KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH – 22 – ORANG-ORANG YANG MAMPU MENAHAN AMARAH DAN BERHATI-HATI
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH #6 ORANG-ORANG YANG SABAR
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH #01 (Muqaddimah)
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG) DICINTAI ALLAH #02 : ORANG YANG BERTAUBAT
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG) DICINTAI ALLAH #03 : ORANG-ORANG YANG MENYUCIKAN DIRI.
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH-04
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH – 22 – ORANG-ORANG YANG MAMPU MENAHAN AMARAH DAN BERHATI-HATI
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH #5 ORANG-ORANG YANG MENGIKUTI TUNTUNAN NABI ﷺ
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH #8 ORANG-ORANG YANG BERBUAT ADIL
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH #9 JIHAD FII SABILILLAH
- KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH #10 HAMBA YANG SUKA MEMBACA SURAT AL IKHLAS
*KARAKTERISTIK HAMBA YANG DICINTAI ALLAH – 22 – ORANG-ORANG YANG MAMPU MENAHAN AMARAH DAN BERHATI-HATI*
Ustadz Rizal Yuliar Putrananda
11 Rajab 1446H/ 11 Januari 2025
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima
Setidaknya kita harus memikirkan bekal akhirat juga bekal anak keturunan kita.
Alhamdulilah kita masih diberi iman. Dan iman itu bertingkat-tingkat.
Rasulullah ﷺ bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ(رواه البخاري)
البخاري : محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة البخاري (٢٥٦ ه)
“Tiga perkara yang apabila ada pada seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman:
• Menjadikannya Allah dan rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya.
• Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan
• dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”
HR. Bukhari
Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah ﷺ , “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” HR Bukhari.
✅ Bagi kita.. Dimana posisi Allah dan dimana posisi Nabi ﷺ dari yang kita cintai.
Begitu juga dengan bestie-bestie kita, apakah kita cinta bestie kita karena Allah?
Jaman ini, banyak orang punya akun yang terkenal dengan followernya yang banyak namun belum tentu kenal dan tegur sapa dengan tetangga kita.
Saat ini ini, semakin tinggi individualisme..
✅ Cinta Allah, cinta Nabi ﷺ itu perlu pembuktian.
Al Hilmu = mampu menahan diri ketika sedang bergejolak emosi,cenderung memberi maaf dan tidak memberi hukuman pada orang yang mendzalimi.
Al ‘Anathu = secara bahasa tenang. Tidak sembrono.
Dalam sebuah hadits, dari Abdul Qais :
“Ketika kami datang ke Madinah, maka kami bersegera turun dari kendaraan-kendaraan kami lalu mencium tangan dan kaki Nabi ﷺ.”
Zari berkata, “Sedangkan Al Mundzir Al-Asyaj menunggu sampai dia mendatangi bawaannya lalu memakai dua bajunya kemudian mendatangi Nabi ﷺ. Nabi ﷺ berkata kepadanya, “Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai Allah, yaitu sifat Al hilm dan Al Anah.” Al mundzir berkata, “Wahai Rasulullah! Apakah saya berakhlak dengan keduanya ataukah Allah telah menciptakanku di atas keduanya?”.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah lah yang telah menciptakanmu di atas keduanya.”
Al mundzir berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakanku memiliki dua perangai yang dicintai Allah.” HR Abu Dawud.
Perangai baik,ada dua.
1. Ada dari awal
2. Karena dilatih
✅ Allah sebutkan sifat hilm ini ada pada para Nabi.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَحَـلِيْمٌ اَوَّاهٌ مُّنِيْبٌ
“Ibrahim sungguh penyantun, lembut hati, dan suka kembali (kepada Allah).”
(QS. Hud 11: Ayat 75)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قَا لُوْا يٰشُعَيْبُ اَصَلٰوتُكَ تَأْمُرُكَ اَنْ نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ اٰبَآ ؤُنَاۤ اَوْ اَنْ نَّـفْعَلَ فِيْۤ اَمْوَا لِنَا مَا نَشٰٓ ؤُا ۗ اِنَّكَ لَاَ نْتَ الْحَـلِيْمُ الرَّشِيْدُ
“Mereka berkata, “Wahai Syu’aib! Apakah agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki? Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai.””
(QS. Hud 11: Ayat 87)
✅ Nabi Muhammad ﷺ menunjukkan sifat hilm nya ketika berhutang.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Seseorang pernah memberi pinjaman seekor unta kepada Nabi ﷺ , lalu ia datang kepada Nabi menagih hutangnya, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berikan kepadanya.” Para Sahabat lalu mencari untanya dan mereka tidak menemukannya kecuali unta yang lebih baik, maka Nabi bersabda, “Berikan kepadanya.” Ia berkata, “Engkau telah memenuhi hakku (semoga) Allah memenuhinya untukmu.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً.
“Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam membayar hutang.” HR Bukhari dan Muslim.
Ini bukan riba bila mengembalikan pinjaman yang lebih, asal tidak ada kesepakatan di awal pinjaman.
✅ Anas bin Malik ( Bukhari 3149 Muslim 1057 ) pernah menemani Nabi Muhammad ﷺ berjalan-jalan.
Saat itu, pakaian dari negeri Najran yang dikenakan. Bagian tepi kainnya kasar. Pakaian itu menutupi bagian atas tubuh Nabi Muhammad ﷺ.
Dari arah belakang, seorang Arab badui menyusul. Seolah sengaja mengejar. Tanpa kata-kata, tiada kalimat pembuka, badui itu menarik keras pakaian Nabi Muhammad ﷺ.
Kata Anas, ” Saya perhatikan, bagian leher Nabi Muhammad sudah memerah lecet, terkena bagian tepi kain yang kasar. Saking kerasnya badui itu menarik ”
Tidak berhenti di situ. Seakan belum merasa cukup, badui itu berbicara tanpa kesopanan.
Bukannya memanggil dengan : wahai Rasulullah, atau wahai Nabiyullah, atau panggilan hormat lainnya, badui itu langsung menyebut nama , ” He, Muhammad!’
Apa yang dimaukan si badui?
” He, Muhammad! Suruh orangmu untuk memberikan kepadaku harta milik Allah yang ada padamu! “, bentaknya.
Kira-kira, jika hal itu terjadi pada kita, apa yang akan kita lakukan?
Oh, bukankah malah sudah pernah terjadi, bahkan beberapa kali?
Bayangkan! Ada orang tidak dikenal, melukai dan menyakiti, sikapnya kasar, bahasanya tanpa etika, lalu ia meminta harta secara paksa.
Setelah si badui menarik keras pakaian Nabi, melukai, dan berkata kasar, Nabi Muhammad ﷺ justru :
فَالْتَفَتَ إلَيْهِ فَضَحِكَ
” Nabi Muhammad menoleh ke belakang. Kemudian Beliau tertawa ”
Setelah mengetahui orang itu datang dari pemukiman badui, orang Arab gunung yang memang kulturnya apa adanya, budayanya yang bersikap blak-blakan, dan adat mereka yang suka berterusterang, Nabi Muhammad ﷺ justru tertawa.
Bahkan, Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan agar orang badui itu diberi apa yang ia mau. HR Bukhari dan Muslim.
Tertawa di sini bukan untuk menghina. Tidak bertujuan merendahkan. Beliau tertawa karena senang, geli, dan terhibur.
✅ Sifat tenang Nabi ﷺ juga terlihat ketika orang-orang Yahudi mengucapkan salam kepada Nabi ﷺ dengan mengucapkan,
السام عليك يا محمد
“Kematian atasmu, wahai Muhammad.”
Mereka mendoakan kematian bagi Nabi kita Muhammad ﷺ. Oleh karena itu, beliau ﷺ bersabda,
إِنَّ الْيَهُودَ إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَحَدُهُمْ فَإِنَّمَا يَقُولُ السَّامُ عَلَيْكُمْ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ
“Sesungguhnya orang Yahudi jika mengucapkan salam kepada kalian, maka salah seorang di antara mereka hanyalah mengatakan, “Assaamu ‘alaikum.” Maka jawablah, “Wa’alaikum.” (HR. Abu Dawud)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
« مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ »
“Barangsiapa yang menahan kemarahannya, padahal dia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah Ta’ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia, sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya.” HR Bukhari dan Muslim.
❗Jangan tergesa-gesa.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَإِنَّمَا الْحُلُمَ بِالتَّحَلُّمِ وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطِهِ وَمَنْ يَتَوَقَّ الشَّرَّ يُوقَهُ
“Bahwasanya ilmu itu didapat dengan belajar dan al hilmu (santun dan tahan emosi) diperoleh dengan latihan penuh kesungguhan. Barangsiapa berupaya berbuat baik maka ia akan diberi kebaikan dan barangsiapa hati-hati agar terhindar dari keburukan maka ia akan dihindarkan dari keburukan.” Hadits shahih.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ (16) إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ (17) فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ (18) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ (19)
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.
Qs Al Qiyamah 16-19.
Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang hamba akan senantiasa dikabulkan doanya oleh Allah Jalla wa ‘Ala selama dia tidak berdoa yang mengandung kezaliman, tidak memutuskan tali silaturahmi, dan tidak tergesa-gesa. Kemudian ada sahabat yang bertanya, “Apa yang dimaksud tergesa-gesa di sini, wahai Rasulullah?” Lalu beliau menjawab, “Aku telah berdoa, aku telah berdoa, tetapi mengapa aku tidak melihat tanda-tanda doaku dikabulkan? Sehingga dia lelah dalam berdoa dan meninggalkan doanya tersebut” (HR. Muslim)
✅ Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bersabda, “Ketenangan itu datangnya dari Allah, sedangkan ketergesa-gesaan itu datangnya dari setan” HR Al Baihaqi.
Semoga bermanfaat.
#salaf #cinta #Allah #surga #sunnah #marah #amarah
##$$-aa-$$##