Diterbitkan pertama kali pada: 12-Jul-2020 @ 21:36

9 menit membaca

Kitabul Jami’ # Doa dan Dzikir ke#2
Ustadz Dr Firanda Andirja, Lc MA
22 Dzulqaidah 1441 H

1. *Hadits 1*

عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَاَللَّهُ أَكْبَرُ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ.” أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ، وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ، وَالْحَاكِمُ.

Dari Abu Sa‘id al Khudri Radiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda:

“Bacaan-bacaan yang kekal dan baik ialah ‘La ilaha illallah, Subhanallah, Allahu Akbar, Alhamdulillah, dan La haula wala quwwata illa billah’

(Tidak ada Tuhan selain Allah, Mahasuci Allah, Allah Mahabesar, Segala puji milik Allah, dan Tidak ada daya serta kekuatan sama sekali kecuali dengan izin Allah).” (HR. an Nasai)).

Allah berfirman,

ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَـٰقِيَـٰتُ ٱلصَّـٰلِحَـٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًۭا وَخَيْرٌ أَمَلًۭا
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabb-mu serta lebih baik untuk menjadi harapan. Qs Al Kahfi ayat 46.

الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ

Adalah 5 dzikir, seperti dalam hadits ini.

الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَاَللَّهُ أَكْبَرُ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Bacaan-bacaan yang kekal dan baik ialah,

‘La ilaha illallah, Subhanallah, AllahuAkbar, Alhamdulillah, dan La haula wala quwwata illa billah’

Tidak ada Tuhan selain Allah, Mahasuci Allah, Allah Mahabesar, Segala puji milik Allah, dan Tidak ada daya serta kekuatan sama sekali kecuali dengan izin Allah)

Metode tafsir, menafsirkan ayat dengan hadits

*Kenapa lebih baik dari harta dan anak2? Para ulama menyebutkan.*

1. *Dzikir itu- ٱلْبَـٰقِيَـٰتُ ٱلصَّـٰلِحَـٰتُ -semua orang bisa meraih nya*, adapun harta dan anak-anak belum tentu bisa didapatkan.

2. *Dzikir itu – ٱلْبَـٰقِيَـٰتُ ٱلصَّـٰلِحَـٰتُ -abadi* , sedang harta dan anak-anak tidak abadi. Dzikir 2 bisa bersama dalam alam kubur.

3. *Dzikir-dzikir – ٱلْبَـٰقِيَـٰتُ ٱلصَّـٰلِحَـٰتُ -itu ganjaran kenikmatan nya sempurna*, sementara harta dan anak-anak terbatas.

الْحَمْدُ لِلَّهِ
Allah dipuji karena,

+ Dzat, sifat-sifat dan perbuatan Nya.
++ Nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita.

2. *Hadits 2*

وَعَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم :

“أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ، لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.

Dari Samurah bin Jundab Radiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda:

“Ucapan yang paling disukai Allah Subhanahuwata‘ala itu ada empat, tidak akan merugikanmu dari manapun kamu memulainya, yaitu ‘Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, dan Allahu Akbar’ (Mahasuci Allah segala puji bagi Allah, Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar.” (HR. Muslim)

Berarti Allah memiliki sifat mencintai, (Allah juga dicintai).

*Diantara yang Allah cintai:*

1. Amal sholeh (dzikir)
2. Sebagian hamba-hamba-Nya (wali Allah)
3. Tempat-tempat tertentu (masjid)

Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam akan beri bendera kepada orang yang Allah cintai, yaitu Ali.

Dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu anhu , ia mengatakan : Sesungguhnya pada hari perang Khaibar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

(لأُعْطِيَنَّ هَذِهِ الرَّايَةَ غَداً رَجُلاً يَفْتَحُ اللهُ عَلَى يَدَيْهِ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ، وَيُحِبُّهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ) قَالَ : فَبَاتَ النَّاسُ يَدُوْكُوْنَ لَيْلَتَهُمْ أَيُّهُمْ يُعْطَاهَا ؟ فَلَمَّا أَصْبَحَ النَّاسُ غَدَوْا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ –صلى الله عليه وسلم- كُلُّهُمْ يَرْجُو أَنْ يُعْطَاهَا، فَقَالَ : (أَيْنَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ؟) فَقِيْلَ : هُوَ يَا رَسُوْلَ اللهِ يَشْتَكِي عَيْنَيْهِ، قَالَ : (فَأَرْسِلُوْا إِلَيْهِ) فَأُتِيَ بِهِ فَبَصَقَ فِي عَيْنَيْهِ وَدَعَا لَهُ فَبَرَأَ كَأَنْ لَمْ يَكُنْ ِبهِ وَجَعٌ، فَأَعْطَاهُ الرَّايَةَ “

Sesungguhnya aku akan memberikan bendera (komando) ini besok kepada seseorang yang melalui kedua tangannya Allah akan memberikan kemenangan. Ia menyintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah serta Rasul-Nyapun menyintainya”

Sahl berkata : Maka orang-orangpun berjaga pada malam hari itu, membicarakan siapa yang (besok) akan diberi bendera. Ketika pagi hari tiba, maka mereka bersegera menuju Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , masing-masing berharap akan diberi bendera.

Maka Nabi bersabda : “Dimana Ali bin Abi Thalib?” Lalu dijawab : Dia sedang menderita sakit kedua matanya wahai Rasulullah. Beliau bersabda : “Utuslah, jemputlah ia”. Maka didatangkanlah Ali, lalu Nabi meludahi kedua matanya dan mendoakannya. Maka sembuhlah seakan-akan tidak pernah ada penderitaan pada Ali. Maka Nabipun memberikan bendera kepada Ali. HR Bukhari

Metode Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebut bilangan, maksudnya agar diperhatikan..

Urutan 4 dzikir itu bisa tidak urutan..

3. *Hadits 3*

عَنْ أَبِيْ مُوْسَى اَلأَشْعَرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ! أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ الْجَنَّةِ؟ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ.” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Musa al Asy‘ari Radiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam berkata kepada saya:

“Wahai ‘Abdullah Ibnu Qais, maukah kamu aku tunjukkan suatu simpanan di antara simpanan-simpanan surga?

Yaitu ‘La haula wala quwwata illa billah.’ (Tidak ada daya serta kekuatan sama sekali kecuali dengan izin Allah).” (Muttafaqun ‘alaih).

Imam Nasai menambahkan – Tidak ada tempat bersandar dari Allah kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Perkataan tersebut (Haulaqah).
1. Pahalanya sangat besar yang disimpan Allah untuknya

2. Sebab masuk surga

Makna
لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Haul = Perpindahan atau perubahan
Kuwah = daya atau kekuatan

*Arti Umum*: semua perubahan/Perpindahan/gerakan yang terjadi di langit/di bumi/alam semesta semuanya dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Imam Nawawi – menjelaskan ini adalah kalimat pasrah kepada Allah.

*Arti Khusus*, tidak ada perubahan dari maksiat kepada ketaatan, dari sulit kepada kemudahan, dari malas kepada rajin dll, kecuali atas izin Allah.

Ketika muadzin berkata..
Hayya’alashshalaah (2x)
Hayya’alalfalaah (2x)
Maka kita jawab.

لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

kemudian maksud dari..
وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Tidak ada kekuatan apapun untuk bergerak, bertindak, berpindah kecuali atas izin Allah.

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa doa ini sangat dianjurkan kita baca erutama bila kita dalam ketakutan, terdesak.. Dll.

Imam Nasai menambahkan – Tidak ada tempat bersandar dari Allah kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ini juga berkaitan saat menyikapi takdir Allah.

4. *Hadits 4*

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رضي الله الهم عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: “إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ.” رَوَاهُ الْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ.

Dari Nu’man bin Basyir Radiyallahu anhuma dari Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam beliau bersabda:

“Sesungguhnya do‘a adalah ibadah.”

(Diriwayatkan oleh imam empat [Abu Daud, an Nasai, at Tirmidzi, dan Ibnu Majah]. Hadits ini dishahihkan oleh at Tirmidzi).

Doa, itulah ibadah..

Ini menunjukkan Agungnya ibadah. Seluruh ibadah kembali kepada Doa.

Mirip dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa Haji itu wukuf di Arafah.

Ada hadits lain yang dhaif, doa intisari ibadah riwayat Anas bin Malik.

*Doa.. ada 2 kemungkinan:*

1. Dikabulkan, ini yang diharapkan.

2. Tidak dikabulkan, tetap dapat pahala karena doa adalah intisari ibadah.

Dalam sebuah hadits disebutkan:
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal:
(1) Allah akan segera mengabulkan do’anya,
(2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan
(3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad, 3:18. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini jayyid.)

*Faidah*
1. Dianjurkan untuk sering berdoa..
{وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60) }

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” qs Al Mukmin ayat 60.

2. Banyak berdoa saat sujud karena itu saat kita dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Syirik yang paling besar adalah saat berdoa.

5. *Hadits 5*
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة

“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)

*Waktu-waktu mustajab untuk berdoa:*
1. *Pada hari Jumat*
dalam sebuah hadits disebutkan:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari & Muslim)

*Pendapat pertama*, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:

هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة

“Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim).

*Pendapat kedua*, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:

يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر

“Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, Tirmidzi).

2. *Sepertiga malam terakhir..*
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari & Muslim)

3. *Ketika terjaga di malam hari*
Dari ‘Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَن تَعارَّ من الليل فقال: لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ ولهُ الْحَمْدُ وهُوَ على كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، الحمدُ للهِ، وسبحانَ اللهِ، ولا إله إلا اللهُ، واللهُ أَكْبَرُ، ولا حَوْلَ ولا قُوَّةَ إلا بِاللهِ، ثم قال: اَللّهُمَّ اغْفِرْ لي – أو دعا – استُجِيبَ له، فإنْ توضأ وصلى قُبِلتْ صلاتُه

“Barangsiapa yang terjaga di malam hari, kemudian dia membaca (zikir tersebut di atas):

لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ ولهُ الْحَمْدُ وهُوَ على كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، الحمدُ للهِ، وسبحانَ اللهِ، ولا إله إلا اللهُ، واللهُ أَكْبَرُ، ولا حَوْلَ ولا قُوَّةَ إلا بِاللهِ
Segala puji bagi Allah Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu, segala puji bagi Allah, maha suci Allah, tiada sembahan yang benar kecuali Allah, Allah maha besar, serta tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah, kemudian dia mengucapkan:

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لي
“Ya Allah, ampunilah (dosa-dosa)ku“, atau dia berdoa (dengan doa yang lain), maka akan dikabulkan doanya, jika dia berwudhu dan melaksanakan shalat maka akan diterima shalatnya” HR.Bukhari.

4. *Ketika bertemu pasukan perang..*
Dalam sunan Abu Dawud:

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ يَعْقُوبَ الزَّمْعِيُّ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ، أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ، وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا»، قَالَ مُوسَى، وَحَدَّثَنِي رِزْقُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «وَوَقْتُ الْمَطَرِ»

Al Hasan bin Ali menuturkan kepadaku, Ibnu Abi Maryam menuturkan kepadaku, Musa bin Ya’qub Az Zam’i menuturkan kepadaku, dari Sahl bin Sa’d ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “dua waktu yang doa ketika itu tidak tertolak, atau sangat sedikit sekali tertolaknya, yaitu: ketika adzan dan ketika perang saat kedua pasukan bertemu“.

Musa (bin Ya’qub Az Zam’i) mengatakan: Rizq bin Sa’id bin Abdirrahman menuturkan kepadaku, dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa’d, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: “dan ketika turun hujan“.

5. *Saat turun hujan* – lihat no 4.

6. *Sedang sujud*

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( أَقْرَبُ مَا يَكُونُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.” HR Muslim.

7. *Antara adzan dan iqomah* lihat hadits di atas

8. *Puasa*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ﺛَﻼَﺛَﺔٌ ﻻَ ﺗُﺮَﺩُّ ﺩَﻋْﻮَﺗُﻬُﻢُ ﺍﻹِﻣَﺎﻡُ ﺍﻟْﻌَﺎﺩِﻝُ ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻔْﻄِﺮَ ﻭَﺩَﻋْﻮَﺓُ ﺍﻟْﻤَﻈْﻠُﻮﻡِ ‏

“Ada tiga do’a yang tidak tertolak: (1) doa pemimpin yang adil, (2) doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka, (3) doa orang yang terzhalimi.” HR. Tirmidzi

9. *Di dzalimi*,lihat di atas.

10. *Saat lailatul qadr*
Dari Aisyah Radhiallahu’anha:

قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:

اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku ”(HR. Tirmidzi,Ibnu Majah,“Hasan Shahih”)

Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.

6. *Hadits 6*
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ

“Sesungguhnya Allah itu sangat pemalu dan Maha Pemurah. Ia malu jika seorang lelaki mengangkat kedua tangannya untuk berdoa kepada-Nya, lalu Ia mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa” (HR. Abu Daud ,At Tirmidzi 3556, shahih)

Ini dalil, adab berdoa adalah angkat tangan,Yang penting angkat tangan, boleh depan dada atau lainnya..

Dengan angkat tangan, artinya saat memohon..

Kecuali dzikir yang tidak disyariatkan angkat tangan misal doa sebelum makan, setelah makan, doa sehabis wudhu, doa keluar rumah.. Saat sujud..
Juga saat khutbah Jumat.. (hanya angkat jari).

Allah mempunyai sifat Malu karena saking baiknya bukan dibangun atas kekurangan.

Berdoa Husnudzon bahwa akan dikabulkan..
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan,

“ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ“

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa sungguh Allah biasanya tidak mengabulkan doa yang keluar dari hati yang tidak konsentrasi dan lalai”. HR. Tirmidzy dari Abu Hurairah.

Doa dikabulkan asal tidak tergesa-gesa.
Nabi –shallallaahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda:

لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ قَالَ: يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِى فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

“Doa seorang hamba akan senantiasa dikabulkan, selama dia berdo’a bukan untuk keburukan atau memutus tali silaturahim dan selama dia tidak tergesa-gesa dalam berdo’a. Kemudian seseorang bertanya, ‘Ya Rasulallah, apa yang dimaksud tergesa-gesa dalam berdo’a ?’. Kemudian Rasulullah menjawab, yaitu seseorang yang berkata, ‘Sungguh aku telah berdo’a dan berdo’a, namun tak juga aku melihat do’aku dikabulkan’, lalu dia merasa jenuh dan meninggalkan do’a tersebut”. (HR Muslim)

7. * Haidits 7*

Umar bin Al Khathab radhiallahu’anhu, ia berkata:
” كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ لَمْ يَحُطَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ “

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila mengangkat kedua tangannya saat berdo’a, beliau tidak menurunkannya hingga beliau mengusap wajahnya terlebih dahulu dengan kedua telapak tangannya”

Nabi menjulurkan tangan sampai Nabi usap muka..

Hadits ini dhaif, tapi ada syawahid yang kuatkan..

Hadits tentang usap wajah dengan kedua tangan setelah doa,

1. Hadits Umar bin Khaththab, sangat dhaif

2. Ibnu Abbas, juga dhaif.
dari Ibnu Abbas, beliau berkata:Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إِذَا دَعَوْتَ اللَّهَ فَادْعُ بِبَاطِنِ كَفَّيْكَ ، وَلَا تَدْعُ بِظُهُورِهِمَا ، فَإِذَا فَرَغْتَ ، فَامْسَحْ بِهِمَا وَجْهَكَ “

“jika engkau berdoa kepada Allah maka berdoalah dengan telapak tanganmu dan bukan dengan punggung tanganmu. Dan jika engkau selesai, maka usaplah wajahmu dengan keduanya” (Dhaif)

Dhaif + dhaif jadi hasan karena dikuatkan yang lain.

*Ada khilaf, di kalangan ulama*:

1. Sunnah, Ibnu Hajar

2. Boleh, Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin, tidak boleh mengingkari orang yang melakukannya.

3. Bid’ah, tidak bisa dihasankan, karena hadits Ibnu Abbas, sangat dhaif..

Ustadz lebih condong pada pendapat ketiga.
Karena tidak Ada hadits shahih yang menyebutkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah berdoa dengan mengusap wajah.

$$##-aa-##$$

Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *