Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc MATauhidAqidah

KASYFU SYUBHAAT #-2 (Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rahimahullahu)

Bagian ke 2 dari 17 dalam series Kasyfu_syubhat

Diterbitkan pertama kali pada: 29-Mei-2022 @ 19:46

5 menit membaca

*KASYFU SYUBHAAT* #-2 (Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rahimahullahu)
🎙️Ustadz Dr. Firanda Andirja, LC, M.A
29 Syawal 1443H
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima

➡️Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu. TAUHID adalah mengesakan Allah dengan beribadah hanya kepada Nya.

➡️Itu adalah agama para rasul. Allah telah mengutus mereka untuk menyampaikan ajaran ini kepada para hamba-Nya.

{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu.” (An-Nahl: 36)

➡️Dan yang pertama diutus sebagai rasul adalah nabi Nuh.

Karena ketika Nabi adam diutus tidak ada kesyirikan.
Jarak antara Adam dan Nuh adalah 10 generasi.

Allah utus Nabi Nuh kepada kaumnya ketika mereka melakukan perbuatan ghuluw dalam menempatkan orang-orang shaleh.

Yaitu Wadd, Suwa, Yaghut, Ya’ud dan Nashr.

✔️“Ibnu ‘Abbas dan ulama lainnya mengatakan bahwa mereka yang disebut dalam surat Nuh adalah orang-orang sholih di kaum Nuh. Ketika mereka mati, orang-orang pada i’tikaf di sisi kubur mereka. Lalu mereka membuat patung orang sholih tersebut. Lantas orang sholih tersebut disembah.

Dan Rasul terakhir adalah Muhammad ﷺ.

Rasulullah ﷺ lah yang menghancurkan patung-patung tersebut. Di sekitar Kabah ada 360 berhala. Dan Rasul ﷺ juga mengirimkan para sahabat untuk hancurkan patung-patung di tempat lainnya. Termasuk Latta, Suwa.

Beliau tidak langsung menghancurkan berhala itu tetapi dakwah dulu dan baru dihancurkan pada tahun 8 Hijriah.

Orang-orang musyrikin Quraisy itu beribadah melalui perantara, yaitu antara manusia dan Allah.

Perantara itu makhluk..⛔

🖍️Mereka ada yang menyembah malaikat, Nabi Isa, Maryam serta orang-orang shaleh lainnya.

Allah mengutus NABI Muhammad ﷺ untuk memperbaiki agama ayah mereka (Ibrahim). Dan memberitahukan bahwa pendekatan diri dan keyakinan adalah murni hak Allah.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menjelaskan bahwa hanya Allah yang berhak diibadahi, tanpa harus melalui perantara.

Inilah yang ingin diperbaiki oleh Rasulullah ﷺ.

Kaum Musyrikin Quraisy juga beribadah (Haji, sedekah), dan mengakui Allah adalah Maha Pencipta, Maha Pengatur Alam Semesta.

Kaum Musyrik itu akui Allah dengan Rububiyah nya.
Namun mereka melakukan kesyirikan dalam tauhid Uluhiyyah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ اَمَّنْ يَّمْلِكُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصَا رَ وَ مَنْ يُّخْرِجُ الْحَـيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَـيِّ وَمَنْ يُّدَبِّرُ الْاَ مْرَ ۗ فَسَيَـقُوْلُوْنَ اللّٰهُ ۚ فَقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ

“Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, “Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?””
(QS. Yunus 10: Ayat 31)

Dalam ayat-ayat lain..

{قُلْ لِمَنِ الأرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (84) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلا تَذَكَّرُونَ (85) قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (86) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ (87) قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (88) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ (89) }

Katakanlah, “Kepunyaan siapakah bumi dan semua yang ada padanya jika kalian mengetahui?” Mereka akan menjawab, “Kepunyaan Allah.” Katakanlah, “Maka apakah kalian tidak ingat?” Katakanlah, “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arasy yang besar?” Mereka akan menjawab, “Kepunyaan Allah.” Katakanlah, “Maka apakah kalian tidak bertakwa?” Katakanlah, “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedangkan Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kalian mengetahui?” Mereka akan menjawab, “Kepunyaan Allah.” Katakanlah, “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kalian ditipu?” QS Al Mukminun ayat 84-89.

Dalil bahwa kaum musyrikin mengakui Allah Maha Pencipta. Lainya.
QS Az Zukhruf ayat 9. Dan ayat 87.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَئِنْ سَاَ لْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ لَيَقُوْلُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُ 
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Pastilah mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui,””
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 9)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَئِنْ سَاَ لْـتَهُمْ مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ فَاَ نّٰى يُؤْفَكُوْنَ 
“Dan jika engkau bertanya kepada mereka, siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, Allah; jadi bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah),”
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 87)

Berhala dianggap sebagai perantara, dalam rangka mendekatkan kepada Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَ لَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَا لِصُ ۗ وَا لَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖۤ اَوْلِيَآءَ ۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَاۤ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰى ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّا رٌ

“Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.”
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 3)

Lihat tafsir Ath Thabari.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَيَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ هٰۤؤُلَآ ءِ شُفَعَآ ؤُنَا عِنْدَ اللّٰهِ ۗ قُلْ اَتُـنَـبِّــئُوْنَ اللّٰهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَ رْضِ ۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana kepada mereka dan tidak (pula) memberi manfaat, dan mereka berkata, “Mereka itu adalah pemberi syafaat kami di hadapan Allah.” Katakanlah, “Apakah kamu akan memberi tahu kepada Allah sesuatu yang tidak diketahui-Nya apa yang di langit dan tidak (pula) yang di Bumi? Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan itu.”
(QS. Yunus 10: Ayat 18)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ قُرْبَا نًا اٰلِهَةً    ۗ بَلْ ضَلُّوْا عَنْهُمْ ۚ وَذٰلِكَ اِفْكُهُمْ وَمَا كَا نُوْا يَفْتَرُوْنَ

“Maka mengapa (berhala-berhala dan tuhan-tuhan) yang mereka sembah selain Allah untuk mendekatkan diri (kepada-Nya) tidak dapat menolong mereka? Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka; dan itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan.”
(QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 28)

Lihat tafsir Ath Thabari.

Lihatlah kisah Ibrahim..

{وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ إِبْرَاهِيمَ (69) إِذْ قَالَ لأبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا تَعْبُدُونَ (70) قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عَاكِفِينَ (71) قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ (72) أَوْ يَنْفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّونَ (73) قَالُوا بَلْ وَجَدْنَا آبَاءَنَا كَذَلِكَ يَفْعَلُونَ (74) قَالَ أَفَرَأَيْتُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ (75) أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمُ الأقْدَمُونَ (76) فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِي إِلا رَبَّ الْعَالَمِينَ (77) }

Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, “Apakah yang kalian sembah?” Mereka menjawab, “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya.” Berkata Ibrahim, “Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa) kalian sewaktu kalian berdoa (kepadanya)? Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepada kalian atau memberi mudarat?” Mereka menjawab, “(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian.” Ibrahim berkata, “Maka apakah kalian telah memperhatikan apa yang selalu kalian sembah, kalian dan nenek moyang kalian yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kalian sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam.”
QS Asy-Syu’ara’, ayat 69-77

Ath Thabrani menjelaskan kaum Ibrahim sembah berhala bukan cari manfaat dan hindari mudhorot tapi sebagai perantara untuk mendekatkan diri pada Allah.

Demikian juga kaum Musa Alaihis Salam.

♦️*Kalau pakai kaidah Ahlu Bid’ah bahwa hanya meyakini Allah sebagai Maha Pencipta, Maha Pengatur Alam Semesta
Dan tidak syirik bila menyembah atau beribadah kepada selain Allah..*❗

*Hal ini sama dengan perkataan orang-orang Syiah.*⛔

##$$-aa-$$##

Navigasi Series<< KASYFU SYUBHAAT #-1 MuqaddimahKASYFU SYUBHAAT #-3 (Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rahimahullahu) >>
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *