Bagian ke 3 dari 25 dalam series Tafsir Al A'raf

Diterbitkan pertama kali pada: 18-Apr-2021 @ 17:32

5 menit membaca

📖 TAFSIR QS AL A’RAF#3: AYAT 22-30
👤Ustadz Dr Firanda Andirja MA
🗓️ 6 Ramadhan 1442H
🕌 Masjid AlIkhlas Dukuh Bima (zoom)

Kita lanjutkan…

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَدَلّٰٮهُمَا بِغُرُوْرٍ ۚ فَلَمَّا ذَا قَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَـنَّةِ ۗ وَنَا دٰٮهُمَا رَبُّهُمَاۤ اَلَمْ اَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَاَ قُلْ لَّـكُمَاۤ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَـكُمَا عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun yang ada di surga. Allah menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?””
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 22)

Ketika Adam digoda Iblis, kemudian dia menamakan pohon tersebut dengan pohon keabadian.

Padahal banyak yang halal yang lain namun mendekati pohon yang terlarang tersebut, Iblis telah hiasi kemaksiatan supaya terlihat indah.

Iblis giring manusia sesuai dengan kecondongannya.

Ayat tersebut menunjukkan buruknya membuka aurat.

Ketika batin/takwa terkikis keimanan maka akan nampak pada dhahir nya.

Syetan adalah musuh yang nyata, bukan pada yang lain.

Ini, dhahirnya Allah berbicara dengan Adam dan Hawa, padahal Nabi Musa yang punya gelar Kalimullah.

Ini berkaitan dengan di surga, adapun Nabi Musa adalah tatkala di bumi. (Ibnu Atiyah).

Ayat ini bantahan kepada Asyariah terkait sifat Azali Allah.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قَا لَا رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ اَنْفُسَنَا وَاِ نْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
“Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.””
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 23)

Para nabi juga terjerumus dosa kecil.

➡️ Para ulama sepakat, dalam hal Maksum, berarti..
1. Tidak mungkin salah dalam menyampaikan
2. Nabi terbebas dari dosa besar, saat melakukan dosa kecil maka akan segera taubat dan menaikkan derajatnya.

Allah gembira dengan taubat para hamba-hamba-Nya.

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِى وَأَنَا رَبُّكَ.أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ

“Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat gembiranya, maka ia berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.’ Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya.” (HR. Muslim).

Adam Alaihissalam ketika berdosa segera taubat, beda dengan iblis yang berdalil dengan takdir untuk semakin maksiat.

Orang yang berbuat maksiat dengan berdalil pada takdir adalah pengikut iblis.

Doa minta ampun Adam,walaupun Lafazh nya tidak ada minta ampun… Namun akui kesalahan dan kelemahan.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قَا لَ اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَـعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَـكُمْ فِى الْاَ رْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَا عٌ اِلٰى حِيْنٍ

“(Allah) berfirman, “Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan.”” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 24)

اهْبِطُوْا
Bentuk jamak, artinya Adam, Hawa dan Iblis..

Kadang Lafazh nya berdua, artinya Adam dan Iblis, Hawa tidak disebut karena ikut Adam.

Ada beberapa riwayat, antara lain Adam turun di India, Hawa di Jeddah.
Dan bertemu di Mina.

Metode Ibnu Katsir tidak anggap penting hal ini karena tidak ada ayat atau hadits yang menyebutkan.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قَا لَ فِيْهَا تَحْيَوْنَ وَفِيْهَا تَمُوْتُوْنَ وَمِنْهَا تُخْرَجُوْنَ
“(Allah) berfirman, “Di sana kamu hidup, di sana kamu mati, dan dari sana (pula) kamu akan dibangkitkan.””
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 25)

Disini Allah sebutkan dulu..
فِيْهَا
Bahwa Iblis, Adam, Hawa tinggal di bumi.

Khobar di dahulu kan, dalam kalimat ini.

➡️ Ini menunjukkan bahwa manusia secara alami tinggal di bumi, karena Allah sudah siapkan bumi untuk manusia tinggal

Benar mungkin manusia mungkin telah sampai bulan atau Mars.

✳️ Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَا سًا يُّوَا رِيْ سَوْاٰ تِكُمْ وَرِيْشًا ۗ وَلِبَا سُ التَّقْوٰى ۙ ذٰلِكَ خَيْرٌ ۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 26)

وَرِيْشًا

Tambahan keindahan pada pakaian.

Maksudnya Allah menurunkan
1. Allah benar-benar menurunkan, sebagai contoh
2. Allah menjadikan
3. Allah turunkan hujan, tumbuh dst

Ini seolah-olah isyarat dari Allah kepada orang-orang musyrikin yang tawaf, harus tanpa pakaian (telanjang), karena mereka berfikir pakaian tersebut pernah dipakai berbuat dosa.

Dan Allah bantah, bahwa pakaian adalah karunia Allah.

Syaikh As Sa’di menjelaskan bahwa diturunkan pakaian adalah untuk menambah ketaatan kepada Allah.

Pakaian dhahir hanya tutupi yang dhahir, sedangkan takwa menutupi batin, sehingga dia akan bebas lakukan apapun, yang akan membinasakan diri di akhirat kelak.

Takwa seakan-akan akan menutupi seluruh tubuhnya dan dimanapun berada.

Selanjutnya Allah ingatkan anak-anak Adam.

✳️ Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَـنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَاۤ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَـنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَا سَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰ تِهِمَا ۗ اِنَّهٗ يَرٰٮكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَآءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ

“Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 27)

Syetan berhasil mengeluarkan Adam dari surga, juga melepaskan pakaian nya.

Iblis dan pasukan selalu awasi kita. Untuk cari celah supaya bisa godain kita, dengan bisikan-bisikan.

Kita tidak mungkin bisa melihat syetan dalam bentuk aslinya.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ ذَا فَعَلُوْا فَا حِشَةً قَا لُوْا وَجَدْنَا عَلَيْهَاۤ اٰبَآءَنَا وَا للّٰهُ اَمَرَنَا بِهَا ۗ قُلْ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَأْمُرُ بِا لْفَحْشَآءِ ۗ اَتَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, “Kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.” Katakanlah “Sesungguhnya Allah tidak pernah menyuruh berbuat keji. Mengapa kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui?””
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 28)

فَا حِشَةً
Perbuatan keji yang ditolak secara fitrah, seperti zina, telanjang, buka aurat, homo, pelit nya orang kaya.

Namun pada ayat ini maknanya tawaf (telanjang).
Dengan dalil akal mereka (lahir juga telanjang).

Mekkah takluk pada 8 H, namun Nabi ﷺ baru datang tahun 10H.
Abu Bakar tahun 9H telah kondisikan Makkah /Kabah supaya tidak ada kesyirikan dan tawaf telanjang.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ اَمَرَ رَبِّيْ بِا لْقِسْطِ ۗ وَاَ قِيْمُوْا وُجُوْهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّا دْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَـهُ الدِّيْنَ ۗ كَمَا بَدَاَ كُمْ تَعُوْدُوْنَ 

“Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap sholat/masjid, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 29)

Ada dua tafsir.
كَمَا بَدَاَ كُمْ تَعُوْدُوْنَ

Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula

1. Sesuai dengan takdir yang telah ditentukan (kurang kuat).
2. Allah ciptakan kalian Allah juga bangkitkan, lebih kuat, seperti yang dipilih oleh Ath Thabari.

✳️Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَرِيْقًا هَدٰى وَ فَرِيْقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلٰلَةُ ۗ اِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَآءَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

“Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi sepantasnya menjadi sesat. Mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung selain Allah. Mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 30)

Kesalahan mereka,
1. Jadikan syetan sebagai wali-wali
2. Mereka sangka di atas kebenaran.

Padahal kebenaran telah sampai.

Demikian juga banyak ahlu batil yang merasa di atas kebenaran.

Faidah tanya jawab.

Seorang yang taubat nya diterima tandanya dia berubah sifatnya menjadi lebih baik.

Semoga bermanfaat,

##$$-aa-$$##

Navigasi Series<< TAFSIR QS AL A’RAF#2: AYAT 12-22TAFSIR QS AL A’RAF#4: AYAT 31-37 >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *