demi Allâh! Sesungguhnya aku seakan-akan belum pernah mendengar ayat ini sampai aku mendengar Abu Bakar Radhiyallahu anhu membaca ayat ini. Sehingga saya lemas, saya tidak kuat berdiri dengan kedua kakiku dan jatuh ke tanah, ketika Abu Bakar Radhiyallahu anhu membacakan ayat tersebut. Maka aku tahu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi telah meninggal dunia.
Orang-orang Syiah jadikan perselisihan para sahabat saat awal kekhalifahan untuk mencela sahabat.
Dalam hadits yang panjang yang diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab, karena Abdurrahman bin Auf berkata kepada Umar ada orang yang bilang kalau Umar mati maka kami akan baiat si Fulan.
Dan ada syubhat bahwa baiat Abu Bakar itu terjadi tiba-tiba tanpa ada musyawarah.
Maka Umar ingin membantah.
Kata Umar – memang proses baiat cepat bukan karena gak ada musyawarah tetapi karena mudahnya memilih Abu Bakar.
Dalam musyawarah Itu Umar dalam Muqaddimah mengatakan bahwa semua kalian tidak bisa menandingi Abu Bakar dari segala sisi.
Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, beberapa sahabat Anshar berkumpul di Saqifah bani Sa’idah, sementara ‘Ali, Thalhah, dan Zubair berkumpul di rumah Fathimah bintu Rasulullah n. Beberapa sahabat Muhajirin berkumpul bersama Abu Bakr, termasuk Usaid bin Hudhair di perkampungan Bani Abdil Asyhal.
Tak lama, datang seseorang mengabarkan, “Sebagian kaum Anshar sudah berkumpul di Saqifah bani Sa’idah bersama Sa’d bin ‘Ubadah. Susullah mereka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sementara jasad suci Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam belum diselesaikan dan pintu rumah beliau sudah ditutup oleh keluarganya.”
Umar berkata kepada Abu Bakr, “Marilah kita temui mereka, lalu kita lihat apa yang mereka inginkan.”
Dalam perjalanan itu, mereka bertemu dua orang sahabat yang saleh. Keduanya bertanya, “Mau ke mana kalian, hai orang-orang Muhajirin?”
“Kami hendak menemui saudara-saudara kami orang-orang Anshar,” jawab Umar.
“Tidak perlu menemui mereka, selesaikan saja urusan kalian,” kata dua orang tadi.
Umar menegaskan, “Demi Allah, kami pasti akan menemui mereka.”
Setibanya di Saqifah bani Sa’idah, sebagian kaum Anshar telah mengelilingi Sa’d bin ‘Ubadah yang sedang sakit (sedang berselimut)
Kemudian, berdirilah salah seorang juru bicara Anshar lalu memuji Allah, dan berkata, “Kami adalah Penolong-penolong Allah, tentara Islam, sedangkan kalian hai Muhajirin adalah lebih sedikit daripada kami….”
Setelah dia berhenti, Umar ingin segera tampil berbicara, tetapi dicegah oleh Abu Bakr, “Tahanlah, hai Umar.”
Dengan patuh Umar tidak jadi mengeluarkan kata-kata yang dirasakan sangat tepat pada saat itu. Akhirnya, Abu Bakr mulai berbicara. Ternyata kata-kata yang disampaikan Abu Bakr adalah kalimat yang ingin disampaikan Umar, tetapi lebih baik dan tepat.
Setelah itu Abu Bakr melanjutkan, “Adapun kebaikan yang kalian sebutkan tadi, kalian memang layak menerimanya. Tetapi, urusan ini tidak pernah dikenal selain berada di tangan orang-orang Quraisy (Arab) . Mereka paling mulia nasabnya.
Saya ridha, salah satu dari dua orang ini—sambil memegang tangan Umar dan Abu ‘Ubaidah ibnul Jarrah—menjadi pemimpin kalian.”
Umar menarik tangannya sambil berseru, “Demi Allah, leherku ditebas tetapi tidak membawaku kepada dosa lebih aku sukai daripada menjadi pemimpin sementara Abu Bakr ada di situ.”
Salah seorang sahabat Anshar menengahi, “Dari kami seorang amir dan dari kalian juga seorang amir, wahai orang-orang Quraisy.”
Akhirnya, ributlah para sahabat. Masing-masing mengeluarkan dan mempertahankan pendapatnya. Kaum Muhajirin mengingatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berasal dari Muhajirin, tentu saja pengganti beliau adalah dari Muhajirin juga.
Kaum Anshar menolak.
Setelah agak reda, Abu Bakr mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Pemimpin (imam) itu dari Quraisy.”
Mendengar hadits ini, para sahabat pun terdiam. Selesailah perselisihan, hilanglah pertikaian itu dalam sekejap. Semua adalah taufik dan rahmat dari Allah Subhanahuwata’ala. Hanya dengan satu hadits, mereka segera menghentikan keributan dan perbedaan pendapat yang terjadi di antara mereka.
Dengan cepat, Umar menyambar tangan Abu Bakr sambil menyatakan baiatnya, lalu disusul oleh beberapa kaum Muhajirin dan Anshar. Akhirnya mereka menjauhi tempat Sa’d bin ‘Ubadah.
Umar menyatakan inilah perkara yang paling penting.
❓Bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?
Beliau membaiat Abu Bakar 2x,setelah peristiwa baiat para sahabat pada Abu Bakar radhiyallahu anhu..
Abu Zubair yang juga tidak hadir saat baiat karena sedang di rumah Nabi. Turut membaiat Abu Bakar.
Begitu juga Ali, juga segera membaiat Abu Bakar.
Para ulama khilaf tentang kapan baiat Ali dan Zubair.. 1 atau 2 hari setelah baiat pada Abu Bakar.
Ali juga selalu perhatian kepada Abu bakar dan selalu menjadi makmum pada Abu Bakar. Saat perang yang dipimpin Abu Bakar – Maka Ali meminta Abu Bakar pulang karena tidak kehilangan khalifah.
⛔ Ada riwayat Tabiin – Az Zuhri yang menyatakan Ali tidak baiat selama 6 bulan. Namun riwayatnya lemah.
Yang benar Ali bin Abi Thalib membaiat Abu Bakar dan taat, serta sholat dibelakang Abu Bakar.
Benar ada permasalahan antara Fatimah dan Abu Bakar, datang dalam riwayat yang shahih.
Setelah Nabi ﷺ wafat, Fatimah dan Ali datang kepada Abu Bakar untuk meminta warisan Nabi ﷺ. Nabi punya harta dari beberapa perang diantaranya perang Khaibar.
Kata Abu Bakar – Demi Allah saya lebih suka menyambung kerabat Nabi daripada kerabat ku sendiri. Demi Allah aku akan bersungguh-sungguh mengolah harta ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya kami para Nabi tidak ada warisan.
Harta yang kami tinggalkan menjadi sedekah bagi kaum muslimin”.
Maka Fatimah pun marah dan tidak mau bicara dengan Abu Bakar Ash shiddiq. Sampai wafat Fatimah Radhiyallahu anha.
Namun sebelum wafat Fatimah, Abu Bakar datang menjenguk Fatimah ketika Fatimah sakit kemudian minta izin Fatimah melalui Ali dan Fatimah pun mengizinkannya. Maka Abu Bakar berusaha untuk menyenangkan Fatimah dan membuat ridho Fatimah.
Abu Bakar berkata, Demi Allah saya tinggalkan harta, keluarga dst tidak lain hanyalah untuk mencari keridhoan Allah, Nabi dan Ahlul bait…
Kemudian terus bicara dengan Fatimah sampai Fatimah ridho..
Zaid bin Husein berkata – Seandainya aku ada di posisi Abu Bakar maka aku akan menjalankan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar.
Yang tidak dikasih warisan hanya Fatimah tapi semua istri, anak dan keluarga Nabi.
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
✅ *FAIDAH BAIAT ABU BAKAR*
1️⃣ Semangat para shahabat untuk segera mengangkat khalifah agar mencegah perpecahan sampai-sampai mereka menunda pemakaman Rasulullah ﷺ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِىَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِى عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa yang melepaskan tangannya dari ketaatan pada pemimpin, maka ia pasti bertemu Allah pada hari kiamat dengan tanpa argumen yang membelanya. Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak ada baiat di lehernya, maka ia mati dengan cara mati jahiliyah.” (HR. Muslim).
Syubhat yang dihembuskan Syiah – sahabat menelantarkan jasad Nabi karena rakus akan kepemimpinan. Dan ini telah dibantah dengan fakta yang terjadi saat itu.. Para Sahabat menangis….
2️⃣ Pemilihan Abu Bakar dengan musyawarah dan Ijma (kesepakatan)
Termasuk Saad bin Ubadah.
Allah mendiamkan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendiamkan, kaum muslimin mendiamkan.
Saat Nabi Sakit – Abu Bakar terus yang jadi imam sholat selama 8 hari.
Seandainya Allah tidak menginginkan Abu Bakar jadi khalifah maka kaum muslimin tidak mendiamkan..
Ketika Umar membaiat Abu Bakar – semua ikut membaiat.
3️⃣ Para sahabat bukan rakus kedudukan akan tetapi mereka ingin pilih yang terbaik.
Bukannya ketika Abu Bakar terpilih semua patuh?
Ulama sepakat bahwa Abu Bakar sah sebagai khalifah.
Cuma mereka berselisih apakah Abu Bakar menjadi khalifah karena nash dari Nabi atau sekedar isyarat.
🔸1. Dari nash Nabi – Ibnu Hazm.. Dalilnya –
+ semua pintu menuju masjid ditutup kecuali pintu Abu Bakar
+ ketika Nabi sakit, Nabi suruh Abu Bakar jadi Imam
+ Aisyah berkata saat Nabi Sakait – panggil Abu Bakar dan panggil saudara mu Abdurrahman bin Abu Bakar – aku akan menulis suatu wasiat dan aku kuatir ada yang berkata aku lebih utama menjadi penerus Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Allah dan kaum mukminin enggan yang menjadi khalifah selain Abu Bakar.
+ ada seorang wanita yang bertanya kepada Nabi kalau saya gak ketemu anda kepada siapa yang harus saya temui? Nabi menjawab Abu Bakar
+ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bermimpi saat menimba air di sumur air timba itu diambil oleh Abu Bakar. Dan Nabi melihat Abu Bakar ambil air 1 atau 2 ember dan ada kelemahan, isyarat pemerintahan ada masalah (ada yang murtad dst)
Kemudian ember diambil oleh Umar dan ember menjadi besar
Sampai unta-unta bisa minum dengan puas.
2. Jumhur – Abu Bakar menjadi khalifah karena isyarat.
❓Timbul pertanyaan – kenapa tidak ada nash yang tegas?
✅Hikmahnya – karena Nabi tahu bahwa para shahabat tanpa dikasih tahu pasti akan memilih Abu Bakar.
Kedua Nabi ingin ajari mereka cari pemimpin tanpa ditunjuk Nabi.
Semoga bermanfaat,
##$$-aa-$$##