5 menit membaca

*ADAB BERTAMU*
Ustadz Muhammad Anwar, Lc MPd.
27 Ramadhan 1445H / 07.04.2024

Adab bertamu, ada dua yaitu menjamu tamu dan menjadi tamu.

🔸Menjamu tamu termasuk bukti keimanan.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

 مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat jangan mengganggu tetangganya.”

🔸Orang yang menjadi tamu, Berkaitan dengan hal ini, terdapat suatu kisah yang Rasulullah ﷺ kisahkan.

أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ

“Dahulu kala, ada seseorang yang hendak menziarahi saudaranya yang ada di suatu kampung. Maka Allah pun mengutus satu malaikat agar menunggunya di jalan yang ia lalui. Ketika malaikat menjumpainya, ia pun bertanya kepada si lelaki, ‘Kamu mau ke mana❓’

‘Aku ingin menziarahi saudaraku yang ada di desa seberang.’ jawabnya.

‘Apakah engkau memiliki hutang budi kepadanya yang sekarang kau ingin membalasnya❓’

‘Tidak, hanya saja aku mencintainya karena Allah.’

‘Ketahuilah, aku adalah utusan Allah. Allah ﷻ mengutusku kepadamu. Aku ingin mengabarkan kepadamu bahwa Allah pun mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya karena-Nya.’
(HR. Muslim)

❓ Siapa tamu itu?

Tidak semua orang yang ketok pintu rumah adalah orang yang tamu.

Tamu secara istilah syari adalah mereka yang datang dari jauh dengan melakukan perjalanan Safar.

Adapun tetangga, teman dekat..

Dari Ahmad ada satu riwayat, sesungguhnya seorang tamu jika dia turun disuatu kaum dan mereka tidak menjamu tamunya, maka bagi tamunya berhak untuk mengambil harta mereka sebanding dengan jamuan tamunya, walaupun mereka tidak mengetahuinya, karena hadits ‘Uqbah bin ‘Amir radliallaahu ‘anhu bahwa dia berkata; “Kami bertanya; “Wahai Rasulullaah, sesungguhnya anda mengutus kami, lalu kami singgah di suatu kaum, namun mereka tidak menjamu kami, maka Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami: “Jika kalian singgah di suatu kaum, lalu mereka melayani kalian sebagaimana layaknya seorang tamu, maka terimalah layanan mereka. Jika mereka tidak melayani kalian, maka kalian boleh mengambil dari mereka hak tamu yang layak bagi mereka.” HR Bukhari dan Muslim.

🔹Siapa wajib jamu tamu?

🔹Menjamu tamu hukum nya wajib, baik yang datang itu tamu jauh maupun tamu dekat.

🔹Membutuhkan

1. Wajib terima tamu = 1 hari dan 1 malam.

2. Kalau Yang Safar – minimal3 hari.

✅ Adab terima tamu
1️⃣ Sambut dengan sapaan hangat -, Wajah ceria.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Adab Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

مَرْحَبًا بِالوَفْدِ، الَّذِينَ جَاءُوا غَيْر خَزَايَا وَلَا نَدَامَى

“Selamat datang kepada para utusan, yang mana mereka datang tidak akan dihinakan dan tidak pula mereka menyesal.” (HR. Bukhari)

2️⃣ Menempatkan tamu di kamar yang baik.

Sunnah nya kita perlu kamar tamu.

Abdullah bin Abbas menceritakan suatu hari Abu Bakar keluar di siang hari. Saat matahari sedang panas-panasnya. Umar melihat Abu Bakar, kemudian ia bertanya, “Apa yang menyebabkanmu keluar di jam-jam seperti ini Abu Bakar?” “Tidak ada alasan lain yang membuatku keluar (rumah), kecuali aku merasa sangat lapar”, jawab Abu Bakar. Umar menanggapi, “Aku pun demikian -demi Allah- tidak ada alasan lain yang membuatku keluar kecuali itu.”

Saat keduanya dalam keadaan demikian Rasulullah keluar dan menghampiri keduanya. Beliau bersabda, “Apa yang menyebabkan kalian keluar pada waktu seperti ini?” Keduanya mengatakan, “Tidak ada yang menyebabkan kami keluar kecuali apa yang kami rasakan di perut kami. Kami merasa sangat lapar.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Aku juga -demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya- tidak ada hal lain yang membuatku keluar kecuali itu. Ayo berangkat bersamaku.”

Ketiganya pun beranjak. Mereka menuju rumah Abu Ayyub al-Anshari.

Setiap hari, Abu Ayyub senantiasa menyediakan makanan untuk Rasulullah. Jika istri-istri beliau tidak punya sesuatu untuk dimakan, beliau biasa ke rumah Abu Ayyub. Ketika ketiganya sampai di rumah Abu Ayyub, istri Abu Ayyub, Ummu Ayyub, mengatakan, “Selamat datang Nabi Allah dan orang-orang yang bersama Anda”. Rasulullah bertanya, “Dimana Abu Ayyub?”. Abu Ayyub yang sedang bekerja di kebun kurma mendengar suara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia bersegera menuju rumahnya dan mengatakan, “Marhaban untuk Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya”.

Abu Ayyub berkata, “Wahai Rasulullah, waktu ini bukanlah waktu kebiasaan Anda datang ke sini.” “Benar,” jawab Rasulullah.

Abu Ayyub segera memetikkan beberapa tangkai kurma kering, kurma basah, dan kurma muda. Kemudian menawarkannya kepada Rasulullah, “Rasulullah, makanlah ini. Aku juga akan menyembelihkan hewan untukmu,” kata Abu Ayyub. “Kalau engkau mau menyembelih, jangan sembelih yang memiliki susu,” kata Rasulullah.

Abu Ayyub kemudian menghidangkan masakannya. Rasulullah mengambil sepotong daging dan meletakkannya pada roti. Kemudian beliau meminta Abu Ayyub, “Wahai Abu Ayyub, tolong antarkan ini untuk Fatimah karena telah lama ia tidak makan yang seperti ini.”

Setelah kenyang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Roti, daging, kurma kering, kurma basah, dan kurma muda.” Beliau menitikkan air mata. Kemudian bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya. Ini adalah kenikmatan, yang nanti akan ditanyakan di hari kiamat.”

🔹Jangan sekali-kali tanya mau makan apa tapi hidang yang terbaik.
Karena bisa jadi memberatkan diri.

3️⃣ Kalau bisa kita sendiri yang layani/hidang tamu itu sendiri.

4️⃣ Jangan cerita harga. Saat hidangkan tamu.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِا لْمَنِّ وَا لْاَ ذٰى ۙ كَا لَّذِيْ يُنْفِقُ مَا لَهٗ رِئَآءَ النَّا سِ وَلَا يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ 

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 264)

5️⃣ Dahulukan yang senior baru putar arah kanan.

Mendahulukan yg lebih tua kemudian yg sebelah kanan dalam memberikan jamuan.

 “Dari Sahl bin Sa’ad As-Saa’idii radhiyallaahu ‘anhu berkata:” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam diberi bejana yg berisi minuman lalu beliau meminum darinya, dan disebelah kanannya terdapat anak yg paling muda dikaum itu, dan orang-orang yg tua berada di sebelah kirinya, lalu beliau berkata:” wahai pemuda, apakah kamu memberikan idzin kepadaku untuk aku berikan kepada orang-orang yg tua ?, lalu pemuda itu menjawab:” aku tidak akan mendahulukan seorangpun atas keutamaanku darimu wahai Rasulullah, lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memberikannya” ( HR. Al-Bukhari dan Muslim )

 6️⃣ Tidak memaksakan diri.

Larangan berlebihan.

Pada suatu hari ada seorang tamu yang berkunjung ke rumah Salman Al Farisi maka beliau menjamu tamu tersebut sesuai dengan apa yang dimilikinya…

Lalu beliau mengatakan :

“Kalau bukan karena Rosulullah Sholallahu alaihi wasallam pernah melarang kami untuk memberatkan diri dalam menjamu tamu niscaya kami akan memaksakan diri untuk menjamu anda”.
HR Ahmad.

7️⃣ Jangan angkat makanan yang ada orang yang sedang makan.

Kecuali akan kita ganti dengan makanan yang lain.

8️⃣ Ajak ngobrol tamu.
Berbicara saat makan itu juga sunnah.
Termasuk ngobrol sampai malam (ada pengecualian larangan ngobrol setelah Isya).

9️⃣ Apabila tamu pamit, antarkan sampai keluar rumah, kalau bisa sampai kendaraan.

Semoga bermanfaat.

#sambung #silaturahmi #adab #tamu

##$$-aa-$$##

Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *