Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, Lc.MASifat Sholat Nabi

SIFAT SHOLAT NABI#BACAAN SETELAH ALFATIHAH (LANJUTAN)

Bagian ke 6 dari 27 dalam series Sifat Sholat Nabi

Diterbitkan pertama kali pada: 04-Jul-2020 @ 14:46

5 menit membaca

*SIFAT SHOLAT NABI* (lanjutan)
Ustadz Dr Musyaffa Ad Dariny
28 Jumadil Akhir 1440H

5. *Bacaan sholat Isya*

Pada sholat Isya Beliau shallallahu alaihi wasallam membaca pada 2 rakaat pertama surat kategori Al Mufashshal (dimulai dari surat Qaaf sampai An Naas)

A. Terkadang beliau shallallahu alaihi wasallam membaca Asy-Syams (15 ayat) , dan surat serupa, seperti Al Lail, Al Balad, Al A’laa.
B. Terkadang beliau shallallahu alaihi wasallam membaca Al Insyiqaq (25 ayat) dan sujud tilawah dan melakukan sujud tilawah. (ayat ke 21).
C. Pernah dalam safar Beliau shallallahu alaihi wasallam membaca at Tin pada rakaat pertama.(pendek)

Beliau shallallahu alaihi wasallam pernah melarang bacaan yang terlalu panjang dalam shalat Isya ini, ketika Mu’adz bin Jabal shalat mengimami sahabat-sahabatnya dengan bacaan yang terlalu panjang. Karena sebagian besar orang sudah lelah.

Dalam sebuah hadits..
“Mu’adz bin Jabal Al-Anshari pernah memimpin shalat Isya. Ia pun memperpanjang bacaannya. Lantas ada seseorang di antara kami yang sengaja keluar dari jama’ah. Ia pun shalat sendirian. Mu’adz pun dikabarkan tentang keadaan orang tersebut. Mu’adz pun menyebutnya sebagai seorang munafik. Orang itu pun mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengabarkan pada beliau apa yang dikatakan oleh Mu’adz padanyab (munafik)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menasehati Mu’adz, “Apakah engkau ingin membuat fitnah (kegaduhan) , wahai Mu’adz?

Jika engkau mengimami orang-orang, bacalah surat Asy-Syams, Adh-Dhuha, Al-A’laa, Al-‘Alaq, atau Al-Lail.” (HR. Muslim no. 465) (sebab yang shalat di belakangmu itu ada orang tua, ada orang lemah, dan ada orang yang memiliki keperluan).

6. *Shalat Malam*

Shalat Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah sangat menakjubkan.

Kadang Nabi shallallahu alaihi wasallam membaca dengan keras pada sholat malam, dan kadang membaca dengan lirih.

Terkadang beliau shallallahu alaihi wasallam membaca dengan bacaan yang pendek, terkadang panjang, bahkan terkadang sangat panjang.

Dan diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku pernah melakukan shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau memperpanjang (shalatnya) hingga aku menginginkan sesuatu hal yang buruk (tidak tahan lamanya berdiri)

Lalu ada yang bertanya, ‘Apa yang engkau inginkan?’ ‘Abdullah menjawab, ‘Aku menginginkan agar aku bisa duduk dan aku meninggalkannya.’”
HR Bukhari dan Muslim.

Ini jadi dalil bolehnya sholat malam berjamaah, di rumah bukan diadakan khusus.

Dan diriwayatkan dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku pernah melakukan shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam, lalu beliau kemungkinan akan membukanya dengan membaca surat al-Baqarah.

Aku berkata, ‘Beliau membaca seratus ayat, kemudian beliau ruku’. Tatkala beliau melewatinya, aku berkata, ‘Beliau membacanya dalam dua raka’at.’

Tatkala sampai pada kalimat an-naas saya berkata, Beliau membacanya dalam satu raka’at, tatkala beliau selesai dari surat ini, beliau membuka dengan membaca surat An Nisa dsn terus Ali-‘Imran, lalu ketika beliau melewati bacaan tasbih, takbir, tahlil, penyebutan Surga dan Neraka, maka beliau berhenti, lalu beliau berdo’a atau memohon perlindungan kemudian beliau ruku’.

Pernah saat sakit beliau shallallahu alaihi wasallam membaca 7 surat panjang.

Kadang beliau shallallahu alaihi wasallam membaca tiap rakaat 1 surat yang panjang.
Dan tidak diketahui Beliau shallallahu alaihi wasallam mengkhatamkan Al Qur’an dalam semalam.

Dan beliau shallallahu tidak merestui sahabat Abdullah bin Amr bin Ash.

Wahai Rasulullah dalam berapa hari aku boleh mengkhatamkan Al-Qur’an. Beliau menjawab, “Dalam satu bulan.” ‘Abdullah menjawab, “Aku masih lebih kuat dari itu.” Lantas hal itu dikurangi hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, “Khatamkanlah dalam waktu 20 malam .” ‘Abdullah masih menjawab, “Aku masih lebih kuat dari itu.” Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab untuk mengkhatamkan dalam 7 hari.

Abdullah menjawab, “Aku masih lebih kuat dari itu.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Tidaklah bisa memahami jika ada yang mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari.”

Pahala itu seperti rezeki, Allah juga membagi-baginya.
Ada yang semangat ibadah ada yang tidak.
Asal kemalasan ibadah masih dalam koridir sunnah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang kemalasannya masih dalam sunnah (petunjuk) Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, maka dia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang keluar dari petunjuk tersebut, sungguh dia telah menyimpang.” (HR. Thobroni)

Kalau kelemahan jiwa karena kemaksiatan kita maka kita harus banyak istighfar.

Bila kekendoran kita karena jenuh maka kita kurangi kadarnya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “siapa yang shalat dengan membaca 200 ayat dalam semalam, maka ia dicatat termasuk di antara orang-orang yang taat kepada Allah dan ikhlas.”

Bolehkah baca Al Qur’an kurang dari 3 hari?
Ada khilaf..
Pendapat yang melarang mengkhatamkan kurang 3 hari berdasar hadits di atas.

Namun jumhur ulama membolehkan, banyak sahabat yang mengamalkan.
Utsman bin Affan sering mengkhatamkan dalam 1 hari.
Dan juga Imam Syafi’i sendiri tiap hari mengkhatamkan.

Dalil berikut nya, larangan khatam 3 hari itu hanya bila kurang memahami. Karena para sahabat banyak yang mengamalkan.

Larangan kepada Abdullah bin Amr bin Ash itu bersikap khusus.
Di kuatirkan karena terlalu semangat, maka jadi tidak paham maknanya.

*Maka bila sedang semangat ibadah, tetaplah dalam sunnah..*

TJ.
1. *Sholat saat hujan.*
1.1 bila hujan terutama hujan deras, maka sholat di rumah
1.2 bila sudah di masjid dan perkirakan hujan akan lama , maka boleh di jamak. Jamak adalah keringanan yang ada selain saat safar.

Kalau dalam safar, kita lihat situasi. Qashr itu khusus safar.

Keringanan jamak (Dhuhur – Ashar, Maghrib – Isya):
A. Hujan
B. Sakit
C. Hajjah, kebutuhan mendadak. Misalnya dokter yang mendesak untuk operasi.

2. *Ada yang ingin bangun masjid tapi dibangun juga kafe, live music, skateboard?*

Ini adalah mencampur yang haqq dan yang bathil.

Dakwah itu harus dengan ilmu.
*Dakwah yang disampaikan oleh orang yang tidak berilmu memang ada manfaatnya namun kerusakannya lebih banyak.*

Menjadi da’i yang mengajak umat untuk menghamba kepada Allah, sebuah tugas yang sangat utama dan mulia. Tugas yang membuktikan kesejatian ittiba’ (komitmen untuk setia kepada Sunnah) pada diri seorang muslim terhadap Nabi yang dicintainya.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Inilah jalanku. Aku mengajak (kamu) kepada Allah di atas bashirah/ilmu. Inilah jalanku dan jalan orang-orang yang mengikutiku. Dan maha suci Allah, aku bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108).

Jangan taqlid buta..
Bila ada perbedaan maka ikuti pendapat yang mendekati Alqur’an dan Sunnah.

Jaman Nabi shallallahu alaihi wasallam pun ada musik, makanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjelaskan keburukannya.

Jadi jangan bantu orang yang akan membuat masjid seperti itu..

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (al-Maidah: 2)

##$$-aa-$$#s

Navigasi Series<< SIFAT SHOLAT NABI# BACAAN SETELAH AL FATIHAHSIFAT SHOLAT NABI # NIAT >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin Umroh Nyaman Sesuai Tuntunan Rasulullah?