Bagian ke 17 dari 25 dalam series Tafsir Al A'raf

Diterbitkan pertama kali pada: 15-Agu-2021 @ 21:01

3 menit membaca

📖 TAFSIR QS AL A’RAF#17: AYAT 138-143
👤Ustadz Dr Firanda Andirja MA
🗓️ 7 Muharam 1443H
🕌 Masjid AlIkhlas Dukuh Bima (zoom)

KISAH NABI MUSA BAGIAN 4

Surat Al A’raf adalah Makkiyah, walauun Nabi ﷺ belum berinteraksi dengan Yahudi. Hal ini supaya Nabi ﷺ punya kesiapan mental,dimana di Madinah ada Yahudi Bani Qainuqa, Bani Quraidzah dan Bani Nadhir.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَجَاوَزْنَا بِبَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ الْبَحْرَ فَاَ تَوْا عَلٰى قَوْمٍ يَّعْكُفُوْنَ عَلٰۤى اَصْنَا مٍ لَّهُمْ ۚ قَا لُوْا يٰمُوْسَى اجْعَلْ لَّـنَاۤ اِلٰهًا كَمَا لَهُمْ اٰلِهَةٌ ۗ قَا لَ اِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ

“Dan Kami selamatkan Bani Israil menyeberangi laut itu (bagian utara dari Laut Merah). Ketika mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka (Bani Israil) berkata, “Wahai Musa! Buatlah untuk kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala).” (Musa) menjawab, “Sungguh, kamu orang-orang yang bodoh.””
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 138)

Bukan dari sungai nil tapi laut merah. Laut Merah terbelah menjadi 12 lorong, tanah menjadi kering dan mudah dilewati.
Dan mereka menyaksikan kehancuran Fir’aun.

Dan setelah mereka selamat mereka bertemu kaum yang sedang menyembah sesembahan (berhala dalam bentuk sapi).

Dan Bani Israil itu meminta sesembahan dan Nabi Musa mengatakan bahwa mereka (Bani Israil) adalah kaum yang jahil.

Kejahilan mereka ini kebangetan.. Setelah mendapatkan banyak kenikmatan. Malah lakukan kesyirikan.

Bani Israel itu menyangka dengan sesembahan itu akan lebih mendekatkan kepada Allah. Mereka menyangka hal ini tidak menyalahi agama Islam.

Perkataan Bani Israil ini, pernah dikatakan oleh sahabat yang baru masuk Islam dalam kisah pohon Dzatu Amwath.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ هٰۤؤُلَآ ءِ مُتَبَّرٌ مَّا هُمْ فِيْهِ وَبٰطِلٌ مَّا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Sesungguhnya mereka akan dihancurkan (oleh kepercayaan) yang dianutnya dan akan sia-sia/rusak/batal apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 139)

✳️ Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قَا لَ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْغِيْكُمْ اِلٰهًا وَّهُوَ فَضَّلَـكُمْ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ

“Dia (Musa) berkata, “Pantaskah aku mencari tuhan untukmu selain Allah, padahal Allah lah yang telah melebihkan kamu atas segala umat (pada masa itu).””
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 140)

Allah telah muliakan mereka dibanding segala umat.

➡️Perkataan Nabi Musa “padahal Allah lah yang telah melebihkan kamu atas segala umat (pada masa itu)” ada dua pendapat.

1. Diatas segala umat saat itu. Selain mereka adalah kaum musyrikin (saat itu)

Keunggulan Bani Israil dari umat Muhammad,

A. Mereka semua keturunan para nabi (Yakub bin Ishak bin Ibrahim)

B. Dari mereka lah muncul Nabi
C. Ketika itu hanya mereka yang beriman.

2. Bani Israil pandai namun tidak bersyukur.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ ذْ اَنْجَيْنٰكُمْ مِّنْ اٰلِ فِرْعَوْنَ يَسُوْمُوْنَـكُمْ سُوْٓءَ الْعَذَا بِ ۚ يُقَتِّلُوْنَ اَبْنَآءَكُمْ وَ يَسْتَحْيُوْنَ نِسَآءَكُمْ ۗ وَفِيْ ذٰ لِكُمْ بَلَآ ءٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَظِيْمٌ
“Dan (ingatlah wahai Bani Israil) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir’aun) dan kaumnya, yang menyiksa kamu dengan siksaan yang sangat berat, mereka membunuh anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 141)

Allah ingatkan akan nikmat dari Allah.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَوٰعَدْنَا مُوْسٰى ثَلٰثِيْنَ لَيْلَةً وَّاَتْمَمْنٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيْقَا تُ رَبِّهٖۤ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً ۚ وَقَا لَ مُوْسٰى لِاَ خِيْهِ هٰرُوْنَ اخْلُفْنِيْ فِيْ قَوْمِيْ وَاَ صْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيْلَ الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.””
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 142)

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَمَّا جَآءَ مُوْسٰى لِمِيْقَا تِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗ ۙ قَا لَ رَبِّ اَرِنِيْۤ اَنْظُرْ اِلَيْكَ ۗ قَا لَ لَنْ تَرٰٮنِيْ وَلٰـكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَـبَلِ فَاِ نِ اسْتَقَرَّ مَكَا نَهٗ فَسَوْفَ تَرٰٮنِيْ ۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًا ۚ فَلَمَّاۤ اَفَا قَ قَا لَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَ نَاۡ اَ وَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ

“Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.””
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 143)

Nabi Musa juga ingat kan Nabi Harun perintah cara dakwah dan saling menasihati . Maka kita juga harus rajin untuk saling menasihati.

Ayat ini dijadikan oleh Syiah untuk menyangkal Khalifah Abu Bakar radhiyallahu anhu.

Saat Nabi Safar yang diberi tugas urusan Madinah adalah sahabat yang lain..
Bukan Ali bin Abu Thalib, yang Nabi suruh jaga anak-anak.

Manusia tidak akan mampu melihat Allah saat ini.

Ayat ini dijadikan dalil oleh Asyairah bahwa Allah tidak bisa dilihat.

Namun ada hadits lain yang diriwayatkan oleh 26 sahabat, yaitu doa meminta kelezatan memandang wajah Allah..

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ

Ya Allah, Aku mohon kepada-Mu kenikmatan memandang wajah-Mu (di Surga), rindu bertemu dengan-Mu tanpa penderitaan yang membahayakan dan fitnah yang menyesatkan. (HR. Nasai 1305 dan dishahihkan al-Albani)

Semoga bermanfaat.

##$$-aa-##$$

Navigasi Series<< TAFSIR QS AL A’RAF#16: AYAT 130-137TAFSIR QS AL A’RAF#18: AYAT 144-151 >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *