TAFSIR # AL BAQARAH (163-165)
Diterbitkan pertama kali pada: 08-Jul-2020 @ 20:52
5 menit membacaTAFSIR ALQURAN – Al Baqarah 163-165
Ustadz Muhammad Shoim.
8 Rab’ul Akhir 1440H
{وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (163) }
Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa: tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat ini berkaitan dengan Tauhid Uluhiyah, meng-ESA-kan Allah.
Di dalam sebuah hadis:
عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يزيد بْنِ السَّكَنِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: “اسْمُ اللَّهِ الْأَعْظَمُ فِي هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ: {وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ} وَ {الم * اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ}
dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid ibnus Sakan, dari Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam, disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda, “Nama Allah Yang Maha Agung terdapat di dalam dua ayat berikut,” yakni firman-Nya: Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah: 163). Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup Kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. (Ali Imran: 1-2)
Sebagian ulama mendhaifkan hadist ini karena ada perawi bernama Syahr ibnu Hausyab.
Tidak ada nama khusus Allah, الْأَعْظَمُ, karena semua nama Allah adalah Maha Agung.
Abu Hanifah, menyebutkan Lafdul Jalalah, yaitu Allah adalah nama Allah yang paling Agung.
Imam Nawawi dan Syaikh Al Utsaimin menyebutkan nama yang paling Agung, “Ya Hayyu ya Qayyum….”,
Ada juga yang tetap menetapkan nama paling Agung, Ar Rahman Ar Rahim… berdasarkan hadist lain yang sahih (Nama Allah paling Agung ada dalam tiga surat : Al Baqarah, Ali Imran, Thoha).
Ayat selanjutnya sebagai dalil Rububiyah Allah..
{إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (164) }
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Allah yang menciptakan dan mengatur siang dan malam.
{لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ}
Tidaklah mungkin matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin: 40)
Adakalanya yang ini panjang dan yang itu pendek, dan adakalanya yang ini mengambil sebagian waktu dari yang itu. Demikianlah set-rusnya secara bergantian, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ}
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. (Al Hajj: 61, Luqman: 29, Fathir: 13, Al-Hadid: 6)
Demikian juga kita bisa ambil pelajaran dari kapal di laut.
{وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ}
Bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia. (Al-Baqarah: 164)
Yakni Allah menundukkan laut agar dapat membawa berlayar perahu-perahu dan kapal dan menahan dengan jangkar.
Allah yang mengatur air untuk bumi..
{وَمَا أَنزلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا}
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya. (Al-Baqarah: 164)
Ayat ini semakna dengan ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
وَآيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْناها وَأَخْرَجْنا مِنْها حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ- إلى قوله- وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka darinya mereka makan —sampai dengan firman-Nya, “Maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”—(Yasin: 33-36).
Allah juga menjadikan Hewan-hewan.
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
{وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ}
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan. (Al-Baqarah: 164)
Dan Allah lah menjamin rezeki mereka..
وَما مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُها وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّها وَمُسْتَوْدَعَها كُلٌّ فِي كِتابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Hud: 6)
Rezeki itu mengejar kita, melebihi ajal yang mengejar kita..
Orang yang rezeki nya serat kemungkinan mereka menjadikan dunia tujuan hidupnya..
“Sesungguhnya rezeki itu akan mencari seseorang dan bergerak lebih cepat daripada ajalnya.” HR. Thabrani
{وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ}
dan pengisaran angin. (Al-Baqarah: 164)
Yakni adakalanya datang membawa rahmat, dan adakalanya datang membawa bencana. Adakalanya angin datang membawa tanda yang menggembirakan, yaitu awan yang mengandung hujan; adakalanya angin menggiringnya dan menghimpunkannya; dan adakalanya mencerai-beraikannya, lalu mengusirnya.
الرِّيَاحِ
Adalah bentuk jamak artinya rahmat, bila disebut dalam bentuk tunggal rih ال ريح
Maka ini azab. Jadi rahmat lebih banyak daripada azab.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
{وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ}
dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi.(Al-Baqarah: 164)
Yakni bergerak antara langit dan bumi, ditundukkan menuju tempat-tempat yang dikehendaki oleh Allah dan dipalingkan menurut apa yang dikehendaki-Nya.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
{لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ}
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Al-Baqarah: 164)
Yakni dalam kesemuanya itu benar-benar terdapat tanda-tanda yang jelas menunjukkan keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kebesaran kekuasaan-Nya.
Maka, kita tidak boleh menjadikan tandingan kepada Allah. Syirik adalah kedzoliman yang paling besar.
Abdullah ibnu Mas’ud yang menceritakan hadis berikut:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: “أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خلَقَك”
Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?” Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Bila kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakan kamu.”
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Qs Al Baqarah 165.
Syirik itu tidak hanya terjadi pada sesembahan, tapi juga dalam hal kecintaan.
{وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ}
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)
Demikian itu karena mereka cinta kepada Allah, makrifat kepada-Nya, mengagungkan-Nya, serta mengesakan-Nya; dan mereka sama sekali tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, melainkan hanya menyembah-Nya semata dan bertawakal kepada-Nya serta kembali kepada-Nya dalam semua urusan mereka.
Ikatan iman terkuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.. Al wala wal bara..
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
QS Ali Imran 34.
Harta itu bahasa Arab mal, asal kata ميل Artinya condong.. Sehingga kita condong kepada hatta.
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengancam orang-orang yang mempersekutukan diri-Nya, yang berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
{وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا}
Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya. (Al-Baqarah: 165)
##$$-aa-$$##