Diterbitkan pertama kali pada: 26-Feb-2023 @ 07:27

4 menit membaca

*ADAB DALAM BERTEMAN*
Ustadz Muhammad Anwar, Lc MPd
6 Sya’ban 1444H / 26 Feb 2023
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima Bekasi

Dalam Islam, pertemanan diatur, karena teman akan memberi pengaruh besar baik di dunia maupun di akhirat.

Allah berfirman,

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Allah mengecualikan pertemanan yang didasari karena ketakwaan.

➡️ *ADAB BERTEMAN*

1️⃣ Carilah teman yang paling baik agamanya. Luaskan relasi kita, ini lah bisnis yang akan Untung kan kita di akhirat kelak.

Dalam pepatah arab pernah disebutkan,

الصَاحِبُ سَاحِبٌ

“Seorang teman akan menggeret (mempengaruhi temannya)”

Umar bin Khaththab mengatakan setelah Islam, nikmat yang selanjutnya adalah nikmat berteman yang baik.

Umar bin Khattab berkata,

ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به

“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-erat.” 

Ini sesuai dengan nasihat Nabi shallallahu alaihi wasallam,

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, shahih)

Jangan habis waktu dengan teman-teman yang buruk agamanya, secukupnya saja.

Teman-teman yang baik akan memberi syafaat atau pertolongan di akhirat kelak.

🔸Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat di hari kiamat,

“Demi Allah Yang jiwaku ada di tanganNya. Tidak ada seorangpun diantara kamu yang lebih bersemangat di dalam menyerukan permohonannya kepada Allah untuk mencari cahaya kebenaran, dibandingkan dengan kaum Mu’minin ketika memohonkan permohonannya kepada Allah pada hari Kiamat untuk (menolong) saudara-saudaranya sesama kaum Mu’minin yang berada di dalam Neraka.

Mereka berkata : “Wahai Rabb kami, mereka dahulu berpuasa, shalat dan berhaji bersama-sama kami”.

Maka dikatakan (oleh Allah) kepada mereka : “Keluarkanlah oleh kalian (dari Neraka) orang-orang yang kalian tahu!” Maka bentuk-bentuk fisik merekapun diharamkan bagi Neraka (untuk membakarnya). Kemudian orang-orang Mu’min ini mengeluarkan sejumlah banyak orang yang dibakar oleh Neraka sampai pada pertengahan betis dan lututnya.

Kemudian orang-orang Mu’min ini berkata: “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi di Neraka seorangpun yang engkau perintahkan untuk mengeluarkannya”. Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat satu dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)!”

Maka merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang dari Neraka. Kemudian mereka berkata lagi : “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi seorangpun yang kami sisakan dari orang yang Engkau perintahkan untuk kami mengeluarkannya”.

Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang.

Selanjutnya mereka berkata lagi : “Wahai Rabb kami, tidak ada seorangpun yang Engkau perintahkan, kami sisakan (tertinggal di Neraka)”. Allah berfirman: “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah, maka keluarkanlah (dari Neraka)”.

Maka merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang. Kemudian mereka berkata : “Wahai Rabb kami, tidak lagi kami menyisakan di dalamnya seorangpun yang mempunyai kebaikan”.

Pada waktu itu Abu Sa’id al Khudri mengatakan: “Apabila kalian tidak mempercayai hadits ini, maka jika kalian suka, bacalah firman Allah (yang artinya): “Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi seseorang meskipun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar”. (an Nisaa’/4 : 40) … al Hadits“.
[HR. Bukhari dan Muslim]

2️⃣ Berusaha untuk saling meminta nasihat dan memberi nasihat.

Menasihati teman itu harus melihat kondisi dan situasi.

Memberi nasihat harus dengan cara, sikap yang baik.

3️⃣ Cintailah teman yang kita kenal karena Allah Ta’ala.

Pertemanan harus dibangun atas Allah.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallabersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
(Salah satunya)

(4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,
HR Bukhari dan Muslim

4️⃣ Berusaha untuk untuk saling memberi hadiah

Jiwa ini secara tabiat akan senang pada orang yang berbuat baik kepada kita.

Nabi shallallahu alaihi wasallam mengajarkan, “Wahai para wanita muslimah, jangan sekali-kali seorang tetangga menganggap remeh untuk memberikan hadiah kepada tetangganya walaupun hanya ujung kaki kambing” (HR. Bukhari-Muslim).

Walaupun hadits ini ditujukan untuk muslimah, namun hadits ini berlaku umum, untuk para lelaki juga.

Ingatlah pada hadits bagaimana Rasulullah ﷺ yang mempersaudarakan sahabat Muhajirin dan sahabat Anshar.

Ambillah IBROH dari kisah persaudaraan antara Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Rabi’. Abdurrahman tidak menerima hadiah besar dari Sa’ad, dan hanya minta ditunjukkan jalan menuju pasar (yang dikuasai Yahudi dari Bani Qainuqa) dan akhirnya Abdurrahman menjadi salah sahabat yang kaya raya yang hartanya banyak digunakan untuk membantu kaum muslimin.

Semoga bermanfaat,

##$$-aa-##$$

Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *