Diterbitkan pertama kali pada: 28-Jun-2020 @ 16:20

5 menit membaca

Kitab Riyadhus Shalihin bab 19 dan 20.
Ustadz Luthfi Abdul Jabbar
15 Rabi’ul Awal 1441H

ORANG YANG MEMULAI MEMBUAT SUNNAH YANG BAIK ATAU BURUK.

Sunnah secara bahasa adalah jalan.
Atau sunnah maksudnya contoh.
Bila baik maka dia juga mendapatkan pahala dari yang mengikutinya.. Demikian pula contoh buruk, maka dosa yang didapatkan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang orang yang berkata:

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al Furqaan [25]:74)

Imam = pemimpin, supaya menjadi contoh anggota yang dipimpinnya..

Ada pesan bahwa seorang ayah harus jadi contoh istri dan anaknya.

Sehingga dalam hal ini seorang ayah boleh menampakkan amalan kepada anggota keluarganya.

Allah menggunakan kaya

هَبْ لَنَا
Anugerahkan.

Allah berfirman,

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ

“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.”
(QS. Al Anbiyaa’ [21]:73)

Imam itu pemimpin dan untuk diikuti.

Syarat, untuk jadi kepemimpinan dalam agama.

1. Sabar
2. Yakin pada ayat-ayat Allah

Dalam sebuah hadits disebutkan, Dari Abu ‘Amr yaitu Jarir bin Abdullah radhiyallahu anhu, katanya:

“Kita pernah berada di sisi Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam pada tengah siang hari. Kemudian datanglah kepada beliau itu suatu kaum dengan pakaian yang minim, mengenakan pakaian bulu harimau – bergaris-garis lurik-lurik – atau mengenakan baju kurung, sambil menyandang pedang (siap perang) , umumnya mereka itu dari suku Mudhar, atau memang semuanya dari Mudhar, maka berubahlah wajah Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam karena melihat mereka yang dalam keadaan miskin itu. Kemudian beliau masuk – rumahnya, lalu keluar lagi, terus menyuruh Bilal untuk berazan.

Selanjutnya Bilal berazan dan beriqamat lalu mendirikan sholat, kemudian beliau berkhutbah.

Beliau Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam mengucapkan ayat An Nisa’ sampai ke akhir ayat, yaitu:

يا أَيُّهَا النّاسُ اتَّقوا رَبَّكُمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفسٍ واحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنها زَوجَها وَبَثَّ مِنهُما رِجالًا كَثيرًا وَنِساءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذي تَساءَلونَ بِهِ وَالأَرحامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كانَ عَلَيكُم رَقيبًا

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(QS. An Nisa’ [4]:1)

Allahu memotivasi untuk sedekah.

Beliau membacakan pula ayat yang dalam surat Al-Hasyr:

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلتَنظُر نَفسٌ ما قَدَّمَت لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبيرٌ بِما تَعمَلونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al Hasyr [59]:18)

Di saat itu ada orang yang bersedekah dengan dinarnya, dengan dirhamnya, dengan bajunya, dengan sha’ gandumnya, juga dengan sha’ kurmanya, sampai-sampai

Beliau bersabda:
“Sekalipun hanya dengan potongan kurma – juga baik.”

Selanjutnya ada pula orang dari kaum Anshar yang datang dengan suatu wadah yang tapak tangannya hampir-hampir tidak kuasa mengangkatnya, bahkan sudah tidak kuat. Selanjutnya beruntun-runtunlah para manusia itu memberikan sedekahnya masing-masing, sehingga saya dapat melihat ada dua tumpukan dari makanan dan pakaian, sampai-sampai saya melihat pula wajah Rasulullah Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam berseri-seri, seolah-olah wajah beliau itu bercahaya bersih sekali.

Kemudian beliau bersabda:
“Barangsiapa yang memulai membuat sunnah dalam Islam berupa amalan yang baik, maka ia memperoleh pahalanya diri sendiri dan juga pahala orang yang mengerjakan itu sesudah -sepeninggalnya – tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu. Dan barangsiapa yang memulai membuat sunnah dalam Islam berupa amalan yang buruk, maka ia memperoleh dosanya diri sendiri dan juga dosa orang yang mengerjakan itu sesudahnya – sepeninggalnya – tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu.”
(HR. Muslim)

Dalam hadits ini, contoh kebaikan adalah sedekah, yang sudah diajarkan..
Bukan amalan baru… Dan menurut Imam Nawawi adalah sunnah yang baik..

Bisa disebut sebagai pelopor kebaikan..

Seorang yang meninggal dan keluarga nya meratap maka mayat tersebut disiksa karena perbuatan keluarganya..
Hal ini karena si mayat telah meninggalkan contoh yang jelek.. (sunnah sayyi’ah).

Allah berfirman..
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ ناراً وقودها النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عليها مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدادٌ لاَّ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs.At Tahrim 6).

Kemaksiatan seorang pemimpin (ayah atau ibu) akan berdampak pada anggota (keluarganya)

وعن ابن مسعود رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ ‏ “‏ليس من نفس تقتل ظلماً إلا كان على ابن آدم الأول كفل من دمها لأنه كان أول من سن القتل‏”‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwasanya Nabi Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam bersabda:
“Tiada seseorangpun yang dibunuh secara penganiayaan, melainkan atas anak Adam – manusia yang pertama melakukannya itu -mempunyai tanggungan dari darahnya – semua jiwa yang terbunuh secara penganiayaan, sebab sesungguhnya ia adalah pertama-tama orang yang memulai membuat sunnah membunuh.”

Yang dimaksudkan ialah Qabil putera Nabiullah Adam a.s. yang membunuh saudaranya yakni Habil.”

Disebutkan Allah Ta’ala dalam firmanNya di Surah Al-Maidah:

۞ وَاتلُ عَلَيهِم نَبَأَ ابنَي آدَمَ بِالحَقِّ إِذ قَرَّبا قُربانًا فَتُقُبِّلَ مِن أَحَدِهِما وَلَم يُتَقَبَّل مِنَ الآخَرِ قالَ لَأَقتُلَنَّكَ ۖ قالَ إِنَّما يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ المُتَّقينَ
wautlu ‘alayhim naba-a ibnay aadama bialhaqqi idz qarrabaa qurbaanan fatuqubbila min ahadihimaa walam yutaqabbal mina al-aakhari qaala la-aqtulannaka qaala innamaa yataqabbalu allaahu mina almuttaqiina

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.”

Sunnah ada :

1. Sunnah syayiah – kejelekan
2. Sunnah hasanah, adalah menghidupkan ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

MEMBERIKAN PETUNJUK KEPADA KEBAIKAN DAN MENGAJAK KE ARAH HIDAYAH ATAU KE ARAH KESESATAN.
Dalam sebuah hadits..

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

من دل على خير فله مثل أجر فاعله‏”‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

“Barangsiapa yang memberikan petunjuk atas kebaikan, maka baginya adalah seperti pahala orang yang melakukan kebaikan itu.”
(Riwayat Muslim)

Hadits lain..

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئاً، ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام من تبعه لا ينقص ذلك من آثامهم شيئاً‏”‏ ‏

“Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu, sedang barangsiapa yang mengajak kearah keburukan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedrkitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu.”
(Riwayat Muslim)

Hadits lain..

Ali didatangkan di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berludah ke keduamatanya dan mendoakan untuk kesembuhannya, lalu iapun sembuhlah – kedua matanya, seolah-olah tidak pernah sakit sebelumnya. Selanjutnya beliau shallallahu alaihi wasallam memberikan bendera itu padanya.

Ali radhiyallahu anhu berkata: “Ya Rasulullah, apakah saya wajib memerangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita semua – yakni masuk Islam?”

Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab:
“Berjalanlah perlahan-lahan – tidak tergesa-gesa, sehingga engkau datang di halaman perkampungan mereka. Kemudian ajaklah mereka itu untuk masuk Islam dan beritahukanlah kepada mereka apa-apa yang wajib atas diri mereka dari hak-haknya Allah Ta’ala yang perlu dipenuhi. Demi Allah, niscayalah jikalau Allah memberikan petunjuk dengan sebab usahamu akan seseorang – satu orang saja, maka hal itu lebih baik bagimu daripada memiliki unta-unta yang merah-merah – kiasan harta yang amat dicintai oleh bangsa Arab.”
(Muttafaq ‘alaih)

Maka, jadikan akun medsos kita untuk sebarkan kebaikan,dan hati-hati untuk menyebarkan keburukan..

##$$-aa-$$##

Bagikan Catatan:

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *