Bagian ke 1 dari 3 dalam series Juz30

Diterbitkan pertama kali pada: 25-Okt-2020 @ 16:09

8 menit membaca

Tafsir Juz Amma – QS An Naba
Ustadz Dr Firanda Andirja
21 Ramadhan 1440H
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima

Fudhail bin Iyadh, Al Qur’an adalah diturunkan untuk diamalkan, tidak cukup sampai dibaca.

Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullahu Ta’ala berkata,

إنما نزل القرآن ليعمل به، فاتخذ الناس قراءته عملا

“Al-Qur’an itu diturunkan semata-mata untuk diamalkan. Sedangkan manusia menyangka dengan cukup membaca Al-Qur’an, mereka telah mengamalkannya.” (Diriwayatkan oleh Al-Aajuri dalam Akhlaq hamalatul Qur’an, hal. 41)

Untuk diamalkan maka perlu dipahami maknanya.

Surat An Naba adalah surat Makiyah,yang turun sebelum Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berhijrah.

Terkadang dalam 1 surat tercampur ayat Makiyah dan Madaniyah, contoh Qs Al A’la.

Ayat ini turun kepada kaum musyrikin yang mengingkari ayat-ayat Allah.

عَمَّ يَتَساءَلُونَ (1) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2)

Tentang apakah mereka saling bertanya? Tentang berita yang besar, 

Orang-orang musyrikin itu mengakui bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi.
Disebut musyrik karena mereka menyekutukan Allah.
Mereka sering bersumpah dengan Demi Allah.
Sehari sebelum perang Badar berkecamuk, Abu Jahal (atau Abu Al-Hakam menurut julukan orang-orang musyrik Mekah) sempat berdoa sebagai berikut:

اللَّهُمَّ أَقْطَعَنَا الرَّحِمَ وَآتَانَا بِمَا لَا نَعْرِفُهُ فَأَحْنِهِ الْغَدَاةَ

“Ya Allah, orang yang paling memutuskan tali silaturahmi diantara kami dan yang paling membawa (gagasan/ide) teraneh yang tidak kami kenal, maka binasakanlah dia esok hari”

{عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ}

Tentang apakah mereka saling bertanya? Tentang berita yang besar. (An-Naba: 1-2)

Ada 3 pendapat
1. Hari kebangkitan
2. Al Qur’an
3. Nabi sebagai utusan Allah.

Yang benar mereka tidak percaya hari kiamat.

{الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ}

yang mereka perselisihkan tentang ini. (An-Naba: 3)

Manusia dalam hal ini ada dua macam, ada yang beriman kepadanya dan ada yang kafir.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman berikutnya mengancam orang-orang yang ingkar dengan adanya hari kiamat.

{كَلا سَيَعْلَمُونَ ثُمَّ كَلا سَيَعْلَمُونَ}

Sekali-kali tidak, kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. (An-Naba: 4-5)

{أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا}

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? (An-Naba: 6)

Sebagian baca sebagai Mahdan, kasur yang disiapkan untuk bayi yang baru lahir.

Maksudnya, telah dihamparkan-Nya dan dijadikan-Nya layak untuk dihuni oleh makhluk-Nya, lagi tetap, tenang, dan kokoh.

{وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا}

dan gunung-gunung sebagai pasak? (An-Naba: 7)

Autada = pasak yang menjulang ke bawah.

Dia menjadikan pada bumi pasak-pasak untuk menstabilkan dan mengokohkannya serta memantapkannya sehingga bumi menjadi tenang dan tidak mengguncangkan orang-orang dan makhluk yang ada di atasnya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

{وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا}

dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan. (An-Naba: 8)

Laki-laki dan perempuan, positif dan negatif dll.
Ada hikmah dibalik itu.

{وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا}

dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat. (An-Naba: 9)

Yakni istirahat dari gerak agar tubuh kalian menjadi segar kembali setelah banyak melakukan aktifitas dalam rangka mencari upaya penghidupan di sepanjang siang hari.

{وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا}

dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. (An-Naba: 10)

Seakan-akan kegelapan meliputi manusia.

{وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا}

dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.(An-Naba: 11)

Orang yang membolak balik aturan ini hidup nya akan tidak nyaman.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا}

dan Kami bangun di atas kalian tujuh buah (langit) yang kokoh. (An-Naba: 12)

Yaitu tujuh lapis langit dengan segala keluasannya, ketinggiannya, kekokohannya, dan kerapiannya serta hiasannya yang dipenuhi dengan bintang-bintang, baik yang tetap maupun yang beredar. Kita hanya lihat baru langit dunia.
Belum langit ke 2 sampai ke tujuh, betapa kecil nya kita.

Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:

{وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا}

dan Kami jadikan pelita yang amat terang. (An-Naba: 13)

Maksudnya matahari. Wahhaja, sesuatu yang panas.

{وَأَنزلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا}

dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah. (An-Naba: 14)

Hujan itu nikmat..

{لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا}

supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, dan kebun-kebun yang lebat? (An-Naba: 15-16)

Di dahulu kan habban karena lebih dibutuhkan manusia.

Semua itu mudah, sehingga mudah bagi Allah untuk membangkitkan manusia kelak.

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا (17)

Yaumul Fashli = hari kiamat, hari keputusan.

Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan,

Disebut juga hari pembeda, penghuni surga dan neraka.

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا}

yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok. (An-Naba:  18)

Ada khilaf, jumlah tiupan, 2 atau 3.

Jarak antara tiupan adalah 40..,

مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ

“(Jarak) antara dua tiupan adalah empat puluh.” (HR. Bukhari no. 4935)

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا}

dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu. (An-Naba: 19)

Langit itu suara berderit karena penghuninya sangat banyak..
Yakni membentuk jalan-jalan atau jalur-jalur untuk turunnya para malaikat.

{وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا}

dan dijalankanlah gunung-gunung, maka menjadi fatamorganalah ia. (An-Naba: 20)

Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:

وَتَرَى الْجِبالَ تَحْسَبُها جامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحابِ

Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (An-Naml: 88)

Paragraf di atas adalah tentang ciri Yaumul Fashli.

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا}

Sesungguhnya neraka Jahanam itu adalah tempat yang telah disediakan. (An-Naba: 21)

Jahannam itu tempat pengintai (orang yang pantas sebagai penghuninya)

Yakni tempat yang telah disediakan dan dikhususkan,

{للِطَّاغِينَ}

bagi orang-orang yang melampaui batas. (An-Naba: 22)

Mereka adalah para pembangkang, para pendurhaka yang menentang rasul-rasul Allah.

{مَآبًا}

sebagai tempat kembali (mereka). (An-Naba: 22)

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{لابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا}

mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya. (An-Naba: 23)

Yakni mereka tinggal di dalam neraka selama berabad-abad, bentuk jamak dari hiqbun, yang artinya suatu masa dari zaman. Mereka berselisih pendapat tentang kadarnya masa ini.
(30 atau 70 atau 300 tahun).

Misalnya 30..
30 = 30 x 365 x 1, 000 = 10.950.000… Tahun siksa (dan berganti siksa lain)..

Orang yahudi itu pun optimis masuk surga..
Mereka disuruh meminta mati namun mereka gak berani dan Kalau pun masuk neraka hanya sebentar.
Nabi mereka (Musa) mengajak mereka untuk berperang mereka malah enggan dan berkata

{فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ} [المائدة:24]

““Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.”” (QS. Al Maidah: 24).

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا}

mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman. (An-Naba: 24)

Yakni di dalam neraka Jahanam mereka tidak menjumpai hal yang menyejukkan hati mereka, tidak pula menjumpai minuman yang baik buat pengisi perut mereka. Oleh karena itu, maka disebutkan dalam firman berikutnya:

{إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا}

selain air yang mendidih dan nanah. (An-Naba: 25)

Bahkan ada yang menyatakan, Matahari yang panas adalah sebagian dari siksa neraka m

Siksa dingin pun juga sangat menyedihkan.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{جَزَاءً وِفَاقًا}

sebagai pembalasan yang setimpal. (An-Naba: 26)

Yaitu siksaan yang sedang mereka alami ini merupakan hasil dari amal perbuatan mereka yang rusak selama mereka berada di dunia. 

Di neraka minuman air panas, namun mereka tetap meminta karena sangat haus selama di padang masyhar.

{إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَابًا}

Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab. (An-Naba: 27)

Yakni mereka sama sekali tidak percaya bahwa di alam akhirat ada kehidupan lain yang mereka akan mendapati balasan amal perbuatannya dan menjalani hisab (perhitungan)nya.

{وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا}

dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya.  (An-Naba: 28)

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا}

Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab. (An-Naba: 29)

Sesungguhnya Kami mengetahui amal perbuatan semua hamba dan Kami telah mencatatkannya atas mereka, maka Kami akan membalaskannya terhadap mereka; jika baik, maka balasannya baik; danjika buruk, maka balasannya buruk.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{فَذُوقُوا فَلَنْ نزيدَكُمْ إِلا عَذَابًا}

Karena itu, rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kalian selain dari azab. (An-Naba: 30)

Ini ayat yang paling mengerikan bagi penghuni neraka.
Mereka minta mati atau hukuman dikurangi namun siksaan yang lebih bertambah pedih.

Paragraf berikutnya adalah tentang Surga..
Begitulah cara sampaikan, ada ancaman dan hadiah..

{إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا}

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan. (An-Naba: 31)

Orang yang sukses adalah orang yang sudah berhasil masuk surga.

{حَدَائِقَ}

(yaitu) kebun-kebun. (An-Naba: 32)

Maksudnya, taman-taman yang dipenuhi dengan pohon-pohon buah-buahan..

{وَأَعْنَابًا وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا}

dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. (An-Naba: 32-33)

At raa ba = sebaya sekitar 33 tahun.

{وَكَأْسًا دِهَاقًا}

dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman). (An-Naba: 34)

Sholat Fajr yang 2 rakaat lebih baik dari pada dunia dan isinya, ini adalah dalil bahwa dunia itu sangat kecil dibandingkan surga.

{لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلا كِذَّابًا}

Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta. (An-Naba: 35)

Tidak HOAX di surga. Tidak ada kata yang menyakitkan, sindiran, hinaan.

{جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا}

Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak. (An-Naba: 36)

رَبِّ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ وَما بَيْنَهُمَا الرَّحْمنِ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطاباً (37)

Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.

Mereka semua dalam keadaan sangat takut,tidak berani berbicara kepada Allah.

{يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ}

Pada hari ketika roh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata. (An-Naba: 38)

{إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ}

kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah. (An-Naba: 38)

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَقَالَ صَوَابًا}

dan ia mengucapkan kata yang benar. (An-Naba: 38)

{ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ}

Itulah hari yang pasti terjadi. (An-Naba: 39)

Artinya, pasti terjadinya dan tidak terelakkan lagi.

{فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا}

Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. (An-Naba: 39)

Yaitu jalan untuk kembali yang menghantarkan dia kepada-Nya dan yang akan ditempuhnya untuk sampai kepada-Nya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا}

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian (hai orang kafir) siksa yang dekat. (An-Naba: 40)

Maksudnya, pada hari kiamat nanti. Dikatakan demikian karena kepastian kejadiannya telah dekat, dan sesuatu yang pasti terjadi itu tidak dapat dielakkan lagi.

{يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ}

pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya. (An-Naba: 40)

{وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا}

dan orang kafir berkata, “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” (An-Naba: 40)

Orang kafir di hari itu berkhayal seandainya dirinya sewaktu di dunia berupa tanah dan bukan makhluk serta tidak dikeluarkan ke alam wujud. Demikian itu terjadi ketika dia menyaksikan azab Allah terpampang di hadapannya dan ia melihat semua amal perbuatannya yang telah dicatat oleh para malaikat juru tulis amal perbuatan, yang semuanya mulia lagi bertakwa. Semua amal perbuatannya penuh dengan kerusakan dan dosa-dosa.

Menurut pendapat lain, sesungguhnya orang kafir itu berkhayal demikian hanyalah setelah ia menyaksikan peradilan Allah Subhanahu wa Ta’ala saat menghukumi antara hewan-hewan terhadap kejadian-kejadian yang telah dilakukannya ketika di dunia dengan sesamanya. Maka Allah memutuskan perkara di antara mereka dengan hukum-Nya yang Maha-adil yang tidak aniaya, sehingga kambing yang tidak bertanduk disuruh membalas terhadap kambing yang bertanduk yang dahulu sewaktu di dunia pernah menanduknya. Apabila peradilan telah dilakukan terhadap mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada mereka, “Jadilah kamu tanah!” Maka semuanya kembali menjadi tanah. Dan saat itulah orang kafir berkata, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya: Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah. (An-Naba: 40)

##$$-aa-$$##

Navigasi SeriesTAFSIR JUZ AMMA – QS AN NAZIAT >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin Umroh Nyaman Sesuai Tuntunan Rasulullah?