5 menit membaca

*MENGELOLA WAKTU DAN PRIORITAS*
Ustadz Abu Ja’far Cecep Rahmat, Lc MAg
26 Rabi’ul Awal 1446H / 29 September 2024
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima Bekasi

Salah satu nikmat terbesar dari Allah adalah dimudahkannya kita duduk di majelis ilmu.

Dari Mu’awiyah radhiallahu’anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ  bersabda:

مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama” (Muttafaqun ‘alaihi).

Dengan duduk di Majelis Ilmu yang di dalam nya dibacakan Firman Allah maka iman akan bertambah.

Allah Ta’ala berfirman menjelaskan sifat orang yang beriman,

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا

“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2)

Ana ba’du..

1️⃣ Modal pokok manusia adalah waktu.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersumpah dengan waktu.

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.

🔸 Hikmah Allah bersumpah dengan makhluk,
1. Allah memuliakan makhluk tersebut dan 2. agar dijadikan perhatikan khusus.

Lihatlah para ulama yang kitab-kitab nya masih bermanfaat bagi kaum muslimin. Mereka selain karena Allah, juga pandai memanfaatkan waktunya.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ  bersabda,

نِعمَتانِ مغبونٌ فيهما كثيرٌ من الناسِ: الصَّحَّةُ والفَّراغُ

“Dua nikmat yang banyak manusia dilalaikan di dalamnya, yaitu: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Sebagian orang kurang memanfaatkan waktu dengan tidak memilih memanfaatkan waktu dengan amalan yang lebih utama. Misalnya waktu digunakan tidur atau belajar.

Gunakan skala prioritas, bukan mengabaikan hak-hak (orang lain atau tubuh).

Hasan Al Bashri

اِبْنَ آدَمَ إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ

Wahai Ibnu Adam (manusia), kamu itu hanyalah (kumpulan) hari-hari, tiap-tiap satu hari berlalu, hilang sebagian dirimu..

Sering-sering lah bertanya pada diri sendiri (malam hari) – adakah amalan hari ini yang bisa aku banggakan untuk hari akhirat kelak? ❓

Umar bin Abdul Aziz berkata :

إِنَّ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ يَعْمَلَانِ فِيْكَ فَاعْمَلْ فِيْهِمَا

Sesungguhnya malam dan siang bekerja terhadapmu, maka beramalah pada malam dan siang itu.

Pepatah Arab mengatakan.

الوقت كالسيف، فإن لم تقطعه قطعك، و نفسك إن شغلتها بالحق وإلا شغلتك بالباطل

“Waktu seperti pedang, jika engkau tidak memotongnya maka dia akan memotongmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan untuk kebaikan, dia akan menyibukkanmu pada keburukan.”

2️⃣ Waktu sangat cepat berlalu.

Orang tua kita sudah cepat mendahului kita..

Seseorang berkata kepada ‘Amir bin Abdul-Qais rahimahullah, salah seorang tabi’i: “Berbicaralah kepadaku!” Dia menjawab: “Tahanlah jalannya matahari!” (maksud nya beliau hanya mau diajak berbicara untuk hal yang sangat bermanfaat).

Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Aku tidak menyerupakan masa muda kecuali dengan sesuatu yang menempel di lengan bajuku, lalu jatuh”.

Abul-Walid al-Baji rahimahullah berkata: “Jika aku telah mengetahui dengan sangat yakin, bahwa seluruh hidupku di dunia ini seperti satu jam di akhirat, maka mengapa aku tidak bakhil dengan waktu hidupku (untuk melakukan perkara yang sia-sia), dan hanya kujadikan hidupku di dalam kebaikan dan ketaatan”.

3️⃣ Waktu tidak akan bisa kembali.

Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata:

إِنَّ لِلَّهِ حَقًّا بِالنَّهَارِ لَا يَقْبَلُهُ بِاللَّيْلِ، وَلِلَّهِ حَقٌّ بِاللَّيْلِ لَا يَقْبَلُهُ بِالنَّهَارِ

Sesungguhnya Allah memiliki hak pada waktu siang, Dia tidak akan menerimanya di waktu malam. Dan Allah juga memiliki hak pada waktu malam, Dia tidak akan menerimanya di waktu siang.

Dengan demikian seharusnya seseorang bersegera melaksanakan tugasnya pada waktunya, dan tidak menumpuk tugas dan mengundurkannya sehingga akan memberatkan dirinya sendiri.

Oleh karena itu waktu di sisi Salaf lebih mahal dari pada uang. Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:

أَدْرَكْتُ أَقْوَامًا كَانَ أَحَدُهُمْ أَشَحَّ عَلَى عُمْرِهِ مِنْهُ عَلَى دَرَاهِمِهِ وَدَنَانِيْرِهِ

Aku telah menemui orang-orang yang sangat bakhil terhadap umurnya daripada terhadap dirham dan dinarnya.

Mereka tahu betapa berharganya waktu.❗

Saat ini banyak sekali majelis-majelis yang tidak bermanfaat, bahkan banyak majelis yang berisi kemaksiatan.

Sebagian penyair berkata:

وَالْوَقْتُ أَنْفَسُ مَا عَنَيْتَ بِحِفْظِهِ … وَأَرَاهُ أَسْهَلَ مَا عَلَيْكَ يُضَيَّعُ

Waktu adalah perkara paling mahal yang perlu engkau perhatikan untuk dijaga, tetapi aku melihatnya paling mudah engkau menyia-nyiakannya.

4️⃣ Manusia tidak mengetahui kapan berakhirnya waktu yang diberikan untuknya.

Oleh karena itu Allah Ta’ala banyak memerintahkan untuk bersegera dan berlomba dalam ketaatan. Demikian juga Nabi ﷺ memerintahkan agar bersegera melaksanakan amal-amal shalih.

Para ulama telah memperingatkan agar seseorang tidak menunda-nunda amalan. (Taswif).

Banyak tugas (kewajiban) yang tidak bisa ditunda, misalnya berbakti kepada orang tua, nafkah istri dan anak.

Hasan Al Bashri berkata:

اِبْنَ آدَمَ إِيَّاكَ وَالتَّسْوِيْفَ فَإِنَّكَ بِيَوْمِكَ وَلَسْتَ بِغَدٍّ فَإِنْ يَكُنْ غَدٌّ لَكَ فَكُنْ فِي غَدٍّ كَمَا كُنْتَ فِيْ الْيَوْمَ وَإِلَّا يَكُنْ لَكَ لَمْ تَنْدَمْ عَلَى مَا فَرَّطْتَ فِيْ الْيَوْمِ

Wahai anak Adam, janganlah engkau menunda-nunda (amalan-amalan), karena engkau memiliki kesempatan pada hari ini, adapun besok pagi belum tentu engkau memilikinya. Jika engkau bertemu besok hari, maka lakukanlah pada esok hari itu sebagaimana engkau lakukan pada hari ini. Jika engkau tidak bertemu esok hari, engkau tidak akan menyesali sikapmu yang menyia-nyiakan hari ini.

✅ Sikap manusia terhadap waktu berbeda-beda, sebabnya adalah :

1️⃣ Sebab pertama, tidak menetapkan tujuan hidup.

Oleh karena itu, seorang muslim wajib mengetahui bahwa tujuan Allâh menciptakannya adalah untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [adz-Dzariyat/51:56].

Ibadah adalah hal yang dicintai oleh Allah.
Niatkan bekerja untuk cari nafkah buat keluarga.

Dia harus mengetahui bahwa dunia ini adalah tempat beramal dan akhirat adalah tempat panen, bukan tempat santai dan main-main, sebagaimana firman-Nya:

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? [al-Mukminun/23 : 115].

Dunia adalah sawah ladang akhirat. Jika engkau menanam kebaikan di dunia ini, maka engkau akan memetik kenikmatan abadi di akhirat nanti. Jika engkau menanam keburukan di dunia ini, maka engkau akan memetik siksaan pedih di akhirat nanti.

Namun demikian, ini bukan berarti manusia tidak boleh bersenang-senang dengan perkara yang Allah ijinkan di dunia ini, karena Nabi ﷺ juga bersabda:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling takwa di antara kamu kepada Allah, tetapi aku berpuasa dan berbuka, shalat (malam) dan tidur, dan aku menikahi wanita-wanita. Barangsiapa membenci sunnahku, maka ia bukan dariku. HR Bukhari dan Muslim.

2️⃣ Sebab kedua, tidak paham terhadap nilai dan urgensi waktu.

Orang yang tidak mengerti berharganya sesuatu maka dia akan menyia-nyiakan sesuatu tersebut.

3️⃣ Sebab ketiga, lemahnya kehendak dan tekad.

❓Bagaimana cara untuk memanfaatkan waktu ? ❓

1️⃣ Meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Meninggalkan yang dosa itu sudah kewajiban.

Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ

“Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah.

Dia pun membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya, dan membuang-buang harta.” (HR. Muslim)

Hati-hati dengan qila wa qola.. Jangan banyak bicara/diskusi hal yang gak ada manfaat.

Berusaha untuk tidak menjadi penyebab orang lain melakukan hal yang tidak bermanfaat.

2️⃣ Jangan pernah menunda-nunda.

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah – menunda itu modal orang yang bangkrut.

3️⃣ Atur waktu dengan baik. Sesuaikan dengan skala prioritas.

Para ulama banyak yang karyanya lebih panjang umurnya daripada usianya.

Contoh nya Imam Ibnu Jarir Ath Thobari.

Semoga bermanfaat.

#waktu #sia-sia #dunia #kesehatan #majelis #ilmu #bermanfaat

##$$-aa-$$##

Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *