4 menit membaca

🗞️ *HAKIKAT KEHIDUPAN DUNIA*
Ustadz Muhammad Anwar, Lc MPd
7 Muharam 1446H / 14.07.2024
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima

➡️ Fase kehidupan
1. Rahim
2. Dunia (hanya sebentar, seperti yang telah Nabi ﷺ kabarkan, yaitu antara 60-70 tahun, hanya sedikit yang lebih dari itu).
3. Alam Barzakh dst

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggambarkan hakikat kehidupan dunia,

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌۭ وَلَهْوٌۭ وَزِينَةٌۭ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌۭ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَـٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّۭا ثُمَّ يَكُونُ حُطَـٰمًۭا ۖ وَفِى ٱلْـَٔاخِرَةِ عَذَابٌۭ شَدِيدٌۭ وَمَغْفِرَةٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌۭ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Surat Al-Hadid (57) Ayat 20

Tahap

لَعِبٌۭ

Permainan,

وَلَهْوٌۭ

Usia yang melalaikan – 10-15 tahun

وَزِينَةٌۭ

Mulai senang dengan hiasan

وَتَفَاخُرٌۢ

Mulai tingkat kesuksesan (dunia).

Mudah kita jumpai orang-orang yang sedang menikmati masa sukses meninggal dunia..

✅ Kehidupan dunia hanya sebentar,

Allah berfirman,

فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ

“Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” [at-Taubah/9:38].

Dalam sebuah hadits,

عَنِ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ شَدَّادٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَاللهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِي الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ ؟

Dari al-Mustawrid bin Syaddad raḍiyallāhu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah ﷺ  bersabda, ‘Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan dengan akhirat melainkan ibarat seseorang yang mencelupkan jari teluntuknya ke dalam lautan, lihatlah apa yang tersisa di jarinya bila dikeluarkan dari laut’?” HR Muslim.

✅ Dunia dan isinya pada dasarnya terlaknat, kecuali sebagian.

Rasulullah ﷺ  bersabda:

{ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ }

“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, *kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i*.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)

✅ Dunia itu hina.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjelaskan hinanya dunia di tempat yang biasanya orang-orang lalai yaitu pasar.

Dunia itu juga lebih jelek daripada bangkai kambing. Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu:

أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ فِي السُّوقِ دَاخِلا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ، وَالنَّاسُ كَنَفَيْهِ، فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ، فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ، ثُمَّ قَالَ: أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟، فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ، وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟، قَالَ: أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ ؟، قَالُوا: لا، قَالَ ذَلِكَ لَهُمْ ثَلاثًا، فَقَالُوا: لا وَاللَّهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا لَكَانَ عَيْبًا فِيهِ أَنَّهُ أَسَكُّ وَالأَسَكُّ: الَّذِي لَيْسَ لَهُ أُذُنَانِ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟، قَالَ: فَوَاللَّهِ، لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مَنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

Bahwasanya Rasulullah ﷺ berjalan melewati pasar sedang manuisa berada di sisi beliau. Beliau berjalan melewati anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil dan telah mati. Sambil memegang telinganya beliau bersabda:

“Siapa di antara kalian yang suka membeli ini seharga satu dirham?”

Orang-orang berkata: “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” Maka beliau bersabda:

“Apakah kalian suka jika ini menjadi milik kalian?” Orang-orang berkata: “Demi Allah, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, kerena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?” Maka beliau bersabda:

“*Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian*.” (HR Muslim)

❌ Dunia yang hina ini, kadang membuat orang rela menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Ada yang sampai putus silaturahim..

✅ Dunia tidak lebih dari sayap nyamuk.

Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi)

✅ Dunia bagaikan makanan yang kita makan.. Akhirnya jadi kotoran.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“إِنَّمَا دُنْيَا كَفَافٌ وَخَيْرُ كَفَافِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ”

Terjemahannya: “Sesungguhnya dunia itu bagaikan barang yang segera dimakan oleh bangkai, dan sebaik-baik bagian dunia adalah wanita shalihah.”
HR Tirmidzi

❓ Sikap kita agar dunia tidak jadi orientasi hidup kita.

1. Jadikan dunia kita sebagai sarana untuk dapatkan akhirat.

Jangan dilalaikan oleh dunia.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

رِجَا لٌ لَّا تُلْهِيْهِمْ تِجَا رَةٌ وَّلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَاِ قَا مِ الصَّلٰوةِ وَ اِيْتَآءِ الزَّكٰوةِ ۙ يَخَا فُوْنَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيْهِ الْقُلُوْبُ وَا لْاَ بْصَا رُ 

“orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual-beli dari mengingat Allah, melaksanakan sholat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),”
(QS. An-Nur 24: Ayat 37)

Untuk itu ada ajaran untuk berdoa sebelum masuk pasar, Mall, Terminal, Bandara Dan Pusat Keramaian Lainnya

لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamd, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa yamuut, biyadihil khoir, wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir.

Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan, bagiNya segala pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan mati. Di tanganNya kebaikan. Dia-lah Yang Maha kuasa atas segala sesuatu.
HR. Tirmidzi, Al Hakim.

Saat bekerja tambahkan niat untuk mendapatkan akhirat.

2. Cari dunia secukupnya. Yang diperlukan saja.

Dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma:

دَخلَ عمرُ بنُ الخطَّابِ رضيَ اللَّهُ عنهُ علَى النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ وَهوَ علَى حَصيرٍ قد أثَّرَ في جنبِهِ فقالَ: يا رَسولَ اللَّهِ، لوِ اتَّخذتَ فِراشًا أَوثرَ مِن هذا فقالَ: ما لي ولِلدُّنيا وما لِلدُّنيا وما لي، والَّذي نَفسي بيدِهِ ما مَثَلي ومَثَلُ الدُّنيا إلَّا كَراكبٍ سارَ في يَومٍ صائفٍ فاستَظلَّ تحتَ شَجرةٍ ساعةً من نَهارٍ ثمَّ راحَ وترَكَها

“Umar bin Khattab datang ketika beliau sedang tidur di atas tikar yang membuat bekas pada kulit beliau di bagian sisi.

Sontak Umar pun berkata: “Wahai Nabi Allah! Andaikan engkau menggunakan permadani tentu lebih baik dari tikar ini”.

Maka beliau pun bersabda: “Apa urusanku terhadap dunia? Permisalan antara aku dengan dunia bagaikan seorang yang berkendaraan menempuh perjalanan di siang hari yang panas terik, lalu ia mencari teduhnya di bawah pohon beberapa saat di siang hari, kemudian ia istirahat di sana lalu meninggalkannya” (HR Tirmidzi).

Padahal Nabi ﷺ mampu untuk mencapai kekayaan. Dan tidak ada larangan untuk punya kekayaan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِيْنَةَ اللّٰهِ الَّتِيْۤ اَخْرَجَ لِعِبَا دِهٖ وَا لطَّيِّبٰتِ مِنَ الرِّزْقِ ۗ قُلْ هِيَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا خَا لِصَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

“Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik?” Katakanlah, “Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari Kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 32)

3. Manfaatkan sisa umur sebaik-baiknya.
Allah sudah memberikan isyarat akan datangnya kematian. Rambut beruban, mulai sakit-sakitan dst.

Semoga bermanfaat.

#dunia #bangkai #sayap #nyamuk

##$$-aa-$$##

Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin Umroh Nyaman Sesuai Tuntunan Rasulullah?