NASIHAT-NASIHAT ABU AD-DARDA
Diterbitkan pertama kali pada: 22-Agu-2021 @ 21:00
8 menit membaca*NASIHAT-NASIHAT ABU AD-DARDA*
Ustadz Dr Firanda Andirja, Lc MA
24 Dzulqaidah 1441 H
Nama beliau adalah Uwaimir bin Amir bin Ma lik bin Zaid Al Khazraj
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Uwaimir adalah hakîmul ummah (seorang yang sangat bijaksana).
Para sahabat mengatakan orang yang paling cerdas adalah Uwaimir.
Adz Dzahabi mengatakan beliau adalah Qadhi di Damaskus.
Dikenal juga ahli Qur’an nya penduduk Damaskus.
Termasuk terlambat masuk Islam, setelah perang Badr, beliau adalah saudara dari Abdullah bin Rawahah.
Berikut kisah masuk Islamnya Abu Darda.
Abdullah bin Rawahah datang ke rumah Abu Darda. Sampai di sana dia melihat Ummu Darda di halaman rumahnya.
“Assalamu’alaiki, ya amatallah,” (Semoga Anda bahagia, hai hamba Allah) kata Abdullah memberi salam.
“Wa’alaikassalam, ya akha Abi Darda” (Dan semoga Anda bahagia pula, hai sahabat Abu Darda),” jawab Ummu Darda.
“Ke mana Abu Darda?” tanya Abdullah.
“Dia ke toko, tetapi tidak lama lagi dia akan pulang,” jawab Ummu Darda.
“Bolehkah saya masuk?” tanya Abdullah.
“Dengan segala senang hati, silakan!” jawab Ummu Darda.
Ummu Darda melapangkan jalan bagi Abdullah, kemudian dia masuk ke dalam dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga serta mengasuh anak.
Abdullah bin Rawahah masuk ke kamar tempat Abu Darda meletakkan patung sembahannya. Dikeluarkannya kapak yang sengaja dibawanya. Dihampirinya patung itu, lalu dikapaknya hingga berkeping-keping.
Katanya, “Ketahuilah, setiap yang disembah selain Allah adalah batil!”
Setelah selesai menghancurkan patung tersebut, dia pergi meninggalkan rumah.
Ummu Darda masuk ke kamar tempat patung berada. Alangkah terperanjatnya dia, ketika dilihatnya patung telah hancur berkeping-keping dan berserakan di lantai. Ummu Darda meratap menampar-nampar kedua pipinya seraya berkata, “Engkau celakakan saya, hai Ibnu Rawahah.”
Tidak berapa lama kemudian Abu Darda pulang dari toko. Ia mendapati istrinya sedang duduk dekat pintu kamar patung sambil menangis. Rasa cemas dan takut kelihatan jelas di wajahnya.
“Mengapa engkau menangis?” tanya Abu Darda.
“Teman Anda, Abdullah bin Rawahah tadi datang kemari ketika Anda sedang di toko. Dia telah menghancurkan patung sembahan Anda. Cobalah Anda saksikan sendiri,” jawab Ummu Darda.
Abu Darda menengok ke kamar patung, dilihatnya patung itu sudah berkeping-keping, maka timbullah marahnya. Mulanya dia bermaksud hendak mencari Abdullah. Tetapi, setelah kemarahannya berangsur padam, dia memikirkan kembali apa yang sudah terjadi. Kemudian katanya, “Seandainya patung itu benar Tuhan, tentu dia sanggup membela dirinya sendiri.”
Maka, ditinggalkannya patung yang menyesatkan itu, lalu dia pergi mencari Abdullah bin Rawahah. Bersama-sama dengan Abdullah, dia pergi kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. dan menyatakan masuk agama Allah di hadapan beliau.
*Abu Darda termasuk dari empat sahabat yang ahli Al Qur’an :*
Abu Darda’
Abu Zaid
Zaid bin Tsabit
Muadz bin Jabal
Beliau ikut perang dimulai dari perang Uhud, dan perang2 selanjutnya.
Dan juga penulis wahyu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Beliau orang pertama yang buat halaqah, bahkan sampai 1000 lebih jamaah nya.
Dulu beliau seorang pedagang. Namun tidak sanggup gabungkan antara perdagangan dan ibadah, lebih memilih ibadah.
Sampai akhirnya istrinya kurang diperhatikan.
Bisa kita lihat kisah sahabat Abu Darda’ radhiallahu ‘anhu yang sudah merasakan nikmatnya beribadah sampai lupa terhadap istrinya.
عن عون بن أبي جحيفة، عن أبيه، قال: آخى النبي
صلى الله عليه وسلم بين سلمان، وأبي الدرداء، فزار سلمان
أبا الدرداء، فرأى أم الدرداء متبذلة، فقال لها:
ما شأنك؟ قالت: أخوك أبو الدرداء ليس له حاجة في الدنيا،
“Diriwayatkan dari ‘Aun bin Abi Juhaifah, dari ayahnya, ia mengkisahkan: Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menjalinkan tali persaudaraan antara sahabat Salman (Al Farisi) dengan sahabat Abu Darda’, maka pada suatu hari sahabat Salman mengunjungi sahabat Abu Darda’, kemudian ia melihat Ummu Darda’ (istri Abu Darda’ dalam keadaan tidak rapi, maka ia (sahabat Salman) bertanya kepadanya: Apa yang terjadi pada dirimu? Ummu Darda’-pun menjawab: Saudaramu Abu Darda’ sudah tidak butuh lagi kepada (wanita yang ada di) dunia.
فجاء أبو الدرداء فصنع له طعاما، فقال: كل؟ قال:
فإني صائم، قال: ما أنا بآكل حتى تأكل،
قال: فأكل، فلما كان الليل ذهب أبو الدرداء يقوم،
قال: نم، فنام، ثم ذهب يقوم فقال: نم، فلما
كان من آخر الليل قال: سلمان قم الآن، فصليا
Maka tatkala Abu Darda’ datang, iapun langsung membuatkan untuknya (sahabat Salman) makanan, kemudian sahabat Salmanpun berkata: Makanlah (wahai Abu Darda’) Maka Abud Darda’ pun menjawab: Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Mendengar jawabannya sahabat Salman berkata: Aku tidak akan makan, hingga engkau makan, maka Abu Darda’pun akhirnya makan. Dan tatkala malam telah tiba, Abud Darda’ bangun (hendak shalat malam, melihat yang demikian, sahabat Salman) berkata kepadanya: Tidurlah, maka iapun tidur kembali, kemudian ia kembali bangun, dan sahabat Salmanpun kembali berkata kepadanya: tidurlah. Dan ketika malam telah hampir berakhir, sahabat Salman berkata: bangunlah sekarang, dan shalat (tahajjud).
فقال له سلمان: إن لربك عليك حقا، ولنفسك عليك حقا،
ولأهلك عليك حقا، فأعط كل ذي حق حقه،
فأتى النبي صلى الله عليه وسلم، فذكر ذلك له،
فقال النبي صلى الله عليه وسلم: «صدق سلمان
Kemudian Salman menyampaikan alasannya dengan berkata: Sesungguhnya Rabb-mu memiliki hak atasmu, dan dirimu memiliki hak atasmu, dan keluargamu juga memiliki hak atasmu, maka hendaknya engkau tunaikan setiap hak kepada pemiliknya. Kemudian sahabat Abud Darda’ datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan ia menyampaikan kejadian tersebut kepadanya, dan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawabnya dengan bersabda: Salman telah benar.” (HR. Bukhari no. 1968).
Nasihat ini telah membuat Abu Darda menjadi lebih banyak memperhatikan dan memperlakukan istri dengan sangat baik.
Anak Abu Darda adalah perempuan namanya Darda.
Beliau punya punya 2 istri, kedua nya adalah Ummu Darda..
Khairah (termasuk Shahabiyah) dikenal sebagai Ummu Darda Al Kubro (dalam kisah hadits dengan Salman di atas) setelah istri ini wafat, Abu Darda menikah lagi dengan Hujaimah binti Huyai. (Tabiin) dikenal sebagai Ummu Darda Ash Shugro. .yang ada dalam kisah masyhur yang setelah wafatnya Abu Darda tidak mau menikah lagi.
Setelah meninggalnya Abu Darda’, Muawiyah bin Abi Sufyan rahimahullah datang menyampaikan pinangan. Saat itu Ummu Darda’ (Ash Shugro) masih muda dan dikenal kecantikannya Ummu Darda’ menolak, “ Tidak ” katanya. “ Aku tidak akan menikah lagi dengan seorangpun di dunia sampai aku menikah dengan Abu Darda’ di surga, insya Allah,”.
Abu Darda wafat tahun 32H, saat kekhalifan Utsman bin Affan (wafat 35H)
*Diantara keistimewaan Abu Darda.*
*1. Ilmunya sangat luas..*
Abu Dzar mengatakan, Tidak ada di naungan langit bumi yang lebih cerdas dari Abu Darda.
*2. Mengamalkan apa yang beliau Ilmui.*
Ibnu Umar : sampaikan kepada ku hadits dari 2 orang yang berakal yaitu Abu Darda dan Muadz bin Jabal.
Istri Abu Darda mengatakan ibadah yang paling banyak lakukan adalah tafakur.
Berfikir tentang agungnya Allah dan agungnya syariat.
*Wasiat-wasiat Abu Darda*
*WASIAT1* Dari Abu Qilabah bahwa sesungguhnya Abu Darda’ bertemu dengan seorang laki-laki yang telah berbuat dosa. Orang-orang ramai mencela laki-laki itu. Abu Darda’ berkata: “Tidakkah kalian lihat, andai kalian mendapatinya (terjebak) di dalam sumur, tidakkah kalian akan mengeluarkannya dari sumur?” Mereka menjawab: “Tentu saja.”
Abu Darda’ berkata: “Janganlah kalian mencela saudara kalian, dan pujilah Allah ‘azza wa jalla yang memberikan kesehatan kepada kalian.” Mereka berkata: “Bukankah kita (harus) membencinya?” Abu Darda’ berkata: “Yang harus dibenci adalah perbuatannya. Jika ia meninggalkan perbuatan (buruknya), ia adalah saudaraku.”
Apabila ada orang yang berbuat salah, jangan benci orangnya tapi benci perbuatan nya..
*WASIAT2* “Sesungguhnya aku memerintahkan kalian dengan kebaikan. Dan tidak semua yang aku perintahkan kepada kalian telah aku lakukan, akan tetapi aku mengharapkan pahala dengan memerintahkan kalian.”
Tidak berarti Abu Darda tidak melakukan apa yang beliau perintahkan, namun karena saking sibuk dan banyak kebaikan yang beliau pilah pilih.
Pelajaran, orang yang pertama dinasihati adalah diri kita sendiri.
Imam Ahmad pernah meninggalkan shalat malam, karena belajar hadits Abu Zur’ah, artinya ada kemaslahatan.
Lain halnya bila tulus menasihati maka bila ada orang lain yang amalkan Insya Allah dapat pahala.
*WASIAT3* “Seorang hamba yang melakukan kemaksiatan kepada Allah Azza wa Jalla ketika sendirian, maka Allah akan melemparkan rasa benci kepadanya dalam hati orang-orang yang beriman tanpa dia sadari.”
Semoga kita senantiasa menghadirkan dalam hati kita ‘muraqabatullah’, yakni perasaan yang merasa selalu diawasi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Perbaiki hubungan dengan Allah maka Allah akan perbaiki hubungan kita dengan masyarakat.
*WASIAT4* Kenapa kulihat ulama mulai pergi meninggalkan dunia, sementara orang-orang jahil tidak belajar, belajarlah kalian sesungguhnya orang Alim dan orang yang belajar sama-sama dapat pahala.
Harus siapkan generasi penerus para alim ulama.
*WASIAT5* . “Ingatlah Allah saat engkau senang/lapang, niscaya Allah akan mengingatmu saat engkau kondisi sulit/sempit.”
Nabi Yunus berdoa saat kondisi sulit dan Allah kabulkan doanya.
*WASIAT6* Kalau kau sebut-sebut orang yang meninggal, ingat seolah kau bagian mereka, kalau jiwamu lagi tertarik keindahan dunia maka ingatlah bagaimana kesudahan mereka.
Artinya semua akan mati..
*WASIAT7* . Nasihat agar qonaah.
Orang-orang kaya makan, kita juga makan (walaupun menu beda)
Mereka minum kita juga minum
Mereka berpakaian kita juga berpakaian
Mereka naik kendaraan kita juga naik kendaraan (walaupun beda kendaraan)
Tetapi Mereka punya harta lebih banyak terkadang tidak ada manfaat cuma dilihat saja. Terkadang kita ikut lihat juga.
Bedanya kita lihat2 tapi kita tidak dihisab sedang mereka dihisab (panjang)
*WASIAT8* Segala puji bagi Allah yang menjadikan orang-orang kaya ketika mereka akan meninggal berangan-angan miskin seperti kita (miskin)
Artinya orang-orang kaya takut hisab yang panjang.
*WASIAT9* Aku berlindung kepada Allah dari hati yang tercerai berai artinya punya harta dimana-mana sehingga banyak memikirkan harta tersebut, yang sebabkan hilangnya nikmat atau kelezatan ibadah..
Bisa jadi banyakan urusan sehingga lupa dzikir, lupa sedekah dll
Abu Darda kegiatan nya sering berdzikir kepada Allah, tidak pernah letih berdzikir, diriwayatkan sampai 100 ribu kali.
Abu Darda sering mendoakan sahabat (karena Allah), sering mendoakan mereka dalam sholat.
Ummu Darda mengatakan Abu Darda punya 360 sahabat dan dia mendoakan mereka dalam sholat nya.
Abu Darda mengatakan, bila kita doakan orang lain maka akan datang 2 malaikat yang mendoakan hal yang sama.
Abu Darda tidak ingin hidup lama tetapi Aku *ingin hidup lama karena tiga perkara:*
1. Ada waktu siang dengan rasa haus (puasa)
2. Sujud di malam hari (ingin berlezat-lezat sujud qiyamul lail)
3. Ingin duduk bersama kaum yang bicarakan hal2 baik dan ingin ambil faidah dari perkataan mereka.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda *”Orang yang terbaik adalah orang yang umur panjang dan banyak amalnya”.*
Kita berusaha sehat untuk beramal.
Ali bin Abi Thalib mengatakan, hari ini adalah hari pengumpulan amalan tidak ada hisab sedang di akhirat adanya hanya hisab tidak ada pengumpulan amalan.
Sebuah hadis yang diriwayatkan dari sahabat Thalhah bin Ubaidillah diterangkan bahwa ada dua orang shahabat, keduanya bersaudara. Salah seorang dari keduanya berangkat perang. Ia adalah orang yang lebih bersemangat dalam beramal dibanding saudaranya. Kemudian ia pun mati syahid. Sementara yang satu lagi masih diberi umur panjang hingga satu tahun setelah saudaranya tersebut syahid.
Beberapa waktu kemudian Thalhah radhiallahu ‘anhu bermimpi melihat bahwa laki-laki yang meninggal dunia belakangan lebih tinggi derajatnya. Lalu keesokan harinya, Thalhah menceritakan mimpinya kepada orang-orang, dan mereka pun heran. Lalu menanyakan perihal tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mendapat pertanyaan tersebut, Rasulullah pun bertanya, “Bukankah orang ini hidup satu tahun setelahnya dan mendapatkan bulan Ramadhan lalu ia berpuasa? Mereka menjawab, ‘Betul,‘ Bukankah Ia juga telah mengerjakan shalat ini dan itu dengan beberapa sujud dalam setahun?” Mereka menjawab, “Betul,”
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali bersabda:
فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Sungguh, sangat jauh perbedaan antara keduanya (dalam kebajikan) bagaikan antara langit dan bumi.” (HR. Ibnu Majah, shahih)
Abu Darda ingin hidup hanya untuk menambah amalan ibadah.
##$$-aa$$##